Aku lupa beritahu warning untuk kata-kata kasar ehehe
---
Waktu istirahat tiba.
Guru pengajar beranjak pergi dari kelas-kelas, murid-murid barisan belakang terbangun dan mengucapkan selamat siang kepada sesamanya.
Tak terkecuali Naruto. Bedanya dia tidak tegur sapa dengan sesama.
Saat hendak berdiri, ia mendengar bangku di sebelahnya yang ikut berderit.
Ah, iya dia lupa bahwa murid baru itu duduk di sebelahnya.
"Hey"
Naruto terkejut. Tanpa aba-aba, lelaki yang baru saja ia sebut muncul. Tepat di sampingnya, dengan jarak kurang lebih 2 meter.
"Ada apa?" Naruto bertanya setelah mengatur ekspresi wajahnya yang terkejut.
Naruto memperhatikan Sasuke yang tiba-tiba mengendus pelan di udara. Mungkin tidak kelihatan jika tidak terlalu diperhatikan, namun Naruto melihatnya. Karena Naruto sedang memperhatikan dirinya.
"Apa kau memakai wewangian?" tanya Sasuke yang kini menutup mulut dan hidungnya dengan kedua telapak tangan.
"Memangnya ada apa?" tanya Naruto kembali.
"Baunya terlalu menyengat" setelah berkata seperti itu, Sasuke segera beranjak keluar dari kelas. Entah pergi kemana, Naruto peduli.
Ah, bukan- maksudnya dia tidak peduli.
Kiba menepuk bahu Naruto kencang, "yo, Naruto!"
Yang dipukul meringis, "terkutuklah kebiasaanmu itu, Kiba!"
"Wajahmu terlihat menyedihkan, ditolak wanita?" Kiba tertawa sepuas hatinya melihat wajah Naruto yang terlihat sangat kusut.
"Apakah minyak wangiku baunya menyengat, Kiba?" tanya Naruto.
Kiba menggeleng, "bukannya kau tidak pernah menggunakan minyak wangi saat ke sekolah?"
Naruto tersadar bahwa Kiba benar. Selama ini dirinya tidak pernah menggunakan minyak wangi untuk ke sekolah.
Lalu kenapa Sasuke itu berkata bahwa bau minyak wangi Naruto menyengat?
Hmm...
Jam pelajaran selanjutnya adalah olahraga.
Naruto mengganti seragamnya dengan pakaian olahraga. Namun segera setelah berganti, Naruto berjalan ke belakang gedung sekolah. Tak lupa menenteng sebungkus roti dan sekotak susu.
Ia pun mencari posisi aman untuk duduk lalu segera mandudukkan dirinya. Lalu menutup matanya, menikmati ketenangannya saat ini.
Naruto menghela napas kasar, "akhirnya tenang."
"Hn"
Naruto hampir saja terjungkal ke belakang. Kemunculan Sasuke benar-benar membuat hatinya serasa meloncat keluar dari dalam tubuhnya. Rasanya dia akan benar-benar gila jika orang itu tetap bermunculan secara tiba-tiba.
"Bercanda, aku baru datang saat kau sudah tiba."
Helaan napas lega keluar dari mulut Naruto.
"Lalu untuk apa kau disini?"
"Maaf" ucapnya dengan wajah rata yang terlewat serius. Naruto hanya merasa aneh oleh sikap Sasuke.
Yang bersangkutan hanya menaikkan sebelah alis mata, tak lupa menyeruput susu kotak yang ia bawa kemari.
"Untuk apa?"
"Tadi aku menuduhmu"
Naruto menggelengkan kepalanya pelan, "tidak apa-apa. Lagipula aku tidak sedang mengenakan minyak wangi. Kenapa kau berkata bahwa ada bau menyengat?"
Sasuke hanya mengedikkan bahunya lalu beranjak pergi.
"Wah, kejamnya" Naruto membatin sambil melanjutkan kegiatannya.
"Namikaze Naruto!"
Ah, sial. Aku ketahuan! batin Naruto yang sedikit terkejut.
Iya, itu adalah sahutan sayang dari sang guru olahraga, Asuma Sarutobi. Dengan sepasang cakram di masing-masing tangan, Asuma memasang kuda-kuda untuk berjaga-jaga apabila Naruto mencoba untuk kabur.
"Astaga, sensei! Teganya kau menodongkan cakram itu kepada muridmu!" adu Naruto dengan wajah memelas yang dibuat-buat, menarik perhatian murid lainnya yang kebetulan lewat.
"Apa kau bilang, Naruto?! Kurang ajar!" Asuma melempar cakram itu ke pohon yang berada di kanan Naruto dan mengeluarkan sebuah thong, kini untuk menggetuk kepala batu milik Naruto.
"Aduh, aduh. Yang benar saja!!" Naruto mengaduh kesakitan dan berlari menjauh dari gurunya yang satu itu. Rasanya Asuma sudah memiliki sumbu pendek jika menghadapi seorang Namikaze Naruto.
Kiba yang menyaksikan hal tersebut tertawa sepuasnya hingga terjungkal, "astaga Naruto! Hahahaha! Sial, hal itu-hahaha-lucu sekali!"
Naruto menelik Kiba sambil bermisuh di dalam hati.
'Semoga kau bertemu jodoh yang sangat-sangat membosankan!' umpat Naruto dalam hati.
Sementara Sasuke yang baru saja kembali, ikut menyaksikan kejadian naas yang menimpa Naruto.
Hingga di satu momen, iris safir dan onyx terkunci. Singkat, hanya 3 detik, lalu terputus kembali. Pemilik onyx, Sasuke, mengalihkan pandangannya terlebih dahulu, menutup hidung dan mulutnya lalu beranjak kembali ke barisan kelasnya di lapangan.
"Sasuke itu, apakah dia merasa sakit?" gumam Naruto yang memelankan langkahnya.
Nuh-uh. Pilihan buruk, Naruto.
"Hey, Naruto. Kudengar kau menjadi anak baik dalam pelajaran Asuma-sensei, hmm?"
Oh, tidak. Umino Iruka.
《p s》
Astaga lelah aku menjalankan bermacam jenis tryout dan kawan-kawannya
Pengen cepat-cepat lulus aja rasanya ):
Sebab itu, update ceritanya mungkin bakal bolong-bolong. Semoga kalian masih menunggu ya!
![](https://img.wattpad.com/cover/178175041-288-k535666.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire ¤slow update¤ ( NaruSasu )
Fanfiction"Kau sudah sinting, tuan" "Nonono! Kau pikir aku akan membuat lelucon dengan hal seperti ini?" "Namun, semua itu tidak masuk akal!" "Vampire is alive, out there, somewhere, even beside us all along" Warn: ooc, eyd yang berantakan, curses. Read on yo...