15. where are you?

3K 541 20
                                    

"Hyunjin! Lo ngelamun mulu ngapa dah?!" jerit Chenle di depan muka Hyunjin.

"Hah apa?"

Hanya kata itu yang keluar dari mulut Hyunjin, membuat Chenle nyaris menampar pemuda jangkung itu kalau dia tidak ingat, hutangnya belum lunas.

Yah bisa gawat kalau Hyunjin menagih hutang itu padanya sekarang.

"Nyari angin, sana. Ngereceh di bar." seru Jisung dari kejauhan. Mencari mati saja.

Hyunjin berdecak.
"Gue mikirin Jeongin," ujarnya dengan jujur membuat beberapa pasang mata bergulir panik.

Fyi, mereka sudah mengirimkan foto Hyunjin yang terhormat kepada Jeongin lewat Email rahasia. Bisa gawat kalau Jeongin mengadu ke Hyunjin.

"...tapi ga mungkin kelacak, kan?" bisik Jooheon tepat disamping telinga Minhyuk, orang yang berperan penting dalam pembuatan Email rahasia itu.

"Yakin gue. Kecuali dia hacker dan bisa bobol deep Web, dia bisa ngelacak Email itu. Emang Jeongin sepinter itu dibidang IT? Ga kan" cerocos Minhyuk, membela diri.

Jaemin duduk disamping Hyunjin, hendak membantu sahabat nya yang terlihat kesusahan, setengahnya lagi supaya pekerjaan sampingannya tidak terungkap.

"Kenapa lo?"

"Konflik batin," jawab Hyunjin dengan cuek.

"Masalahnya?"

"Tapi kalo gue ceritain masalahnya ㅡlo yakin mau bantu?" selidik Hyunjin, Jaemin mengangguk.

Atau malah memperkeruh masalah, batin Jaemin dengan senyum penuh kemenangan.

"Gue seriusin Ryunjin atau nunggu Jeongin balik 3 tahun lagi?" mulut Jaemin yang semula mengatup, mendadak terbuka lebar.

Apa tadi katanya?
Hyunjin mau memperjelas hubungannya dengan Ryujin?
Gadis bisu yang dipertanyakan penyakitnya itu?

Jaemin menahan dirinya untuk tidak mengeluarkan sumpah serapah didepan Hyunjin, dia masih punya stok kesabaran yang memadai.

"Nunggu Jeongin aja lah, lagian cuma 3 taun." jawab Jaemin seenak jidat.

Hyunjin berpikir sebentar.
"Gitu ya.." tanya nya dengan pandangan kosong.

"..emang ngejamin dia bakal balik 3 taun lagi?"

Pletak!

Hyungwon melempar tutup botol tepat di kepala Hyunjin membuat pemuda itu mendengus kesal. "Belajar mikir sendiri, lo udah gede, jangan plin-plan." ujar Hyungwon dengan nada mengintimidasi.

"Emang kelihatannya gimana?" tanya Hyunjin, lagi.

"Who?"

"Me,"

"Kayak orang bosen hidup seolah kebahagiaannya hilang, ya semacam anak kecil yang kehilangan mainan baru nya,"

Yeah, sudah dikatakan bahwa rata-rata Anggota geng Hyunjin itu licik, Mereka tidak pernah membantu justru memperkeruh keadaan.

Hyunjin memijat pelipisnya yang sedikit pening.
"Fuck!" umpatnya dengan nada rendah.

"Hei- santai bro, saran gue; daripada lo seriusin itu cewek bisu atau nunggu Jeongin 3 tahun yang bisa jadi ga balik lagi, lebih baik nyari yang baru yegak?"

Rasanya Hyunjin ingin melempar sepatu bot yang melekat di kaki nya saat ini ke arah Jinhwan, untungnya, dia masih menyukai sepatu baru nya karena nyaman dipakai jadi dia mengurungkan niat nya.

"Gausah mikirin pacar-pacaran lagi. Pikirin diri lo, bentar lagi UN dan lo belum ada planning mau kuliah dimana, ga waras emang" omel Hyungwon yang kebetulan Sepupu Hyunjin sehingga pemuda jangkung itu bebas memarahi Hyunjin tanpa terkena omongan pedas boss geng itu.

"Yang udah tua suka ga ngaca," kata Mark tanpa sadar, membuat botol kosong bekas minuman jeruk yang sedari tadi di remat-remat oleh Hyungwon mendarat cantik di jidat Mark.

"Mulut nya minta di poles manja banget emang" jawab Hyungwon, jutek.

Hyunjin mengacak rambutnya dengan kesal, malas mendengarkan adu bacot kakak tiri dan sepupu nya itu.

Lantas Hyunjin memeriksa ponselnya, siapa tahu pesan nya sudah di balas oleh Jeongin.

Tapi nihil.

"Apa gue ada salah sama dia ya?" gumam Hyunjin dengan nada frustasi.

Brak!

"Asu lo. Gue cariin juga, lo dari mana aja sat!" protes Hyungwon saat Changkyun, pacarnya. Masuk ke markas dengan tidak sopan.

"Ini orang pasti dateng dengan berita up-to-date deh," Renjun berteriak kegirangan.

"Gue dapet kabar dari geng nye Chan.."

"..tentang Jeongin,"

Hyunjin yang sedari tadi menunduk langsung mendongak tak kala Changkyun menyebut nama Jeongin.

"Lo, mendingan Gausah ngarepin Jeongin lagi," ujar Changkyun sambil menunjuk muka Hyunjin.

"Apa maksud lo, bang?"

"Dia udah dijodohin sama Chan, ketua geng sekolah internasional yang terkenal itu. Dan dia, ga mungkin nginjekin kaki lagi di Seoul. Dia ga bisa di gapai." jawab Changkyun, memelankan kalimat terakhir dengan sengaja supaya Hyunjin tidak tersinggung.

Jeno menyikut pinggang Hyunjin lalu melemparkan kunci mobil balap nya.
"Pergi sana, gue tau otak lo sumpek, lo butuh angin,"

Hyunjin mengangguk, menerima kunci mobil itu dengan pandangan lelah lalu bangkit dan keluar dari Markas yang menurutnya -pengap- itu.

"Orang ngomong bukannya di dengerin malah pergi gitu aja!" seru Jaemin namun di abaikan oleh Hyunjin.

Terserah, Dia lelah.

"Yang Jeongin, dimanapun lo berada sekarang, gue harap lo selalu bahagia."ㅡhhj, 30 Desember.

ㅡTbc.

Excuse me i'm walkin' like zombieeee~

EMPTY | HYUNJEONG ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang