Saat ini, suasana Apartment MarkJin sangat berbeda. Biasanya, pukul 6 pagi Hyunjin masih sibuk bergelung dengan selimut dan kasur namun pagi ini ia telah rapi dan wangi.
Begitu juga Mark, ia sudah rapi dan sedang bersiap-siap untuk berangkat kuliah.
Iya, karena..
Chae Hyungwon is Back.
"Gue liat di dapur stok mie kalian banyak banget, Penyakitan mampus." tanya Hyungwon.
Hyunjin memutar bola mata malas. "Ya kalo papa belum ngasi duit, kita harus makan apa selain Mie? Spatula sama Teflon?"
"Kita ni meskipun di rumah sendiri serasa kea anak kos tau ga. Maka nya kalo ada duit tuh kirimin yang sini. Dosa loh menelantarkan anak Piatu" Mark menyahut namun mata nya tak lepas dari layar ponsel.
"Heh, yang dosa tuh lo, bajeng.." tunjuk Hyungwon menggunakan sumpit. "...lo nelpon gua kalo ada mau nya aja, ga nanyain kabar gua kek gimana. Gue cincang juga lo.."
"Anjir si Hawe udah kea Psikopat beneran jir. Ngomongnya santai banget tanpa emosi" ujar Hyunjin ga nyantai.
Sementara mas Wonho yang duduk di sofa ruang tengah hanya tertawa renyah mendengar pertengkaran kakak beradik di pagi buta seperti ini.
"Eh, lo belom jawab pertanyaan kita!" Mark bertanya tiba-tiba, Hyungwon menaikkan sebelah alisnya. "What?"
Baru saja Mark ingin bersuara, Hyunjin menyela. "Oh, iya, Dimana kak Ayem sekarang? Kalo gamau ngomongin dia, seenggak nya kasi gue Nomor dia yang aktif, biar gue sama Mark tau gimana kabar Mantan Calon Kakak Ipar!"
"Mantan calon kakak ipar?" Wonho bertanya sambil mengintip di samping pintu.
Hyunjin dan Mark saling bertatapan kemudian mereka menoleh ke arah Hyungwon. Pemuda Chae itu lantas menggeleng kecil sembari melotot, memberi isyarat pada Hyunjin untuk diam saja.
"Emㅡeng, itu, anu—Kakak Ayem itu mantan pacar nya Mark. Iya, mas. Mark kecil, jelek, dekil gini dulu pernah punya pacar ganteng namanya Changkyun. Gitu. Hehe" Hyunjin mencoba mencari-cari alasan walaupun hasilnya nihil karena nggak nyambung sama sekali.
"Oh,yaudah. Kirain siapa. Mas mau mandi dulu kalau gitu." Lalu Wonho berjalan masuk ke kamar nya.
"Bajingan Kau!"
Yah, you know lah itu teriakan tidak terima milik siapa.
****
"Loh? Kak Hyunjin nggak ke kampus?" Jeongin bertanya dengan raut polos saat melihat Hyunjin telah berdiri di depan pintu rumahnya sembari membawa seplastik makanan.
Hyunjin menggeleng. "Buat kamu. Katanya kak Ong sama kak Daniel nggak bisa pulang buat makan siang, aku disuruh kesini buat nganterin makanan. Nih,"
Jeongin menerima bungkusan makanan itu dengan raut kesal. "Ya percuma, aku jugamakan sendiri. Gini kan bisa go-food, nggak ngerepotin kakak"
Pemuda Hwang itu tersenyum lebar lantas tangannya terangkat untuk mengacak surai coklat madu milik Jeongin.
"Yaudah, kakak temenin deh. Tapi jangan Cemberut terus dong, jelek tau."
Hyunjin menunggu Jeongin menghabiskan makanan nya dengan senang hati. Bagi hyunjin, jeongin sangat lucu. dilihat dari sisi manapun.
Hyunjin tak pernah bosan memandangi wajah indah Jeongin.
"Kak hyunjin..."
Jeongin menoleh sedikit ke arah Hyunjin.
"Kenapa?"
"ㅡboleh peluk? Aku kangen banget sama kakak."
-tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPTY | HYUNJEONG ✔
أدب الهواةSemesta suka mengada-ngada, hal buruk memang bisa saja terjadi bahkan ketika kamu tak pantas untuk mendapatkannya. Jie©2018 Highest rank : #1 in Hyunjeong 10.02.19 #2 in Hyunjeong 04.09.22