"Apa dengan menantang Gabriel dia bisa kembali jatuh cinta sama kamu nak?" tanya kakek ketika Zahra akhirnya menceritakan kepada kakek perihal tantangan diantara mereka.
"Insyaallah kek, waktu Gabriel menemaniku mempersiapkan rencana pernikahan kami, dia tanpa sengaja mengingat sekilas tentang aku, aku ingin kami menjalani masa - masa dimana kami dulu masih saling mencintai, sehingga satu demi satu memori yang hilang akan kembali pada tempatnya"
"Kamu terlalu mencintai Gabriel, tapi perlakuannya kepada kamu..... benar - benar membuat kakek semakin merasa bersalah"
"Kek Zahra ikhlas dilupakan oleh suami sendiri, Zahra juga ikhlas kecelakaan itu membuat Zahra kehilangan anak kami" Zahra kembali mengingat kejadian tragis itu.
"Apa yang akan terjadi kalo Gabriel akhirnya ingat bahwa dia yang menyebabkan kamu seperti ini dan membuat anak kalian meninggal"
"Zahra gak tau kek, tapi yang terpenting Gabriel tau aku mencintainya dan dia juga mencintaiku dari dulu, amnesia yang dia alami membuat akal sehatnya hilang dan membenciku"
"Kita lihat saja, apa mungkin amnesia itu menghilangkan cinta yang sudah kalian rajut semenjak dibangku SD hilang begitu saja"
"Mudah - mudah tidak kek"
"Baiklah Zahra, kamu kembalilah kekamarmu nanti dia bisa marah kalo tau kamu ada disini"
Zahra keluar dari kamar kakek dan mencari Maryam untuk membuatkan dia segelas susu untuk Gabriel.
"Maryam... Maryam" tapi tak ada jawaban.
"Pelayan..."
"Iya Nyonya, ada yang bisa saya bantu"
"Maryam kemana, dari tadi aku panggil kok tidak muncul"
"Maryam Off mala mini Nyonya dan dia bilang dia pergi dengan temannya"
"Baiklah gak jadi, kamu boleh kembali istirahat"
Zahra berniat membuat sendiri minuman untuk suaminya. "Vandra kamu memang playboy cap pelayan, dari dulu sukanya pelayan dan sekarang Maryam kamu jadikan target" Zahra hanya bisa menggeleng - geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.
"Ini susu buat kamu" Zahra menyerahkan segelas susu kepada Gabriel yang sibuk dengan dokumen - dokumen pekerjaannya.
"Aku gak minum susu"balasnya cuek
"Kamu minum susu ini kalo gak mau ya dibuang saja" Zahra meletakkan dengan santai susu di hadapan Gabriel.
"Zahra belajarlah tidak melawan perkataanku" kata Gabriel memandang tajam Zahra yang sedang menukar bajunya dengan baju tidur.
"Dan satu lagi bukalah bajumu di walking closet jangan dihadapanku, bikin mata sepet" kata Gabriel kasar.
"Yang nyuruh lihat siapa, kamunya aja matanya kesini" balas Zahra
"Serah deh percuma ngomong sama istri pembangkang, rasanya gak sabar nunggu 1 minggu lagi, aku muak hidup satu kamar dengan kamu"
"1 Minggu bukan waktu yang lama tunggu saja" jawab Zahra
"Sedangkan aku menunggu kakak 10 tahun untuk bisa berada sedekat ini"kata Zahra dalam hati
****
"Pagi kek, pagi SUAMIKU" sapa Zahra sengaja menekankan kata suami kearah Gabriel yang tadi malam dengan seenaknya menyuruh Zahra tidur di sofa, Zahra yang enggan mengalah bertahan tidur diatas ranjang, Gabriel yang gak mau kalah juga ikut - ikutan tidur di samping Zahra walau akhirnya Gabriel memberikan batas guling untuk memisahkan area tidur mereka.