[Bagian lima] Apa?!

22 0 0
                                    

"

Kita bahkan belum tau nama masing-masing. Tapi intinya, lo milik gue.

"

Seorang cewek menerobos gerombolan itu. Gerombolan yang entah ingin nge-lambe-in Nathan, atau yang bingung memilih makanan.

"Lo kenapa sih, nggak mau deket-deket sama gue?" Chelsea merangkul pundak Nathan. Nathan menatapnya kesal, lalu melepas rangkulan cewek itu.

"Lo ngapain sih?" tanya Nathan dengan nada dinginnya. Chelsea memajukan bibirnya beberapa senti.

"Gue kurang apa? Lo kenapa nggak mau suka sama gue? Kenapa lo kayak gini sama gue?" Chelsea memborong pertanyaan.

"Risih."

Chelsea menatap Nathan dengan tatapan meremehkan."Kenapa sih, lo kayak udah punya pacar aja!"

"Dia.." mata Nathan mengarah ke arah cewek yang sedang berjalan dengan tampang tidak peduli dengan kehadiran primadona di kantin. Cuma ini biar Chelsea jauh dari lo, Nath, batinnya frustasi. Tangannya menunjuk cewek itu. ".. Pacar gue!"

Cewek itu sekilas melirik Nathan, namun kaget saat jari cowok itu mengarah padanya. Ia menatap Nathan tidak percaya. Sambil berjalan mendekati meja Nathan dan menaruh minuman itu. Baru saja ia ingin membuka mulutnya.

"Gue mau ngomong sama lo." Nathan bangkit dan menarik lengan Thania menjauh dari kantin. Ia menuju lorong sekolah yang sepi. Membuat tambah ricuh kerumunan itu.

"Apa-apaan lo?" suara tinggi Thania mengusik kembali dunia Nathan. Nathan mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

"Lo jadi pacar gue. Sekarang!" ucapan Nathan yang seenak jidat itulah yang membuat Thania membuang napasnya dengan kasar.

"Lo siapa nyuruh-nyuruh gue?" dagu Thania terangkat. Ia menatap cowok di depannya ini dengan tatapan sinis. "sampai kapanpun gue nggak bakalan jadi pacar lo!"

"Terserah lo. Intinya, sekarang juga kita pacaran." Nathan berjalan melewati Thania dengan wajah tanpa dosa. Tanpa sadar Thania meremas lalu melempar gelas plastiknya yang sudah tak tersisa—ke arah Nathan.

Nathan berbalik dan menatap Thania nyalang. "lo cari mati?"

(* ̄︶ ̄*)

"Than, ada yang nyari lo, di luar." Sherly mencolek lengan Thania yang sedang asyik membaca novel. Thania menatap Sherly bingung.

"Siapa?"

"Lo harus nganga kalo denger ini." Sherly melebay-lebaykan suaranya. Thania memutar bola matanya malas.

"Cepetan."

"Iya, sabar dong. Inces Sherly lagi mau ngejelasin," ucap Sherly. "NATHAN NYARIIN ELO DONG! GILA SEJARAH SELAMA 3 TAHUN NATHAN ENGGAK PERNAH NYARIIN CEWEK DULUAN, TERPECAHKAN!"

Thania menutup telinganya. Reflek. Soalnya, suara cewek itu bisa saja mengalahkan toa sekolah. Thania menautkan kedua alisnya bingung.

"Nathan siapa?" tanyanya. Ia tentu sering mendengar temannya ini membicarakan tentang 'Nathan pake mobil baru' atau 'Nathan hari ini makan buah apel', atau semacam itu. Tapi ia tidak tahu jelas seperti apa wajah dari seseorang yang bernama 'Nathan' tersebut.

"Tuhan, hamba-Mu rela jika engkau ingin mengambil nyawa teman disampingku ini." ucap Sherly sambil menengadahkan tangannya ke atas, seperti orang berdoa. Lalu ia berbalik menatap teman sebangkunya ini.

The Cold Rich Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang