"
"Gue nggak minat sama cewek kayak lo. Sadar.
"
Atmosfer saat itu seolah-olah berubah. Semuanya hening, menatap tontonan gratis. Di antara sekian banyak orang itu, Chelsea menggeram marah. Jadi selama ini Nathan bohongin gue?
"Semua orang udah tau kebenarannya sekarang." Thania mengatupkan bibirnya rapat-rapat. "Cari pengganti gue. Gue yakin banyak yang minat. Karena sampai kapanpun gue nggak akan bersedia jadi pacar lo!"
Dan detik itu juga, Thania meninggalkan lapangan. Ia berlari menuju kelasnya dan cepat-cepat menggendong tas miliknya.
Sherly ngos-ngosan setelah teriak-teriak manggil anak itu dan berlari mengikutinya.
Ia menahan lengan Thania. "Lo mau kemana?"Thania mengeluarkan jurus judesnya. "Pulang!"
"Tadi Nathan sempet manggil nama lo, Than," ucap Sherly mencoba meyakinkan Thania. Thania mencibir. "Mau ngasih botol minum lo tadi."
"Buang aja," ketusnya. Ia berjalan meninggalkan kelas yang hanya diisi oleh Sherly. Sherly menghela napas.
Thania tergesa-gesa meninggalkan sekolah itu——yang tentunya melewati lapangan yang dihuni penghuni SMA Saturn——dengan dihujani puluhan pasang mata. Latihan itu tetap berlangsung, tentu saja. Namun, yang Alex tangkap bahwa Nathan sempat memperhatikan cewek itu pergi.
(* ̄︶ ̄*)
Thania duduk bersender dengan memeluk kedua lututnya di kasur. Entah kenapa kejadian tadi menghantui pikirannya. Ia menghela napas. Lo udah kelas akhir, Than. Fokus dan pegang janji lo. Jangan munafik.
Dia terdiam, larut dengan pikirannya.
"Udah lama nggak main sama aja ya lo," ucap Ilo, tim lawan Nathan. "Congrats, Bro. Pas lomba bawa emas ya!"
Nathan mengangguk dan tersenyum tipis. Ia mengusap peluh di wajahnya. Matanya menyipit menatap kerumunan penonton dikarenakan cahaya matahari seakan menampar wajahnya.
"Selamat, lo menang, Nathan!" Chelsea menghampiri cowok itu dan mengulurkan sebotol air putih. Nathan menatap cewek itu. Ia mengambil botol tersebut dan meneguknya hingga tersisa setengah.
Chelsea menganga. Ia tak percaya apa yang sudah dilakukan Nathan.
"Lo.. terima air putih gue?" Chelsea kegirangan. "Kalo gitu, lo bisa terima cinta gue juga dong?"
Nathan menutup botol tersebut dan meletakkan kembali di tangan Chelsea. "Gue nggak terima pemberian lo. Cuma minta. Jelas-jelas itu beda."
"Tapi, tapi-tapi.. intinya lo pernah megang pemberian gue! Astaga Nath gue seneng banget!" Chelsea mengipas-ngipas wajahnya. Nathan menatap wajah cewek aneh itu. Karena segitu dekatnya, Chelsea menahan napas.
"Kenapa Nath?" Chelsea mengerjapkan matanya. Ia gugup setengah mati. "Lo naksir gue?"
Nathan kembali menjauhkan wajahnya. Ia menghembuskan napas kesal. "Jauh-jauh dari gue."
"Tapi kan, gue naksir lo!" ucap Chelsea lantang. Ia tidak mempedulikan tatapan heran semua siswa-siswi di pinggir lapangan.
"Gue nggak minat sama cewek kayak lo. Sadar," ucapnya begitu saja lalu meninggalkan Chelsea yang mematung di tempat. Namun ia sadar, itu merupakan tamparan keras bagi cewek itu.
(* ̄︶ ̄*)
Suasana kelas yang ramai tidak membantu mengembalikan suasana hati Thania. Ia hanya duduk dengan kepala yang terbenam di tumpukan tangannya yang berada di meja. Rasanya matanya malas untuk membaca kembali paragraf-paragraf dilembar baru buku novelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Rich Boy
Romance#53 in Coldboy -19 Maret 2019 #924 in Romansa -19 Maret 2019 #804 in Romansa -14 Juni 2019 #788 in Coldboy -10 Juli 2019 #490 in Coldboy -11 Juli 2019 Nathanael Januar Prasetyo. Tipikal cowok idaman semua kaum hawa di SMA Saturn. Sikapnya dingin bis...