Ada begitu banyak manusia di bumi ini, namun, tak ada satu pun manusia seperti Hyunjin dan Jeongin. Mereka berdua saling terikat, sangat dekat tapi tak pernah bisa bersama.
Ah, tak apa. Karena dengan begitu, mereka masih punya alasan untuk selalu membuka mata kala pagi menjelang, merasakan rindu yang merongrong begitu dalam hingga salah satu nya terasa seperti mati rasa.
©swagnaes
"bangun nyet. Jadi ikut ospek ga, lo?!" seru Mark tepat di samping telinga Hyunjin.
Yang di teriaki, terbangun. Kemudian berjalan gontai ke arah kamar mandi tak lama kemudian terdengar suara shower dinyalakan.
"ga nyangka gue. Dia bisa se-rajin ini," ujar Mark dengan takjub.
Setelah bersiap-siap, Mark dan Hyunjin langsung pergi ke Kampus baru mereka dan memutuskan untuk sarapan di McD yang terletak tepat di seberang kampus.
"Zhong Chenle Se-kampus ama kita, syad." umpat Mark sesaat setelah melihat unggahan Chenle di akun instagram pribadi nya.
Hyunjin merebut ponsel Mark, tak percaya bahwa Pewaris tahta a.s Tuan Muda Chenle yang terhormat malah memilih untuk kuliah di kampus seperti ini.
"Dia kalo pengen kuliah di Harvard, mak nya pasti bakalan sanggup ngebiayain sampe S2. Gila sih dia malah kuliah di tempat ginian," jawab Hyunjin dengan mulut penuh sandwich."gue tuh bukan masalah apa nya.." ucap Mark, terlihat begitu putus asa.
"..tapi telinga gue tuh ga bisa denger dia pamer. Semoga ae dia ga sejurusan ama gue, kalo iya, mati saja,"
Ini yang jadi momok mengerikan bagi sebagian orang yang telah mengenal Zhong Chenle. Kekayaan keluarga pemuda itu memang tak main-main tapi Gelar Chenle tukang Pamer sudah menjadi nama tengahnya membuat siapapun yang mengenal Chenle harus siap pasang telinga dan memaklumi hal itu.
"eh? Park Jisung juga kuliah disini,"
"jangkrekk,"
Hyunjin menyerah, kenapa teman-teman nya yang satu kampus dengannya tukang pamer semua. Kalau Hwall dan Felix juga memilih untuk kuliah di kampus ini, lengkap sudah.
"yaudah, ayok dah kita masuk. 20 menit lagi ospek dimulai, kita harus ngambil ID Card ke panitia," ucap Mark sambil mengotak-atik ponselnya. Yang diajak biacara hanya berdehem pelan.
"TUH KAN! Jangkrek emang, kenapa para Tukang Pamer pada Kuliah disini?" Mark berseru, takjub saat melihat Chenle, Jisung, Felix dan Hwall dengan santainya duduk berempat dibawah pohon saat semua Peserta Ospek berbaris dilapangan.
Chenle mengipaskan ID card nya ke depan wajah. "biar ga jauh-jauh dari mama. Sayang mama soalnya. Btw, Hyunjin balikan sama Jeongin ya?"
Mark mengernyit.
"kenapa lo bisa bilang gitu?""ora. Tadi kita liat Jeongin berdiri di gerbang kampus utama sama dua Orang gitu, gue kira lagi nyari Hyunjin. Pas mau gue samperin, dia udah pergi duluan," jawab Felix yang notabene sahabat kecil Jeongin.
Mark terkejut. "kok ga lo kejar sih!" seru Mark kepada empat Pewaris Tahta takut matahari itu.
"ya gimana mau gue kejar, bambang. Jeongin tuh, dia naik jeep, otomatis jalannya kenceng. Lah gue yang remahan roti bisa apa sih?" tanya Felix dengan muka memelas.
Pemuda dengan rambut coklat itu menghela nafas panjang. Harusnya dia tadi ikut berkumpul di Gedung Utama sehingga dia bisa memastikan apa yang dilihat oleh Empat Pewaris Tahta tadi Jeongin atau bukan.
"ini btw Hyunjin kemana ya?" batin Mark karena tak kunjung menemukan adik tirinya itu.
©swagnaes
Bruk!
"oh, i'm sorry, sir." ujar Hyunjin dengan spontan saat ia tak sengaja menabrak seorang Pria bertubuh tinggi atletis yang tidak ia ketahui namanya.
"it's okay. Kamu, bukan orang Australia ya?" Hyunjin menggeleng. "Korean,"
"ah, nice too meet you, korean-mate." jawab Pria itu.
Hyunjin mengangguk dengan senyum lebar. "bolehkan aku tahu namamu?"
"Daniel, Kang Daniel. Kalau kamu?"
Hyunjin mengulurkan tangannya. "Hyunjin, Hwang Hyunjin."
ㅡtbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPTY | HYUNJEONG ✔
Fiksi PenggemarSemesta suka mengada-ngada, hal buruk memang bisa saja terjadi bahkan ketika kamu tak pantas untuk mendapatkannya. Jie©2018 Highest rank : #1 in Hyunjeong 10.02.19 #2 in Hyunjeong 04.09.22