02. dangerous

5.4K 845 55
                                    

Hyunjin belum sadarkan diri, mungkin karena pengaruh obat bius. Jadi jeongin duduk di kursi tepat di samping ranjang Hyunjin. Menunggu kapten basket itu sadar.

Meanwhile, Minho pamit pulang karena dia harus mengantar mama nya ke Busan. Jeongin tidak keberatan untuk menunggu Hyunjin sekalipun dia tidak pulang ke rumah, dia sudah izin dengan ibu nya via telepon tadi dan ibunya mengizinkannya.

"Lo ㅡsiapa?" ujar Hyunjin tiba-tiba. Jeongin tersentak kaget lalu tersenyum tipis setelahnya.

"Jeongin, Yang Jeongin. Aku yang tadi menolongmu," jawab Jeongin dengan nada rendah. Hyunjin menatap lamat-lamat wajah Jeongin. "Uh- terima kasih, Je."

Hati Jeongin langsung menghangat setelah mendengar ucapan Terima Kasih dari mulut Hyunjin. Jeongin mengangguk kemudian menarik keranjang berisi buah-buahan yang tadi ia beli di depan rumah sakit. "Apa kakak lapar?"

Pemuda itu mengangguk. "Gue mau anggur,"

Jeongin dengan telaten mengupas anggur untuk Hyunjin. untung besok minggu, batin Jeongin. Jadi tidak apa-apa kalau dia tidur larut malam.

"Tadi yang nganter gue kesini siapa? Ya kali lo." tanya Hyunjin menyelidik, Jeongin mengangguk. "Aku kak, sama itu, tadi siapa ya namanya? Oh kak Minho!" sahut Jeongin dengan semangat.

"Yang bener? Sekarang lino kemana?" Hyunjin celingukan. "Nggak ada, dia ngantar mama nya ke busan" jawab Jeongin tanpa mengalihkan pandangan.

Hyunjin terdiam sebentar. "Hp gue dimana?" pemuda berbehel itu lantas merogoh saku nya. "Ini kak, tadi waktu kakak di bawa kesini, hp kakak jatuh terus layarnya pecah dikit" ucap Jeongin sambil menyodorkan ponsel Hyunjin.

"Oh, gapapa ini mah, tempered-glass nya doang yang pecah" jawab Hyunjin lalu mengusap layar ponselnya dengan selimut rumah sakit yang dipakainya.

"Lagi kak?" tanya Jeongin sambil menyodorkan anggur yang sudah dihilangkan biji nya dan kulit luarnya itu. Hyunjin menggeleng "taruh situ aja, dan lo istirahat sana, capek kan?"

Jeongin menurut, dia berdiri dan berjalan menuju sofa panjang yang ada di pojok ruang rawat inap itu. Tapi dia tidak langsung tertidur.

Ada keheningan diantara mereka; Hyunjin sibuk dengan ponselnya sementara Jeongin sedang bermain rubik.

Tak beberapa lama kemudian, enam pemuda dengan jaket jeans biru muda masuk ke dalam ruangan hyunjin dirawat membuat Jeongin kaget. Mereka anggota geng Hyunjin. Menakutkan, batin Jeongin.

"Anjir ternyata lo lebih parah dari kita" tukas seorang pemuda yang diketahui Jeongin bernama Seo Changbin, kakak kelasnya.

"Gundulmu, hanbin sama june lagi sekarat. Sama parahnya" jawab Lee Felix. Sambil meninju bahu Changbin. "Hehe, bercanda sayang"

"Lo semua juga kena?!" seru Hyunjin. Mereka mengangguk bersamaan. "Lo tadi ditolong siapa boss?" changkyun menyenggol lengan Hyunjin.

Hyunjin menunjuk Jeongin yang pura-pura tertidur di sofa. "Uke itu tuh, baik breh. behelan tapi kalo senyum, manis"

"Si Jeongin maksud lo? Anak kelas 2 kan?" ucap Jooheon. Hyunjin menepuk jidat nya kemudian mengangguk.

"Gila ya, mau aja tu anak nolongin Hyunjin," celetuk jinhwan lalu mengibaskan tangannya didepan hyunjin.

"Cepet sembuh boss. lusa, kita gempur markas mereka. Geng nya Mark udah ga bisa di sabarin lagi. Gue pengen nonjok muka mereka" cerocos bobby.

"Boss, gue pinjem uang kas negara dulu ye? Tongkat baseball gue patah tadi gegara ga sengaja nimpuk badannya wooseok yang kea gorilla itu," keluh changkyun yang hanya dibalas anggukan Hyunjin.

Mereka lupa kalau ada Human lain di ruangan itu selain mereka bertujuh yang sedang berpura-pura tidur dan mengerut ketakutan saat mengetahui rencana mereka.

{...}

EMPTY | HYUNJEONG ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang