ㅡ02.35 AM
Jam masih menunjukkan pukul 02.35 malam ketika Mark bergerak dalam selimutnya, ia menggeliat sebentar kemudian meraba kasur sampingnya. Kosong.Mark Mengernyit. "si Kadal kemana?"
Tak mau terjadi hal yang tak diinginkan, Mark terpaksa bangkit dan keluar dari kamar, mencari Adik nya itu.
Sepi. Ruang tengah sepi dan gelap.
Mark menoleh, hanya dapur dan toilet yang lampunya masih menyala. Hyunjin tidak mungkin di toilet karena pintu toilet terbuka lebar. Hyunjin pasti di dapur.
"Jin?"
Yang dipanggil menoleh. "eh? Kenapa bangun, bang?"
"ngapain malem-malem di dapur?" tanya Mark sambil duduk di kursi meja makan. "kea Mau ngapain ae,"
"bikin teh, insomnia gue kambuh deh kea nya," keluh Hyunjin sambil memijit pelan kepala nya. Pening.
Mark terkekeh. "gue baru tau kalo lo punya Insomnia," Hyunjin tersenyum tipis. "banyak beban sama masalah,"
"ya jelas. Manusia kalo ga banyak beban berarti ga waras, Masalah kan selalu datang tanpa jeda, tapi saran gue, gausah terlalu hopeless. Tuhan ga pernah menguji melebihi batasan umatnya." ujar Mark. "sok bijak, lo"
Pemuda Kanada itu menoyor kepala Hyunjin. "Yee, beneran juga. Lo punya masalah dikit ae udah ga bisa tidur, lah gimana gue? Bunuh diri kali,"
Hyunjin terpingkal, hampir menyemburkan teh nya. Mark tidak tahu kalau Hyunjin se-receh ini.
"omong-omong, tentang mati, gue ada kenalan" Yang lebih tua Mengangkat sebelah alisnya. "sape? Algojo?"
"Ngaco."
"dia pendengar yang baik. cewek. Katanya, kalau temen-temen gue ada masalah dan pengen mati, lebih baik dateng ke dia dulu, nyeritain segala masalahnya, nanti dia kasih saran sama solusi. Dia bisa di percaya, kok,"
"namanya sape?"
"Yeji. Fakultas Psikolog,"
Mark tak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. "lo ngapa pindah haluan. Lo balik straight lagi? Dasar, labil. Terus Jeongin tuh gimana? Apakah kamu masih setia sama dia atau pindah ke Yeji itu?"
"matamu slonjor, gaada gue pindah haluan. Gue ya masi tetep ngarepin Jeongin. Yaelah. Si tai. Lo orang ke sekian kali yang nanyain 'Lo Masih Sama Jeongin?' Astaga," beban Hyunjin bertambah lagi.
ㅡ09.87 AM
"jin, mau?" Yeji menyodorkan seplastik penuh keripik pedas untuk Hyunjin. Pemuda itu tersenyum lantas mengambil satu bungkus kecil. "makasih,"
"sama-sama!"
ㅡ10.56 AM
"apaan tuhh," Felix berseru pelan di samping telinga Hyunjin saat melihat Hyunjin sedang asyik dengan makanan nya di taman Fakultas."keripik,"
"wah, minta ya. Dari siapa?"
"Yeji."
Felix tersedak, lantas ia terbatuk-batuk. "SIALAN, PACARNYA SI BOSS BARU. OTW KABAR-KABAR GRUP!"
"Felix ngaco nya coba di kurangin ngapa dah?" tanya Hyunjin sambil melirik ponselnya yang terus berbunyi. Grup Line Geng nya sedang ramai membahas 'Pacar Baru Si Boss'.
ㅡㅡㅡㅡ..
"sampai kapan sih kamu mau ngelihatin Hyunjin dari jauh terus? Apa nggak sebaiknya kamu datang ke dia, bilang kalau kamu kangen banget sama dia? Nggak bisa?"
"aku emang masih ngarepin dia, nunggu dia, tapi kalaupun dia bisa bahagia selain sama aku, ya nggak apa-apa. Anggap apa yang telah terjadi selama ini tuh pelajaran hidup berharga buat masa depan."
"setidaknya, tunjukin diri kamu di depan dia, agar dia tau, kamu baik-baik aja disini, sehat tanpa kekurangan apapun,"
"nanti ya, Aku belum begitu berani,"
ㅡtbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPTY | HYUNJEONG ✔
FanficSemesta suka mengada-ngada, hal buruk memang bisa saja terjadi bahkan ketika kamu tak pantas untuk mendapatkannya. Jie©2018 Highest rank : #1 in Hyunjeong 10.02.19 #2 in Hyunjeong 04.09.22