Im lose

31 2 0
                                    

Hari inilah hari dimana semua peserta Girls School itu akan unjuk gigi.

Mereka semua menyiapkan diri di backstage.

Begitu pula dengan Nala yang masih mengatur dirinya agar tidak lagi merasa Nervous.

“Ingat perjanjian kita! Bersiaplah untuk kalah dan hushhh jauhi Dirgan.”

Setelah mengatakan itu, Berliana kembali ketempatnya menyiapkan diri.

“Oke, be quiet. Tarik nafasss tahann hembuskan. Kalahkan mak lampir itu.” Ujarnya pada dirinya sendiri.

Acara pun dimulai. Sambutan-sambutan telah diberikan, dan semua peserta diminta untuk menaiki panggung seraya acara pembukaan.

“Ya ini dia peserta kita pada hari ini.”

Semua peserta berjalan layaknya di catwalk sembari melambaikan tangan dan memberikan senyum terbaiknya.

OMG.. Nalaaaa you look so beautiful.”

Teriak Gita dan dan diikuti riuh tepuk tangan dari teman-temannya.

Semua peserta kembali menuju Backstage. Dan menyiapkan diri masing-masing.

“Oke langsung saja kita saksikan penampilan yang pertama dari Ananda Vera Indiana.”

Penampilan itu sesuai dengan urutan undian, hingga tak terasa sudah mencapai nomor urut ke-7

“Gimana penampilan peserta nomor undi 6, guys? Ini dia penampilan dari Berliana Tian yang merupakan Girls School tahun lalu. Apakah bisa mempertahankannya? Kita liat saja ya.”

Sesi wawancara pun dimulai. Seperti biasa semua juri memberikan masing-masing satu pertanyaan pada peserta.

“Apa inti dari menjadi seorang wanita?”

Mendengar pertanyaan yang tak terduga itu, Berliana terlihat gugup dan bingung mau menjawab apa.

“Menjadi seorang wanita merupakan karunia Tuhan yang harus kita syukuri.”

“Hanya itu jawaban Anda?”

“Iya.”

“Penampilan apa yang akan Anda tunjukkan saat ini?” Tanya seorang juri yang lainnya.

“Saya akan menampilkan sebuah single modern dance”

Musik pun mulai dimainkan, Berliana menunjukkan bakatnya menari masa kini. Semua kagum dengan tubuh bak karetnya itu.

“Semoga lo bisa ngalahin mereka, Nal.” Ucap salah satu penonton di kursi penonton.

Penampilan itu pun usai diakhiri dengan tepuk tangan yang meriah.
Gue Pasti Bisa

“Wahh ngga terasa ya, ini mau penampilan peserta yang terakhir. Masih semangat dongg. Mari kita sambut penampilan dari Lilianala Kinari.”

Banyak penonton menyambutnya dengan berdiri dari kursinya. Tentu tepuk tangan banyak terdengar.

Seperti sebelumnya, dimulai dengan sesi wawancara untuk mengetahui wawasan yang dimiliki peserta.

“Apa definisi sukses menurut anda?”

“Definisi saya tentang sukses adalah ketika nurani saya setuju dengan waktu, tenaga, dan emosi yang dihabiskan untuk mencapai tujuan sampai akhir dan memungkinkan saya tidur nyenyak dimalam hari. Terimakasih.”

“wow, jawaban yang cukup memukau, Nona.”

“Tunjukkan bakat Anda pada kami!”

Nala tersenyum dan menuju pada sebuah piano yang telah tersedia diatas panggung. Dia memulai untuk memainkan sebuah lagu.

****

Never was a leader
Never had a thing for fairytales
Not really a believer. Oh-oh
Small voice in the quiet
Guess I never dared to know myself
Can my heart beat quiet? No

But  then there was you (but then there was you)
Yeah, then there was you
Pull me out of the crowd
You were telling the truth (you were telling the truth)
Yeah (yeah-yeah)
I got something to say now
‘Cause you tell me that there’s no way I couldn’t go
Nothing I couldn’t do
Yeah

I want to get louder
I got to get louder
We ‘bout to go up baby, up we go
We ‘bout to go up baby, up we go
We’re blowing out speakers
Our heart a little clearer
We ‘bout to go up baby, up we go

For worse or for better
Gonna give it to you
In capital letters

~ Haile Steinfeld, BloodPop® - Capital Letters

“Wow, gilaaaa Nalaa you’re so perfect.”

“Anjay, tadi beneran, Nala?”

“Damn, tersepona gua.”

Semua riuh bertepuk tangan melihat penampilan dari Nala, pujian dan lainnya terdengar sangat jelas. Semua terpukau melihat penampilannya.

“Dih, cakepan juga gue.”

Tentu dibalik penampilan Nala yang membuat semua orang penontonnya terpukau, ada yang merasa iri dan jengkel. Ia tak terima kalah telak dengannya.

“Holla everyone! Seru ya komptisi ini, sekarang waktunya yang ditunggu-tunggu nih. Kira-kira siapa nih yang menjadi The next Girls School kita?”

Nala Nala Nalaaa.”

Teriak para penonton

“Waww, kita dengar keputusan juri saja ya. Untuk seluruh peserta bisa naik ke atas panggung!”

Semua peserta menaiki panggung untuk menunggu hasil keputusan juri.

“Juara ke-3 Julieta Azmia”

“Juara ke-2 Deolinda Eri

“Daaan juara pertama ialaaahhh..”

Suasana pun mulai tegang, wajah penuh harap terlukis di wajah masing-masing peserta.

“Juara pertama ialaaah Berliana Tian”

Tepuk tangan menghiasi seluruh ruangan.

“Oh damn, gue kalah.”

Gadis itu merasa kecewa dengan dirinya sendiri, ia menahan rasa kekecewaan yang menghampirinya.

•••••••••••••••••••
THANKYOU YA YANG UDAH BACA. SEMOGA SUKA ❤

DIRGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang