Seperti biasa, selama kelas berlangsung, Naruto sering kali tercuri perhatiannya oleh Sasuke, si murid pindahan yang baru beberapa hari sebelumnya tiba.
"Psst, Sasuke!" bisik Naruto sambil melempar gumpalan kecil kertas ke bahu Sasuke.
Sasuke menengok ke arah Naruto, "ada apa? Berisik sekali" balasnya bisik sambil menggeram pelan.
Naruto menunjuk ke arah gumpalan kertas yang ada di atas meja Sasuke sekarang. Sasuke mengikuti arah jari Naruto dan membuka gumpalan kertas itu.
Nanti temani aku makan malam, ya?
p.s aku tidak menerima penolakan
Sasuke melempar kembali kertas itu ke meja Naruto, "maaf ya, aku tidak terima tamu"
Naruto sedikit terkejut. Ia terkaget dan jatuh dari kursinya.
Ah, konyol.
"Namikaze! Apa yang kau lakukan di belakang sana?" ujar guru yang sedang mengajar di kelasnya.
Naruto hanya tertawa renyah, "maaf, sensei. Aku terantuk tadi"
"Lain kali kau tertidur di kelasku akan aku panggil walimu!"
Lalu guru itu kembali mengajar.
Naruto membenarkan posisi duduknya. Dapat ia lihat bahwa Sasuke di sebelahnya menahan tawa.
"Kh, dasar konyol"
Tahan Namikaze Naruto, tahan!
Selama perjalanan pulang Naruto mengikuti langkah Sasuke. Dengan kata lain, Naruto berjarak tepat satu langkah di belakang Sasuke.
Sasuke tiba-tiba berhenti. Dia muak dengan dirinya yang selalu diikuti oleh lelaki pirang itu, "Uzumaki Naruto, kenapa kau mengikutiku?"
Naruto terhenti juga, "aku pulang dengan arah yang sama dnegamu 'kan? Yah, tidak ada salahnya jika aku berjalan denganmu"
"Tch" decih Sasuke dan mempercepat langkahnya.
"Hei, hei, kau mendecih? Hei barusan kau mendecih 'kan? Sial, apa sih masalahmu sampai mendecih padaku?" Naruto pun mempercepat langkahnya untuk menjangkau Sasuke.
"Kenapa kau tidak pulang duluan tadi?" tanya Sasuke yang masih mempercepat langkahnya.
"Kalau aku pulang duluan kau tidak akan membukakan pintu untukku, kan?"
Sasuke mengacuhkan Naruto. Namun Naruto adalah seseorang yang tidak kenal menyerah. Jadi ia terus berjalan di belakang Sasuke.
"Huft, Namikaze sialan! Kenapa tidak kau hentikan saja sih?!" keluh Sasuke yang sudah kehabisan nafas karena is berlari-lari dari sekolah hingga sampai ke depan pintu rumahnya.
Naruto juga terengah, "tidak ada kata menyerah pada kamus seorang Naruto!"
Sasuke hanya menggelengkan kepalanya dan memilih untuk memasuki rumahnya.
Naruto dengan sigap menahan pintu yang hampir ditutup dengan satu kaki dan kedua tangannya, "permisi!" ucapnya yang tak ingin kalah dengan tolakan Sasuke.
Sasuke pun memilih untuk menyerah mengusirnya.
"Astaga, Namikaze Naruto. Aku membencimu,"
Naruto tersenyum penuh kemenangan, "aku juga mencintaimu!"
Ugh.
"Sasuke, apa yang kau masak itu?" tanya Naruto yang sudah berlaku seolah rumah Sasuke adalah tempatnya sendiri.
Sasuke hanya mendeham pelan dari dapur. Ia kesal sendiri dengan kelakuan Naruto. Lihat saja, sekarang dia sudah duduk dengan kedua kaki di atas sofa ruang tamu sambil memakan cemilan dan menonton tv. Astaga, lihatlah remahan chips berserakan yang akan Sasuke bersihkan kemudian.
"Sup tomat dan nasi"
"Hah? Tomat?" tanya Naruto yang kelabakan sendiri dan melihat ke arah Sasuke yang masih melanjutkan kegiatan memasaknya.
"Maaf tapi tempatku tidak menyediakan ramen. Kalau tidak suka kau bisa kembali ke tempatmu, di kamar sebelah"
Naruto pun terdiam. Omelan Sasuke mengingatkannya pada sosok ibunya yang selalu mengoceh agar tidak memilih-milih makanan. Mengingatnya saja membuatnya bergidik ngeri.
Sasuke pun akhirnya fokus memasak. Agaknya dia merasa lega karena dapat memasak dengan tenang.
Ting!
Naruto merogoh sakunya untuk mengambil handphonenya yang baru saja berbunyi.
Ia pun menepuk jidatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire ¤slow update¤ ( NaruSasu )
Fanfiction"Kau sudah sinting, tuan" "Nonono! Kau pikir aku akan membuat lelucon dengan hal seperti ini?" "Namun, semua itu tidak masuk akal!" "Vampire is alive, out there, somewhere, even beside us all along" Warn: ooc, eyd yang berantakan, curses. Read on yo...