A New Day

53 3 0
                                    

Dirgan dan Nala, mereka berangkat menuju sekolahnya dengan berboncengan.

Mereka seperti layaknya seorang remaja yang tengah menjalin cinta.  Sesampainya di parkiran sekolah semua melihat Nala dengan tatapan sinis.

Tentu saja itu karena mereka iri dengan Nala yang bisa berboncengan dengan cowok keren disekolahnya yang notabennya seniornya itu.

“Santai aja kali. Sampe tegang gitu diboncengin cowok tampan gini.” Canda Dirgan dengan kekehannya

“Yee samsudin, kepedean banget jadi orang.” Balas Nala dengan muka kesalnya.

Nala segera melepas helm dan turun dari sepeda motor Dirgan. Ia langsung berjalan meninggalkan Dirgan.

“Hei tungguin.” Teriak Dirgan yang diabaikan oleh Nala.

“Kenapa sih buru-buru banget.” Tanya Dirgan.
Sambil terus berjalan Nala menjawab

“Lo ngga liat tatepan cewek-cewek setingkat lo seakan mau nerkam gua tau nggak.”

Mendengar jawaban dari Nala, Dirgan justru tertawa gemas melihat gadis pujaannya itu.

Hal itu biasa bagi Dirgan, karena hampir semua cewek disekolahnya mengagumi sosok Dirgan.

Gadis itu terus berjalan dan meninggalkan Dirgan yang masih tertawa di tempatnya.

“Ih liat deh, dia kan biasa aja tapi kok Kak Dirgan bisa mau si sama dia.”

“Dia genit ke Kak Dirgan kali ya.”

Dan bla bla bla masih banyak lagi orang-orang yang membicarakannya. Dia mencoba tidak peduli hingga akhirnya sampai dikelasnya.

“Fiuuuuhhh, gelaaa bar-bar banget fans-fans Dirgan.” Ucap Nala sembari tarik nafas dalam-dalam.

“Ngapa dah lu? Pagi-pagi gini udah keringetan aja. Abis olahraga pagi?” Ejek Gita.

“Diem lo, bagi minum dong aus gua nih.” Pintanya dan langsung menyerobot minuman Gita.

“Yee si kutil, gua belum ngijinin udah main tenggak aja, ck dasar.” Ucapan itu hanya dibalas cengiran dari Nala.

Jam pelajaran pun dimulai seperti biasa. Hingga tanpa terasa hari ini jam sekolah telah usai.

Nala berjalan menelusuri lorong kelas-kelas. Namun tiba-tiba tangannya dicekal oleh seseorang. Mata Nala tertuju pada seseorang yang mencekalnya.

“Lo balik bareng gue, karna tadi lo berangkat bareng gue.” Titahnya pada Nala

“Eh creepy, gua bisa balik sendiri kali. Jangan ganggu.” Tolak Nala padanya

I’m not creepy, girl. I’m sweetboy.” Belanya
Sweetboy your head!!!”

Dirgan hanya tertawa dan langsung menarik tangan Nala menuju parkiran sekolah.

“Lo narik-narik mulu dah.”

Kesal Nala sembari menarik dan melepaskan tangannya dari genggaman Dirgan.

“Hobi baruku.”

Tidak ada hal spesial selama perjalanan, Nala terus memperhatikan sosok Dirgan dari kaca spion.

Ia mengakui bahwa Dirgan memang tampan. Garis matanya begitu tajam dan rahangnya begitu tegas. Tak heras jika banyak perempuan yang menyukainya.

“Sudah puas memandangiku, nona?.”

Ucapan itu menyadarkan Nala dan membuatnya malu, ketahuan memperhatikan Dirgan hingga tak sadar bahwa mereka telah sampai diteras rumah Nala.

“Ehmm, ak.. aku em Ah enggak, siapa juga yang ngliatin lo? Dih Ge-er.” Kilah Nala menahan malunya.

“Kalo engga, kenapa mukanya merah keringetan gitu, hm?” Dirgan mengucapkan itu dengan alis naik turun.

“Udahlah sana, balik ke habitat lo.”

Usir gadis itu mengakhiri godaan Dirgan yang terus membuatnya salah tingkah.

Dirgan tertawa puas melihat wajah gadis itu yang blushing menahan malunya.

Dia pergi setelah sebelumnya menoel hidung kecil gadis itu.

DIRGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang