satu

1.3K 83 1
                                    

Namikaze Naruto.

Pintar? Check

Tampan? Lumayan

Terkenal? Sangat

Seolah sempurna namun semua hanyalah apa yang orang lihat pada luarnya.

Semua murid yang pernah bercakap dengannya, pasti mengetahui sikap-sikap buruknya.

"Saat aku menghampiri, dia hampir melemparku dengan batu kerikil sekepal tangan. Padahal aku hanya ingin membangunkannya untuk pelajaran selanjutnya"

Ucap saksi pertama yang diinterogasi guru alasan melaporkan kelakuan seorang Naruto.

"Dia memukulku tepat di wajah saat aku tidak sengaja menyenggol mangkuk ramennya. Aku tidak bisa lakukan apa-apa 'kan? Kantin saat istirahat memiliki keramaian lebih dari konser group-group idol"

Ucap saksi kedua yang diinterogasi guru yang sama dengan saksi pertama.

Ya, belakangan ini Naruto terkenal oleh kenakalannya.

Membolos jam pelajaran? Sering

Berkelahi? Rutin

Mengerjakan tugas? Tidak pernah

Nilai ulangan? Anehnya, bagus-- bagus sekali.

Nilai ulangannya tidak pernah rendah di kelas. Meskipun ia jarang mengerjakan tugas dan saat di sekolah seolah hanya raganya yang hadir, jiwanya absen entah ke mana.

Bisa kalian kategorikan Naruto ini seorang berandal yang beruntung.























"Yo, Naruto!" sahut si Inuzuka muda, menghampiri meja Naruto.

Inuzuka Kiba. Anggota dari sebuah keluarga pecinta anjing dan memiliki pet shop yang -lumayan- ramai pengunjung. Entah kenapa selalu berada di sekolah yang sama dengan Naruto mulai dari jenjang Sekolah Dasar.

Kiba mendudukkan dirinya di hadapan Naruto yang masih bergeming seolah menutup telinga dan mata akan kehadiran sahabatnya ini.

Jitakan hinggap di kepala bersurai kuning milik Naruto. Sang pemilik meringis kesakitan, setelah itu menatap tajam ke arah Kiba.

"Bisa tidak, sih, kalau memanggil orang itu tidak perlu main tangan?" desisnya sambil mengusap-usap kepalanya, takut ada yang benjol. Tidak lucu jika akan muncul sebuah benjolan semacam bola di atas kepalanya.

Kiba hanya terkikik bodoh. Mengganggu sahabat bobroknya adalah tujuan utamanya setiap bertemu dengan Naruto.

"Ku dengar, nanti kelas kita akan kedatangan murid baru." bisik Kiba dengan mendekatkan mulut ke telinga Naruto.

Naruto hanya berdeham dan menyingkirkan kepala Kiba yang mulai mendekat.

"Tidak bisakah kau berbicara dengan jarak dan cara bicara yang normal dan manusiawi? Tingkah lakumu sama seperti peliharaanmu." protes Naruto sambil mengusap-usap telinganya yang terasa menggelikan setelah dibisiki Kiba.

"Hmm, memang sih peliharaanku anjing, tapi aku tidak segila itu hingga perlu kau samakan dengan anjing, kan?" Kiba memukul pelan lengan Naruto.

Kiba lanjut menggumam asal dan tanpa henti meskipun Naruto bersikap acuh.

"Apakah murid pindahan itu nanti seorang wanita cantik, ya? Ahh~ indahnya masa SMA."

"Kau melindur, Kiba. Kalau ternyata laki-laki bagaimana?" sanggah Naruto.

"Ah, tidak asik. Setidaknya biarkan aku bermimpi."

Sinting, batin Naruto.






































"Ya, anak-anak. Duduk di bangku kalian masing-masing!" titah seorang guru, Umino Iruka, yang memasuki kelas dengan beberapa tumpuk buku.

Murid-murid segera kembali menuju bangku mereka masing-masing. Tak terkecuali Kiba yang duduknya berjauhan dengan Naruto.

"Hari ini kita kedatangan teman baru, silahkan masuk!"

Saat orang itu berjalan masuk, ada berbagai reaksi unik yang ditampilkan oleh para murid penghuni kelas itu.

Misalnya, Ino yang sepertinya lemas sambil menggumamkan 'aku meleleh aku meleleh!'

Atau Hyuuga Hinata yang mencuri-curi lirik ke arah Naruto.

Atau Kiba yang sudah pundung karena harapannya pupus.

Hingga Naruto yang terlihat tidak peduli karena dirinya sedang menoleh ke arah luar melalui jendela di kelas.

"Uchiha Sasuke" ujar murid baru itu singkat, seolah menciptakan hawa dingin seketika di dalam kelas itu.

Iruka hanya bisa tertawa renyah.

"Kau bisa duduk di tempat kosong di sebelah kanan Naruto. Naruto angkat tanganmu!"

Naruto menghadap ke sumber suara dan mengangkat tangan kirinya sembarang.

Murid baru itu, Sasuke, pun berjalan ke tempat yang dituju. Langkahnya tenang, mungkin tanpa suara.

Tunggu sebentar-

Naruto memperhatikan figur yang tidak familiar di kelas ini lamat-lamat.

Rambutnya hitam dengan model yang lumayan aneh, err pantat bebek? Ekspresinya datar, iris yang sewarna dengan rambutnya, bibir yang merah, juga kulit putih yang bisa dikatakan pucat.

Tapi kulit itu jauh terlalu pucat, bahkan langkahnya pun tidak mengeluarkan suara sedikit pun, apakah dia melayang?

"Suka apa yang kau lihat?" sahut murid baru itu yang sekarang telah duduk di sebelah Naruto dan masih ditatap oleh Naruto.

Naruto tersadar dan mengalihkan pandangannya, "tidak" balasnya dengan wajah yang datar. Namun berusaha keras menahan ekspresi penasaran miliknya.

Sasuke hanya mendengus pelan lalu kembali memfokuskan pandangannya ke papan tulis.

Ada sesuatu yang tidak benar pada dirinya, batin Naruto yang bertekat akan mencari tahu lebih dalam tentang tetangga barunya di kelas ini.














Mungkin saya bakal sering telat update cerita karena alasan pribadi. Jika terjadi mohon dimaafkan hehehe

Vampire ¤slow update¤ ( NaruSasu )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang