Para readers sekalian, tolong tinggalkan jejaknya ya. Karena aku fakir vote dan comment 😤
Oh iya berhubung sudah mau lebaran, saya selaku penulis dan pembaca ingin meminta maaf lahir dan batin ya 🙏🏻
-----
Naruto berjalan ke depan pintu saat mendengar bel yang dibunyikan. Ia pun membuka pintunya.
"Yo!" sahut seorang pemuda berambut pirang yang lebih kemerahan di hadapan Naruto saat ini. Dengan pakaian seragam layaknya pegawai kantoran, orang itu menyapa Naruto yang masih terdiam tanpa kata di hadapannya. Orang itu tampak membawa plastik dari minimarket terdekat.
Orang itu tampak melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Naruto, "hei, hei, Naruto. Kau baik?"
Naruto sedikit terkejut. Tak ia kira orang ini akan datang pada saat yang tiba-tiba seperti sekarang.
"Ah, Kak Kurama. Ada apa kemari?"
Ya, yang datang adalah kakaknya, Kurama.
Entah kenapa tiba-tiba dia bertamu. Seingatnya kakaknya ini sedang urusan bisnis di luar kota. Dari cara berpakaiannya juga sepertinya kakanya ini bergegas ke sini setelah pulang dari urusannya.
"Aku dengar kakek Jiraiya tidak bisa kemari, makanya aku akan menemanimu hehe" balas Kurama yang wajahnya terlihat pucat dan kelelahan.
Naruto tersenyum kecil, "masuk dulu saja, kak. Mau kubuatkan kopi atau teh?" tanyanya yang kemudian mengambil tas dan jaket milik kakaknya itu untuk ia simpan.
Kurama melepaskan alas kakinya dan segera menaiki tangga untuk menaiki tempat tidur, "oh, buatkan aku teh saja, Naru. Terima kasih yaa~" ucapnya setelah menghempaskan tubuhnya di atas kasur.
Naruto menyampirkan jaket kakaknya dan menaruh tas kerjanya di atas sofa. Setelah itu ia segera membuat dua gelas teh. Satu untuknya, dan satu untuk kakaknya.
Setelah menyelesaikannya, Naruto mengikuti kakaknya menuju ke kasur.
"Nih, kak. Tehnya" ujar Naruto mengulurkan segelas teh ke arah kakaknya.
Kurama pun melepas jas dan dasinya kemudian mendudukkan dirinya, "oh, terima kasih, Naru"
Setelah menyesap teh itu, Kurama memperhatikan wajah Naruto yang terlihat cemas, tak biasanya. Biasanya ia akan senang saat Kurama menghampirinya.
"Ada masalah, Naru?" tanya Kurama yang membuat Naruto sedikit terkejut.
Naruto menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "hehe, ya sedikit masalah dengan Kiba"
Kurama meminum kembali tehnya, "kau mau bercerita?" tawar Kurama yang menawarkan bungkusan keripik kentang yang baru saja ia buka.
Naruto terdiam. Ia masih bimbang. Karena ia yakin kakaknya akan menganggap hal ini tidak masuk akal.
Kurama hanya menepuk bahunya Naruto pelan dan terkikik, "tidak apa-apa kalau tidak mau bercerita. Tapi kalau kau ingin bercerita, ada aku disini"
"Apa pendapatmu tentang mereka yang bukan manusia, kak?" tanya Naruto yang memilih untuk membuka suara.
Kurama bingung, "maksudmu seperti hewan dan tanaman?"
Naruto menggeleng.
"Makhluk supernatural maksudku, seperti, um, werewolf? Manusia serigala?"
Kurama tampak berpikir dalam dan menatap Naruto tiba-tiba.
"Yah, menurutku sih mereka ada" jawab Kurama.
Naruto menengok cepat ke arah kakaknya, "kau setuju? Kau membenarkan itu?"
Kurama mengangguk, "Aku sendiri tidak bisa menolaknya. Sebagai seseorang yang telah berkeliling di berbagai tempat, aku bertemu dengan berbagai macam manusia, yang bahkan melalui pengamatan dengan mata kepalaku sendiri bahwa mereka tidak sepenuhnya manusia" ucapnya sambil memasukkan satu per satu potogan keripik kentang ke dalam mulutnya.
Naruto sedikit tercengang. Kesempatan itu dimanfaatkan Kurama untuk memasukkan keripik kentang ke dalam mulut Naruto.
Naruto tersedak, "ah, sialan. Kak!"
Kurama tertawa kencang.
"Lagipula kenapa kau kaget sekali, sih? Dunia tidak sesempit yang kau kira, tahu?" ujar Kurama. Ya memang benar, Naruto selama ini hanya berada dalam dunia sempitnya.
"Aku bahkan mendapat sebutan orang gila karena orang-orang terlalu takut dengan wajahku" gumam Naruto sambil memasukkan banyak-banyak makanan ringan ke dalam mulutnya.
Kurama kembali tertawa.
Ia menangkup kedua pipi Naruto dan membuat wajahnya berhadapan dengan Naruto, "mana sih seramnya muka adikku yang kecil ini, hm?"
Naruto sedikit memerah, "apa sih, kak? Memalukan saja!" cibirnya lalu menepis tangan Kurama yang sembarangan bertengger di wajahnya.
"Yah, mereka hanya tidak tahu siapa kita" Kurama menatap Naruto.
"Kau juga tidak tahu, Naru"
"Hah?"
Kurama pergi menaruh gelasnya dan gelas Naruto di wastafel di bawah, berusaha menghindari pertanyaan Naruto.
"Tidurlah Naru, besok kau sekolah 'kan?" tanya Kurama sambil mencuci gelas mereka.
"Ya, ayo tidur, kak"
Naruto terbangun dengan posisi yang sedikit aneh.
Ah, iya. Kakaknya ini memiliki kebiasaan tidur dengan body pillow, sehingga tubuhnya yang kini menjadi korban pelukan maut si kakak.
"Kak, beraaaat" protes Naruto yang tertimpa oleh tangan Kurama.
"Hmm? Ah, Naru, maaf" gumamnya setengah sadar dan segera memindahkan tangannya.
Naruto pun terbangun dan segera memasak sarapan.
Ia terbangun cukup pagi, sehingga ia tidak perlu melewatkan sarapan.
"Kak, mau kopi atau teh?" tanya Naruto pada kakaknya yang masih setengah sadar.
"Kopiiii" jawab Kurama yang masih setengah sadar.
Naruto hanya terkekeh dibawah.
Ah, betapa Naruto rindu kedua orang tuanya.
《 p s 》
Yaampun aku lg sakit perut sendirian dikosan ga enak ):
Jadinya aku up cerita aja deh hehehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire ¤slow update¤ ( NaruSasu )
Fanfiction"Kau sudah sinting, tuan" "Nonono! Kau pikir aku akan membuat lelucon dengan hal seperti ini?" "Namun, semua itu tidak masuk akal!" "Vampire is alive, out there, somewhere, even beside us all along" Warn: ooc, eyd yang berantakan, curses. Read on yo...