Seluruh indra Rae seolah mati, sementara badannya menggelepar di kursi penumpang; ia tak lagi memiliki kendali atas apa yang terjadi dengannya kini.
"RAE," teriak Jungkook sembari menahan tubuh kekasihnya yang enggan bergeming itu. "Rae! Apa yang sedang terjadi?" Jungkook menepuk pipi kekasihnya lembut. "Beritahu aku apa yang kau rasakan sekarang?"
Namun tidak ada jawaban yang Rae berikan pada saat itu, alih-alih tubuhnya terkulai dan kepalanya bersandar pada punggung kursi tanpa daya. Matanya menggelap hingga seluruhnya menjadi hitam pekat; menandakan bahwa sistemnya tengah dimatikan. Dua detik kemudian netranya berkedip lagi dan berubah warna menjadi hazel—yang biasanya Jungkook nikmati. Matanya mengerjap perlahan, sementara dadanya perlahan naik turun dengan konstan lagi. Jungkook bernapas—sedikit—lega.
"Rachel Hwang, apakah kau mengingat siapa aku dan apa saja yang baru terjadi?"
Kepala dengan bingkai rambut pirang tersebut menoleh perlahan pada Jungkook, menatap dalam iris cokelat yang seolah tengah menanti bintang jatuh. Jemari Rae berlari ke pipi kekasihnya, sedangkan belah bibirnya terbuka perlahan. "Aku mengingatnya, kita sedang melarikan diri dari KATN. Dan aku sangat mengingatmu, Jeon, aku mencintaimu."
Tubuh Rae langsung masuk ke dalam rengkuhan Jungkook, disusul oleh bau musk yang berpadu dengan manisnya orange blossom. Jungkook meninggalkan lima kecupan singkat pada sekujur wajah kekasihnya sambil membelai rema Rae penuh kasih.
"Apa yang kau rasakan sekarang?" tanya Jungkook.
"Aku ... Tidak mengerti?" Rae meninggalkan tatapan penuh tanya pada lawannya, lalu ia melarikan jemarinya untuk meraba sekitar dan menatap pepohonan di luar sana. "Agaknya indraku mengalami penurunan yang drastis, aku tidak lagi dapat melihat belasan meter ke depan atau merasakan tekstur dari bahan yang ada dengan eksak. Dan,"—tangan Rae mengepal, lalu terbuka, mengepal, dan terbuka lagi—"rasanya seluruh energiku habis.
"Apa yang mereka lakukan padaku, Jeon?"
"Downgrade ... atau injeksi virus."
Mata Rae langsung berubah sayu dan Jungkook mau tak mau kembali mengusap lembut wajah tersebut. "Kita akan mengurusnya beberapa menit lagi—"
Suara bip bip nyaring memenuhi atmosfer tiba-tiba dan layar di dashboard mobil menunjukkan tanda seru kuning yang berkedip, di sebelahnya ada tulisan "WARNING". Jungkook langsung menekan tombol untuk penjelasan, kemudian dua citra terpampang di layar mobil. Dari kamera atas tertangkap sebuah cahaya seperti bintang yang abnormal, bintang tersebut bergerak cepat pun semakin lama seolah membesar. Tanpa satu patah kata lagi Jungkook mencium punggung tangan Rae sebelum memacu mobilnya dengan kecepatan penuh.
Harpy atau Strix, keduanya bukan berita baik bagi Jungkook—terlebih kalau itu menandakan Sia tengah dalam pengejaran.
🌗
Sia menjerit tertahan tatkala melihat mobil tersebut berkelok ke dalam hutan belantara di monitor pesawat. Kegelapan bukan menjadi masalah baginya, tapi dengan pohon pinus yang menjulang tinggi di berbagai sisi, jaring magnetnya akan menyangkut di atas pohon tanpa bisa mengenai target. Tanda tedeng aling-aling, Sia langsung membuka jaringan baru melalui satelit Deter dan mengetikkan beberapa instruksi kode pada komputer.
"Taehyung ambil kode mobil Jungkook dan hubungi produsennya, minta detail serta akses ke dalam perangkat di dalamnya."
Di layarnya laptopnya terpampang sebuah citra dari hutan pinus, bukan sebuah citra sempurna yang realistis di mana, melainkan hanya sekadar sketch kasar yang merepresentasikan koordinat real time dari obyek yang berada di hutan tersebut. Sia mengunci lokasi dari obyek dengan pergerakan kilat—yang ia konklusikan sebagai mobil Jungkook.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pursuit
Фанфик[COMPLETED] Jungkook dan Sia hidup di jaman teknologi bukan cuma sekadar mempermudah kehidupan manusia, melainkan sebuah kebutuhan dan hak mendasar dari setiap masyarakat Eropa. Mereka adalah petinggi tim dengan pencapaian mengagumkan. Dan satu kej...