Pertemuan antara Zahra dan Gabriel di kamar kakek membuat emosi Gabriel semakin tinggi, seenaknya kakek mau menikahkan dia dengan wanita jelek.
“Kakek memang sudah pikun, dikiranya aku siapa… seenaknya mau menikahkan aku dengan wanita jelek yang wajahnya aja hampir seperempat tertutup luka bakar” kata Gabriel mengoceh disebuah club malam.
“Hey Baby, tumben siang – siang kemari” Gabriel melihat Helga, wanita pemilik Club Malam dengan pakaian super sexy datang menggodanya.
“Gue butuh pelampiasan” Gabriel menarik Helga dan merebahkannya di meja.
“Wow wow santai beb, ini masih siang.. apa kata anak buah aku kalo lihat Maminya digarap tamu di siang bolong”
“Ah bodoh, lo turutin kemauan gue, berapapun akan gue bayar” Gabriel mengeluarkan dompet dan melemparkan segepok duit kearah wanita itu.
“Thank Beb, lakukan apa yang hendak kamu lakukan”
Gabriel melepaskan baju Helga dan mulai menidurinya, jangan dianggap Gabriel melakukan itu karena cinta, bukan baginya wanita itu hanya tempat melampiaskan nafsunya. Tak ada kelembutan dan hanya erangan kesakitan yang terdengar di ruang vvip itu.
“Terima kasih” Gabriel mencabut alat pengaman dan membuangnya begitu saja, walau dia penyuka sex tapi dia tau setiap melakukan dengan wanita liar seperti Helga dia wajib menggunakan pengaman.
“Gue akan transfer kekurangannya”
“Don’t worry Beb, kapan pun kamu mau aku puaskan silahkan datang kesini” Helga mengambil bajunya dan meninggalkan Gabriel yang terduduk karena kelelahan.
“Carikan aku gadis muda dan antarkan kerumahku malam ini” Gabriel sengaja menyewa gadis muda untuk dibawanya ke rumah kakek untuk melihat apa reaksi wanita jelek itu melihat calon suaminya pulang dengan wanita lain.
****
Semenjak keinginan Kakek menikahkan Gabriel dengan Zahra, semenjak itu pula Zahra mulai tinggal di rumah kakek, apalagi semenjak orang tuanya meninggal, dia tinggal di rumah sendirian dan kakek menginginkan dia tinggal dirumahnya.
“Nona Zahra anda dipanggil tuan besar” pelayan yang ditunjuk Kakek untuk menjaga Zahra berbicara dengan sopan.
“Ada apa ya Maryam?” tanya Zahra penasaran
“Saya kurang tau Nona, lebih baik Nona ke kamar tuan besar sekarang”
Zahra mengikuti Maryam dengan berjuta pertanyaan, buat apa kakek memanggilnya.
Tok tok tok
“Tuan besar, ini Nona Zahra sudah ada disini” kata Maryam dengan pelan.
“Suruh masuk” kata Kakek
Zahra memasuki kamar dengan pelan, dia takut seandainya Gabriel berada juga dikamar itu.
“Ada apa ya Kakek mencari Zahra”
“Duduk dulu nak”
Zahra duduk dan tidak berani menatap Kakek, pria kaya yang mempunyai harga tidak terhitung dan cukup buat 7 turunannya.
“Kakek tau ini berat buat kamu, menikah dengan pria yang memandangmu pun dia enggan” Zahra mendengar helaan nafas berat dari pria tua yang duduk didepannya.
“Tapi hanya ini satu – satunya cara supaya Gabriel belajar jadi pria yang bertanggung jawab dan tidak seenaknya mempermainkan wanita, kamu tau dia terkenal sebagai penyuka kehidupan malam dan kehidupan bebas, entah berapa banyak wanita dia tiduri dan untungnya sampai saat ini belum ada satupun yang meminta tanggung jawab”