Jadian?

23 2 1
                                    

Gadis tersebut langsung menerima panggilan tersebut.

"Hal..." Omongannya tercekat karena Dirgan langsung menyemburnya dengan ocehannya.

"Tell me, ini tulisan 'yess' maksutnya apa?"

Gadis itu hanya tertawa mendengar suara Dirgan yang terdengar konyol.

"Ckk, malah tertawa" terdengar eluhan dari seberang.

"Hehe, iya iya. Itu jawaban buat kamu."

"Jadi selama tiga hari ini jawaban itu ada di saku tasku? Oh goshhh, jadi sekarang kita pacaran kan? love you my girl mwahhh"

"Ahaha apaan si kamu. Aku matiin yaa, ngantuk nih. Night my boy. Nice dream."

Tuttt tutttt tutt

Panggilan tersebut pun terputus.

Panggilan tersebut mengakhiri obrolan mereka malam itu, Dirgan dengan rasa senangnya mendapaatkan gadis yang diinginkannya.

Dan Nala tidur dalam senyumannya yang penuh arti. Inilah awal dari kisah cinta mereka yang indah dan penuh warna.

********
"Ngembang banget tuh senyum." Celetuk Bang Erlan.

"Ck. Apaan sih. Pagi mamah sayanggg." Ucapan seraya memberikan pelukan pada sang ibu yyang tengah mengoles selai.

"Pagi, sayang. Yuk makan dulu. Sini duduk."

Nala duduk di hadapan Bang Erlan diiring dengan juluran lidahnya. Yang melihat kelakuan Nala itu hanya menggelengkan kepalanya.

Baru sesuap roti yang masuk kemulut Nala, tiba-tiba bel rumah berbunyi menandakan ada seseorang yang datang.

"Biar Bang Erlan aja mah yang bukain."

Putra sulung keluarga itu keluar melihat siapa yang datang.

"Assalam.." salamnya terpotong oleh selaan Bang Erlan.

"Waalaikumsalam, lu siapa? Mau apa kesini?"

"Saya mau jemput Nala, Mas."

"Gausah, gua yang bakal nganterin adek gua."

Tiba-tiba ibunya keluar dari rumah melihat siapa yang datang.

"Eh.. temennya Nala kan? Mau berangkat bareng ya?"

"Mah, apaan sih. Biar Abang aja yang yang nganterin Nala."

Ibu Erna hanya menyenggol pinggang putra sulungnya itu.

"Nalaa, sini nak. Ini udah ditungguin temannya."

"Iyaa mah." Terdengar teriakan dari dalam rumah yang pasti adalah suara cempreng dari Nala.

Erlan merasa kesal dengan mamahnya kemudian ia masuk kedalam rumah.

"Dek, itu siapa sih? Pacar?"

"Dihh kepo, bye Abang sayang."

Nala bergegas keluar rumah. Dua sejoli itu berpamitan dan segera menuju kesekolah.

Di perjalanan mereka ngobrol layaknya seorang yang tak pernah kehabisan topik obrolan.

Hingga keduanya saling diam menikmati indahnya jalanan ibukota.

"Nal."

"Hmm"

"Nala."

"Hmm."

"Sayang."

"Hmm. Eh."

Dirgan tertawa mendengar respon Nala dibelakangnya itu.

"I Love Youu."

Nala menegang mendengar ucapan tiga kata itu dari mulut Dirgan.

"Yeahh. I love me too"

"Oh gitu? Turun deh."

Dirgan meminggirkan motornya dan berhenti dipinggiran.

"Eh, jalan ihh. Ntar telat."

"Motor ini ngga bakal jalan kalo kamu belum ngomong ' I love you' ke aku."

"Biarin, gamau ngomong."

"Yaudah kita disini sampe malem."

"Oh ya?" Nala hanya tertawa.

Nala membiarkan ulah Dirgan itu, ia berfikir jika dia hanya main-main dengan ucapannya.

Hingga selang 15 menit, Dirgan belum juga menjalankan motornya.

"Dirgan, jalan ih. Ini keburu telat entar."

"Yaudah bilang dulu."

Nala seakan ragu dengan kata-kata yang akan diucapkannya.

"Iya iya. I love you. Dah tuh."

"Dih masa gitu, mana ada sweetnya."

"Hmm. I love you, Dirgan. Sekarang jalan ya, Sayang."

Gadis itu menekankan kata sayang dibelakangnya. Dirgan hanya tertawa dan segera melajukan motornya menuju sekolah.

*****
Malam ini adalah hari dimana perayaan party Dirgan diselenggarakan disebuah hotel mewah.

Dentuman musik party mengiringi acara pada malam itu. Semua keluarga, saudara, serta teman-temannya telah hadir dalam acara tersebut.

"Dirgannya mana, Tante? Kok belum kelihatan."

Namun justru pemilik acara itu belum menampakkan batang hidungnya.

"Ah iya, Berliana. Dirgan masih menjemput teman spesial katanya."
Ucap Ibu Tya pada seorang gadis bernama Berliana.

Mendengar hal itu, Berliana tentu saja merasa kesal dan membuat moodnya hancur seketika.

Hingga semua mata tertuju pada sepasang manusia yang bergandengan tangan memasuki gedung tersebut.

"Wahh itu Nala ya? Cantik banget."

"Mereka bener-bener cocok ya"

"Eh dia yang ngalahin, Berliana kan?"
Mendengar semua pujian itu, ada seseorang yang kesal marah dan cemburu.

"Harusnya gue yang berpasangan bareng Dirgan, bukan cewek bar-bar itu."
Batin seorang gadis yang tak tahan dengan keserasian Nala dan Dirgan.

Ia mengambil sebuah minuman dan berencana menumpahkannya pada gaun indah milik Nala. Ia pun segera berjalan mendekati Nala.

Sreeett Gubrakkk

"Anjirrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr"

Suara gaun sobek yang membuat pemakainya terjatuh dan terguyur minuman di tangannya.

Semua hadirin menertawakan nasib gadis itu.

Bukan Nala yang terkena sial. Tapi Berliana yang kena sial. Ini yang dinamakan senjata makan tuan.

Saat ia berjalan, heels bagian belakangnya menginjak gaun panjang miliknya sendiri yang menyebabkan robek dan berakhir dengan badan melayang ke lantai.

Nala berlutut untuk membantu gadis malang itu berdiri. Tetapi ia berbisik pada Berliana.

"Mampusss, gue tau lo mau numpahin itu ke gua kan? Ckck gadis yang malang."

Ya itulah kelakuan dari Nala, dia tau harus bersikap seperti apa pada orang yang membencinya.

Dan Berliana dengan rasa kesalnya, menerima uluran tangan dari Nala dan segera berdiri.

Dirinya telah malu di acara tersebut, ia pun segera menuju parkiran dan pulang kerumahnya dengan keadaan yang mengenaskan.

"I hate you, Lilianala"

Nala hanya memincingkan matanya tanpa membalas perkataan dari Berliana.

Ia hanya hanya melihat kepergian gadis malang itu.

••••••••
GIMANA READERS? MAU DILANJUT? SEMOGA SUKA YAA SAMA CERITA YANG KU BUAT.
KALIAN MOTIVASIKU UNTUK MENULIS LANJUTAN CERITA INI. ❤

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAA

LOVE YOU❤

DIRGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang