Bab 9

128K 6.2K 84
                                    

Zahra memandang dirinya di kaca, dia ingin menangis, tapi tak setitikpun airmata bisa keluar. Zahra menyentuh bekas ciuman dan gigitan yang ditinggalkan Gabriel. “ Kenapa bisa sesakit ini kak, kenapa kakak tidak juga mengingat kalo aku adalah istri kakak… kenapa kakak tidak berusaha mencari kepingan masa lalu, kenapa kakak sangat marah tadi ketika mengetahui aku sudah tidak suci, kenapa kakak bertanya siapa yang mengambilnya sedangkan kakaklah pelakunya” batin Zahra dalam hati.

Setelah mandi dan bersuci, Zahra kembali memakai kimono dan kembali berbaring di samping Gabriel yang sudah tertidur menelungkup. Zahra menjulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Gabriel.

“Thank’s for tonight, kak” Zahra menarik selimut dan mulai memejamkan matanya yang mulai lelah.

Gabriel membuka matanya dan melihat kearah istrinya.

“Apa hubungan kita Zahra… kenapa aku tidak mengingat kejadian dimasa laluku dan kenapa hanya kamu yang tidak aku ingat” batin Gabriel.

Pagi harinya…

Zahra terbangun ketika sinar matahari memasuki kamarnya melalui jendela yang sedikit terbuka. Sakit sisa semalam mulai berkurang, ketika hendak bangun. Zahra melihat Gabriel mengigau dan keningnya penuh dengan keringat.

“Gabriel…kamu kenapa” Zahra memegang keningnya.

“Ya Allah badan kamu panas banget” dengan panik Zahra memanggil Maryam agar menyiapkan sebaskon air dingin dan handuk untuk mengompres kepala Gabriel.

“Tidak… jangan kek… jangan….” Erangnya

“Kakak mimpi apa… kenapa seperti ini” Zahra meletakkan handuk kecil basah di kening Gabriel.

“Aku disini.. kakak tenang ya” Zahra memegang tangan Gabriel dan memberikan kekuatan agar dia melupakan mimpi buruknya.

****

Gabriel terbangun dan merasakan adanya handuk diatas kepala dan dia melihat dikamarnya kosong, Zahra tidak ada dan ketika hendak ke kamar mandi dia mendengar pembicaraan antara Vardan dan Zahra.

“Sakti memberitahu kakak, kalo dia suka sama kamu”

“Terus”

“Ya kamu bisa gak buka hati kamu buat dia”

“Kak, aku sudah menikah dan punya suami”

“Suami brengsek yang kerjanya selingkuh” sial itu anak, gak perlulah jodohin bini gue sama adiknya.

“Tapi kami masih suami istri, nanti… nanti setelah kami berpisah aku akan mencoba memikirkannya kembali”

“Oh jadi kamu mau berpisah dan pergi kepelukan pria itu, jangan harap!!!” kata Gabriel, dia masih meletakkan telinganya untuk mendengar pembicaraan Zahra dan Vardan.

“Bagaimana keadaan dia?” tanya Vardan

“Badannya panas tadi kak, dan dia mengigau… aku rasa sedikit demi sedikit ingatannya….” Tiba – tiba ponselku berbunyi, suara pembicaraan diluar terhenti.

“Halo”

“Wah jutek amat terima teleponnya” Gabriel melihat layarnya dan ternyata Nathasa yang menghubunginya.

“Kenapa Babe, sorry aku kira siapa?”

“Kamu dimana? Kesini dong kemarin janjinya mau kesini”

“Iya aku kesana sekarang, aku mandi dulu”

“Aku tunggu Babe, kangen banget nih sama kamu”

“Aku juga”

Gabriel mematikan teleponnya dan beranjak ke kamar mandi, yang dia tidak sadari Zahra sedang berdiri didepan pintu dan mendengar pembicaraannya dengan wanita itu.

8. Istri Buruk RupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang