Wah fanfic ini udah lebih dari 1k reads, aku senang huhuuuuu
-------
Naruto mempercepat langkahnya di sepanjang koridor sekolah. Sahabatnya, Inuzuka Kiba, berhutang penjelasan padanya.
Ya, Naruto akui sikapnya tadi malam kurang sopan, menutup telepon secara sepihak. Oleh karena itu, dia ingin meminta penjelasan kepada sahabatnya itu saat ini. Dia ingin mendengarnya langsung dari mulut Kiba.
Dengan langkah besarnya, ia berjalan menuju ke kelas. Orang-orang di sekitar koridor hanya bisa menyingkir, memberikan jalan kepada Naruto. Wajahnya yang tampak bingung terlihat menyeramkan bagi murid lainnya.
Terdengar bisik-bisik bahwa Naruto akan melabrak seseorang.
'Hei, kalian pikir aku orang yang mencari gara-gara kepada siapapun? Gila!', batinnya sambil mengabaikan omongan-omongan sembarang orang di sekitarnya.
Sesampainya di kelas, ia menggeser pintu dengan cepat dan menghampiri tempat duduk Kiba.
"Kiba!"
Kiba yang sedang merenung pun terkejut.
"Ah, sialan. Naruto! Ada apa sih mengagetkanku?"
"Ada apa kau bilang? Kau berhuntang penjelasan padaku, Kiba!" ujarnya sambil menyeret Kiba berdiri dari bangkunya.
Kiba menghela napas, "kita omongkan nanti saja. Orang-orang menatap kau dengan aneh, kau tahu?"
Naruto mengalah.
Ada benarnya juga kata Kiba barusan, memang nyatanya orang-orang kini menatap mereka dengan takut-takut. Naruto seolah mengeluarkan aura dingin saat ini.
"Pokoknya kau harus menjelaskannya!"
"Ya, ya tuan Namikaze"
Tiba waktunya istirahat, tanpa membuang waktu sedikitpun, Naruto menghampiri Kiba dan menariknya ke atap sekolah.
"Sekarang!" tuntut Naruto setelah membawa Kiba secepat mungkin menuju atap sekolah.
Kiba pasrah, sahabatnya ini memang keras kepala saat seperti uni.
"Jadi, dari mana harus aku jelaskan?"
"Kenapa kau berpikir kalau kau adalah seorang werewolf?"
Kiba mengangguk, "oh jadi kemarin, aku menguping Shika-"
"Kau menguping? Uwah, menyebalkan sekali" gumam Naruto.
Kiba memukul kepala Naruto, "diam dulu, jangan potong omonganku"
"Jadi kemarin aku secara tidak sengaja, mendengar pembicaraan Shikamaru-sensei dengan Sasuke. Lalu mereka berbicara tentang sesuatu hal seperti feromon, dan dosis obat"
"Feromon?"
"Ya, lalu mereka berbicara tanpa mulut mereka. Seperti, uh, kau tahu, berbicara dengan pikiran mereka? Ya, intinya, mereka berbicara bahwa-"
Kiba berhenti sejenak. Rasanya tidak enak kalau ia membeberkan soal Sasuke pada Naruto.
Naruto mengangguk-angguk, "tadi malam kak Kyuu datang ke tempatku"
Kiba terkejut, ia dengar bahwa kakak Naruto itu sangat sibuk bekerja di luar negeri dan jarang sekali berkunjung ke tempatnya, "oh, ya? Tumben"
"Ya. Aku bertanya soal makhluk seperti werewolf padanya, dan dia bilang bahwa dia percaya. Aku sedikit terkejut, dia yang sepertinya selalu sibuk dengan pekerjaannya pun ternyata sering bertemu dengan mereka"
Kiba mendengarkan ucapan Naruto.
"Ibu dan kakakku selalu bicara tentang sebuah kebangkitan, aku pikir itu adalah semacam pubertas, tapi itu adalah hal yang berbeda. Bahkan pertama kali aku 'bangkit' aku sampai pingsan, pendengaranku menajam. Begitu pula indraku yang lainnya. Itu menyeramkan"
Kiba melanjutkan pembicaraannya, Naruto menatap ke langit di atasnya.
"Haha, aku rasa pikiranku terlalu sempit, ya?"
Kiba menepuk bahu Naruto, "tidak juga, kok. Lagipula bagi orang-orang biasa, hal ini malah terdengar aneh bagi mereka"
"Yap, kau benar"
"Ya, jadi begitulah. Kau puas?" tanya Kiba yang membalikkan badannya menuju kembali ke dalam gedung sekolah.
Naruto mengekor di belakangnya, "puas? Kurasa belum. Tapi biarlah, nanti juga aku akan mengetahuinya"
"Yah, kalau kau penasaran, kau bisa bertanya langsung kau tahu?"
"Hah?"
"Kau penasaran, bukan? Tentang Uchiha itu?"
Naruto sedikit menunduk, dia malu karena sepertinya dia mudah ditebak.
"Ahaha! Santai saja, Naruto. Kau ingin mendekatinya, bukan? Aku sedih. Sahabatku yang malu dan anti-sosial mulai berusaha mendekati murid baru. Ahh, aku kesepian"
Naruto memalingkan wajahnya, "berisik kau, tuan Inuzuka!"
"Tapi apa yang terjadi setelah kau ambruk kemarin? Kau menguping pembicaraan Shikamaru 'kan? Bagaimana dia kemarin?" tanya Naruto sembari berjalan di koridor.
Kiba merona, 'ah, sialan. Apa ketahuan?'
"Oh, oh~ ada apa? Anjing kecilku ini tampak merona~" goda Naruto yang melihat wajah Kiba merona.
"B-berisik! Cepat ke kantin. Waktu istirahat tinggal sedikit lagi"
Naruto tertawa lepas, "baik, baik tuan Inuzuka"
"Ah, maaf. Maksudku nyonya Nara~"
Kiba meledak, tidak secara langsung. Jantungnya meledak.
"SIALAN, NAMIKAZE NARUTO!"
Tawa Naruto kembali meledak sepanjang koridor, menjadi tontonan sendiri bagi murid-murid yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire ¤slow update¤ ( NaruSasu )
أدب الهواة"Kau sudah sinting, tuan" "Nonono! Kau pikir aku akan membuat lelucon dengan hal seperti ini?" "Namun, semua itu tidak masuk akal!" "Vampire is alive, out there, somewhere, even beside us all along" Warn: ooc, eyd yang berantakan, curses. Read on yo...