EMPTY | HYUNJEONG ✔

20. arrived

"Lo ambil koper nya ya, gue mau duduk di situ tuh," ujar Hyunjin sambil menunjuk bangku panjang yang kebetulan kosong di dekat eskalator.

Mark mengangguk kemudian menyerahkan tas punggung nya untuk dibawa Hyunjin. "ntar disitu aja, jangan buat gue bingung," Jawab pemuda Kanada itu, sebelum menjauh Hyunjin mengacungkan tangannya menunjukkan 'Ok'

Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, Hyunjin masih sangat mengantuk, Karena itu dia memutuskan untuk tidur sambil duduk karena kelihatannya Mark masih cukup lama. Dengan masker yang menutupi separuh wajahnya dan topi yang menutupi rambut berantakan miliknya.

Hingga tak menyadari, Yang Jeongin sempat duduk beberapa menit dikursi kosong yang masih tersedia, tepat disampingnya. Sebelum akhirnya Pemuda itu memutuskan untuk pulang karena tidak menemukan Hyunjin nya.

****

"masa ya gue tadi liat orang mirip Jeongin," kata mark sambil mengunyah Beef Burger nya.

Hyunjin tertawa kecil.
"halu lo mah, kalo kangen Donghyuk atau Nana bilang aja kali," jawab pemuda berbibir tebal itu. "iya juga ya,"

Saat sedang asyik mengunyah makanan, tiba-tiba sebuah pertanyaan melintas di benak Hyunjin. "siapa ya yang jagain dia selama ini?"

"yang pasti sih Cowo Baik, ga bangsat kea lo," oceh Mark.

"mau taruhan ga? Beliin gue komputer baru ya?"

"gagitu juga Jangkrekk" seru yang lebih tua dengan mulut mengerucut. Bukannya lucu, Mark malah nampak aneh.

"75 dollar,"

"deal."

****

"Kak bito bohong, ya? Tadi aku cari-cari Hyunjin di bandara nggak ada!" Omel Jeongin dengan Jengkel kepada bito yang terlihat panik.

"Jeongin mau Hyunjin! Bukan dia!" tunjuk Jeongin tepat didepan wajah Chan.

"..je, ke kamar yuk, istirahat," tawar Daniel, Kakak sepupunya. Jeongin menggeleng kuat, menolak ajakan Daniel yang menurutnya tidak berguna itu.

"aku nggak suka dipaksa, dan kalian semua maksa jeje! Aku nggak suka!" tekan nya Lagi.

Tiba-tiba dari dapur, muncul sosok pria dengan rasi bintang di pipi nya Sedang membawa se-ember eskrim aneka rasa, siapa lagi kalau bukan Ong Seongwu. Partner sehidup semati Kang Daniel.

"Dek, makan es krim di kamar sama kakak yok?" Sontak Jeongin langsung berlari ke arah Seongwu lalu menariknya menuju ke kamar nya.

Kekuatan-merayu-seongwu-memang-luar-biasa.

Sepeninggalan Seongwu dan Jeongin, suasana rumah keluarga Lee senyap kembali. Orang-orang yang masih ada di ruang tamu, memilih bergelut dengan pikirannya masing-masing hingga akhirnya Daniel angkat bicara.

"Apa kalian tidak merasa kasihan dengan Jeongin? Maksud saya, dia cukup tertekan dengan perjodohan semacam ini, dia juga masih muda kalau dia dijodohkan sekarang, saya takut masa depannya terancam," ujarnya.

"..daniel, bibi sudah tidak mampu membiayai dia sejak ayahnya melarikan diri dari penjara, apalagi setelah itu beliau mencari kami, bibi takut dia akan menjadi sasaran kemarahan ayahnya lagi, beliau tidak seperti ayahmu." jawab ibu Jeongin.

"kalau begitu, apa saya boleh membawa Jeongin untuk tinggal bersama saya dan Seongwu di Auckland?" tanya Daniel membuat beberapa pasang mata diruangan itu menatapnya dengan tak percaya.

"Dan, lo yakin?" seru Bito. Daniel mengangguk yakin. Dia benar-benar ingin membawa Jeongin pulang ke Auckland bersama Seongwu.

"gimana bi? Ini tergantung bibi, kasihan juga kalau Jeongin dipaksa-paksa. Bisa ikhlas ya Chan?" pemuda bermata sipit itu mengangguk saat Minhyuk bertanya padanya.

Ibu Jeongin menghela nafas panjang setelah itu mengangguk.
"coba kamu bilang dulu ke Jeongin, kalau dia mau, kamu boleh bawa dia ke Auckland, Daniel. Maaf bibi belum bisa jadi orang tua yang baik buat Jeongin,"

****

Di kamarnya, Jeongin dan Seongwu sedang bersenda gurau sambil menghabiskan se-ember es krim tadi. Jeongin dengan semangat menceritakan betapa bahagia dirinya bisa mengenal sosok Hwang Hyunjin serta kerinduannya pada pemuda tersebut.

Sementara Seongwu hanya mengangguk sesekali tertawa karena lelucon Jeongin garing sekali.

"je, kapan-kapan nginep di rumah kakak yuk? Kak Daniel mu itu Receh banget loh, kalau sama kamu digabungin cocok kali," ujar Seongwu.

"iya, kapan-kapan aku mau kabur dari rumah biar bisa kesana terus tinggal disana ga balik ke sini laㅡ"

Tok tok!

Wajah Daniel menyembul di ambang pintu yang terbuka sedikit. "jeje, bisa bicara sama kakak sebentar?"

Jeongin mengangguk meskipun ia sendiri tidak mengerti apa yang akan di bicarakan oleh Daniel.

"aku keluar ya?" tanya Seongwu sambil membereskan bekas Es krim yang ia makan bersama Jeongin tadi.

"jangan, kamu disini aja. Aku juga butuh persetujuan kamu,"

Seongwu tidak mengerti.

Akhirnya, mereka bertiga memutuskan untuk duduk melingkar di atas ranjang Jeongin.

"Jadi gini, perjodohan nya Jeongin dibatalkan. ." ujar Daniel dengan senyum mengembang, ". . Tapi itu artinya, Jeongin nggak bisa sekolah lagi"

"loh Dan, kamu gimana sih, bilang dong ke bibi Lee kita bisa bantu- "

"-bentar sayang, belom sampe situ," potong Daniel membuat Seongwu mencebikkan bibirnya kesal.

Daniel melanjutkan,
"karena aku ngerasa mampu buat ngasih dia tempat tinggal layak sama sekolah sampe tamat, aku putusin buat bawa dia ke Auckland, tinggal sama kita, gimana Je? Kamu gimana yang?"

Seongwu menggenggam erat tangan Jeongin. "mau ya? Kakak janji bakalan bantuin kamu nyari Hyunㅡ hyun siapa sih? Hyunbin?"

Jeongin tertawa mendengarnya. "Hyunjin kak,"

"nah, ya? Mau ya?" Tawar Seongwu untuk kedua kali nya, Tanpa berpikir lagi Jeongin mengangguk antusias menyetujui tawaran Daniel dan Seongwu.

Jeongin punya keluarga baru, yang tidak mempermasalahkan apapun. Termasuk membantunya mencari dan menemukan Hyunjin.

ㅡtbc.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
"gue tadi ketemu kea Ulzzang gitu, tapi penampilannya norak banget," ujar Mark.

"kek gimana?"

"yg cowo rambutnya dibelah tengah, pake baju ijo bergambar bintang, celana pendek biru selutut sm sandal ijo telor asin, buluk bat. Terus yg cewe rambutnya di kepang dua, pake kacamata bunder, rok pink buluk sama sandal jepit pink buluk, ada tai nya lagi. ."

". .lo tau ga mereka nge-cosplay apaan?

"ga, emang apaan?"

"mail sama mei mei."

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ