enam

647 54 2
                                    

Naruto mengikuti langkah Sasuke segera setelah ia berpisah dari Kiba.

Dengan sangat berhati-hati dia mengikuti langkah Sasuke, agar tidak ketahuan. Jika ketahuan bisa malu dia.

Naruto mengendap-endap melewati lorong-lorong di gedung bagian kegiatan tambahan yang pastinya sepi saat jam-jam pelajaran. Naruto curiga. Apakah Sasuke itu sebenarnya seorang penculik? Pembunuh? Atau pengguna obat-obatan terlarang?

Naruto membatin dalam hati sambil menengok kanan kiri memastikan ia tidak kehilangan jejak Sasuke.






Belok kanan.




Belok kiri.



Lurus.



Putar balik.



Berhenti.



Loh?



'Sebentar'

Naruto mengintip ke tempat Sasuke saat ini berdiri. Lalu melihat plang nama ruangan tersebut.

Unit Kesehatan

"Untuk apa dia pergi ke UKS? Sudah kuduga dia pasti penyakitan" gumam Naruto pelan agar tidak ketahuan.

Ia memperhatikan Sasuke yang berbincang dengan Shikamaru di depan pintu ruang UKS.

Keduanya tampak bercek-cok, apakah mereka saling kenal?

Lalu tiba-tiba muncullah Kiba yang berada di depannya dan sepertinya tidak menyadari keberadaan Naruto.

Naruto memperhatikan gerak-gerik Kiba. Mulai dari gerakannya yang semakin lama makin menyondongkan telinga. Mendengarkan entah suara apa, karena Naruto tidak bisa mendengar apa-apa dari tempatnya saat ini.

Hingga ekspresi Kiba yang kaget, keringat dingin.

Entah dorongan dari mana, Naruto segera menarik badan Kiba dari belakang dan menutup matanya.

Tepat saat itu, Shikamaru muncul dari dalam ruangan.

"Naruto? Apa yang kau lakukan?" tanya Shikamaru yang membuka pintu ruangan lebar-lebar. Terlihat Sasuke di dalam yang sedang duduk di sebuah bangku.

Naruto hanya tertawa renyah perlahan.

"Hey, temanmu itu, kenapa pingsan?"

Naruto melepaskan tangannya yang tadi menutup mata Kiba dan menyadari bahwa sesaat setelah Naruto tarik, Kiba pingsan.

Pertanyaan Shikamaru hanya direspon oleh gedikkan bahu oleh Naruto.

Shikamaru menghela napas keras, "merepotkan. Cepat baringkan di salah satu ranjang di dalam" ucapnya lalu menyingkir dan menghadap ke Sasuke lagi.

Naruto segera melakukan hal yang disuruh Shikamaru tanpa melepaskan matanya dari gerak gerik lelaki itu. Tampak Shikamaru memberi suatu cairan dan beberapa buah pil, entah untuk apa, yang kemudian dikantongi oleh Sasuke.

Naruto hanya mengamatinya dalam diam. Tidak ingin berkata sembarangan dan dicap sebagai orang yang suka omong sembarangan.

"Kembalilah ke kelas, Sasuke. Ini dosis terakhirmu, ingat? Kalu tidak kuat, diamlah di rumah dan izin untuk tidak masuk sekolah"

Kata-kata tersebut yang dapat Naruto tangkap oleh telinganya karena posisi mereka dengan Naruto agak berjauhan saat ini. Agak mengundang penasaran namun Naruto memilih untuk mengabaikannya. Toh suatu saat akan terkuak.





































Setelah beberapa menit, Naruto memilih untuk kembali ke kelas dan meninggalkan temannya di tangan si dokter baru itu.

"Shikamaru, aku ke kelas dulu ya!" ucap Naruto.

Shikamaru mendecih, "dasar anak tidak sopan"

Shikamaru melirik ke arah Kiba saat ini terbaring. Matanya memicing, "sejauh mana kau dengar, bocah?" gumamnya.

















































Saat kembali ke kelas, Naruto melihat Sasuke yang sudah terduduk rapih di bangkunya. Dan ia melihat Sasuke sedang meminum sebuah pil yang tadi ia lihat diberikan oleh Shikamaru.

Pikiran iseng muncul di kepalanya.

Naruto segera menghampiri tempat duduk Sasuke.

"Hay! Sudah kuduga, kau itu penyakitan ya" ucap Naruto sambil berbisik. Walaupun kurang ajar, Naruto tahu kalau hal ini mungkin merupakan hal privasi. Tapi mulutnya tetap gatal untuk menanyakan hal itu.

Sasuke yang terkejut secara tidak sengaja menelan pil itu bulat-bulat, tanpa air.

"Sial, pahit!" umpat Sasuke pelan.

Sasuke mendelik ke arah Naruto.

"Ada apa sih urusanmu denganku?" ungkap Sasuke yang masih terbawa emosi. Rasanya ia lelah diekori oleh orang ini terus.

Naruto hanya memandangnya lurus, "tidak apa-apa. Kau itu menarik, jadi aku ikuti" jawabnya jujur. Entah kenapa rasanya percuma untuk Naruto berbohong pada Sasuke pun.

Sasuke menjauhkan wajah Naruto dan mengalihkannya ke arah lain, "jangan mengikutiku, dasar cabul"

Naruto terheran-heran. Tapi ia memilih untuk mengesampingkian ejekan itu.

"Oh, iya. Terima kasih ya untuk tadi pagi! Kalau tidak ada kau, mungkin aku akan mati konyol di depan apartemenku sendiri"

Sasuke terkejut, ia hanya menganggukkan kepalanya pelan, "lagipula kau juga mengagetkan, tumbang di depan rumah seperti itu"

Naruto menggedikan bahunya, "aku juga tidak paham. Rasanya badanku tidak enak saat ingin ke sekolah"

"Apa mungkin--" gumam Sasuke pelan.

"APA MUNGKIN AKU DITEMPELI MAKHLUK HALUS?!" dengan kurang ajarnya, Naruto menyerobot kalimat Sasuke.

Sasuke menjitak kepala Naruto keras, "apa kau sinting? Mana mungkin hal seperti itu terjadi. Mereka terlalu takut untuk dekat denganmu!"

Naruto tertawa terbahak-bahak mendengar itu.

Penghuni kelas lainnya terperangah dengan interaksi Naruto dan Sasuke. Mereka terlihat berbeda dari biasanya.















《 p s 》

Sedikit hadiah karena saya udah selesai UN heheheheh
Tapi akan slow update bangettttt berhubung masih banyak ujian dan tes menanti ):

Btw, ini mah gaada yang jawab pertanyaan aku di postscript chapter 4 ya? Agak sedih gimana gitu jadinya ):

Vampire ¤slow update¤ ( NaruSasu )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang