Masih ada 18 + nya… hehehheheh sorry cerita ini agak hot… jadi bijaklah dan jangan meniru apapun… sorry kalo masih kurang hot, hanya segini kemampuan author.
****
“Nyonya ada tamu, apa saya bukakan pintunya” Maryam bertanya kepada nyonyanya yang termenung memandang dunia luar dari atas balkon.
“Buka saja” balas Zahra
“Baik”
Tak lama kemudian Zahra dikejutkan dengan suara kakek yang sedang berdiri dibelakangnya.
“Buat apa kamu termenung disini Zahra, suami kamu kemana?” tanya kakek
“Kakek, aduh maaf Zahra gak nyangka kakek datang kesini malam – malam”
“Suami kamu mana, jawab pertanyaan kakek”
“Dia pergi kek”
“Kemana?”
“Gak tau kek”
“Oke dari melihat aura muka kamu kakek tau dia pasti berselingkuh”
“Oscar… Oscar” kakek berteriak memanggil pengawalnya
“Ya Tuan Besar ada yang bisa saya bantu”
“Tanya mata – mata kamu dimana anak brengsek itu sekarang, seret dia pulang sekarang juga”
“Kek udahlah, Gabriel udah dewasa terserah dia melakukan apa saja” kata Zahra yang melihat amarah dimuka kakeknya.
“Kamu ini wanita gak sih? Apa menerima saja suamimu menghabiskan waktu dengan simpanannya daripada sama kamu istrinya”
“Aku gpp” Zahra tidak menunjukkan wajah kecewa atau sedih dihadapan kakek, dia tidak mau memperumit suasana.
“Oscar laksanakan perintah saya” Kakek masih dengan keputusannya.
Baru selangkah pengawalnya hendak pergi, pintu terbuka dan Gabriel masuk dengan wajah bingung kenapa kakeknya bisa ada disini.
“Ini dia orang yang kita cari, darimana kamu malam – malam baru kembali” tanya kakek
“Kerja” jawab Gabriel singkat
“Kerja atau menebar benih ke pelacur” tanya kakek keras
“Sudahlah kek, apa wanita itu yang mengadu” Gabriel menunjuk tajam kearah Zahra.
“Kamu!!!! jangan perlakukan Zahra seperti itu… dulu kamu….”
“Kek sudahlah, lebih baik kakek pulang… ini urusan rumah tangga kami” Zahra mendorong kakek untuk segera keluar dari rumahnya, dia tidak mau 2 pria yang sama – sama dia sayangi akhirnya bertengkar malam ini.
“Kakek udah tidak tahan lihat tingkahnya Zahra, kenapa kamu masih berusaha menutupinya….”
“Kakek…. Ini urusan Zahra” Zahra mengeluarkan kata – kata keras, Zahra takut kakek keceplosan dan membuka semuanya hari ini.
“Maaf, kakek muak lihat dia memperlakukan kamu…” kakek akhirnya pergi meninggalkan Zahra.
Gabriel hanya bisa diam, apa maksud pembicaraan kakek, kenapa sepertinya kakek menyembunyikan sesuatu. Dan hal itu berhubungan dengan Zahra dan dirinya.
“Katanya tidak pulang, kenapa akhirnya pulang? sudah bosan atau wanita itu tidak berhasil memuaskan nafsu kamu?” tanya Zahra dingin.
“Bukan urusan kamu” Gabriel yang masih menyimpan berbagai pertanyaan dikepalanya berlalu meninggalkan Zahra.