Part 13

689 30 0
                                    

" Alisha..!". Aku tak berniat sama sekali untuk menanggapi seseorang yang memanggilku itu. Aku tahu, dia pasti akan merecokiku tentang sesuatu yang sudah ku jelaskan berkali-kali.

" Alisha.!" dan aku menoleh pada akhirnya, setelah dia menyetuh pundakku dan memaksaku untuk melihat keberadaannya disisiku.

Aarghhh..!!! Batinku

" apalagi bima..?" aku menjawab dengan dengusan yang sangat jelas menunjukkokkan ketidak sukaanku dengan sikapnya, iya hanya sikapnya. Sikapnya yang seolah aku adalah tersangka dan dia adalah korban.

Memang ku akui, sebelum kejadian Cafe tempo hari. kita memang sering bersama tapi hanya dekat sebagai teman, itu pun karena kami ada kelompok bersama. Tidak lebih dari itu.

Tapi entah wangsit darimana, dia merasa kalau aku memberinya harapan lalu mengecewakannya tanpa jawaban.

Jawaban apa yang dia mau.?
Aku tak pernah sekali pun bersikap seolah aku memberinya harapan apapun. Memang, aku berniat menyibukkan diriku dengan bersama dia. Tapi hatiku. Tidak seinci pun celah dihatiku bisa menerima dirinya sebagai orang spesial. Hanya teman, tidak pernah berubah.

" bukannya mobil yang tadi nganter kamu itu, mobil cowok yang tempo hari JEMPUT PAKSA kamu kan..!"

what..!!! Pertanyaan macam apa itu..??? Dari pertanyaannya saja aku bisa mendengar sindiran dari setiap kata yang dia ucap.

Aku hanya diam, jujur aku lelah harus berurusan dengan Bima. Sudah berkali-kali ku jelaskan bahwa Kak Radhi yang tempo hari menjemputku itu hanya Sepupu.

Tapi toch dia tidak pernah percaya. Sera bahkan sudah sangat jengkel dengan kelakuan Bima yang selalu ngotot tidak jelas itu.

" SERA..!!!" teriakku kencang saat melihat Sera keluar dari ruang guru. Dan berlalu menjauh dari Bima yang menunggu jawaban dariku. Aaah masa bodo.

" Sini aku bantuin." tawarku pada sera dan mengambil sebagian buku-buku yang tadi memenuhi tangannya.

" eh ngemeng-ngemeng, lu ngapa teriak-teriak neng..?" tanya Sera sambil berjalan menuju kelas kami.

"Biasa Si Bima. Heran dech gue,sudah dijelasin kalo yang waktu itu sepupuku. Tapi eh dia malah nyolot gak percaya. Kan bingung gue" ucapku sebal sambil komat kamit tak jelas.

" emang dia gak percaya gimana lagi sich..! Padahal kan gue juga udah jelasin dari kapan tahun. Tuch cowok lama-lama kayak psikopat tau gak." jawab Sera dengan ekspresi bingung.

Tidak salah memang jika sera berfikiran seperti itu. Karena semua sikap Bima bisa membuat kita mencurigainya seperti itu. Bayangkan saja, dia pernah mengikutiku pulang hanya untuk tahu apa benar Kak Radhi adalah sepupuku.

Bahkan dia pernah langsung bertanya pada Mbok dan Bapak tentang Kak Radhi. Dia bertanya Kak Radhi kerja apa..??? Tinggal dimana..??? Sepupuan sama aku dari pihak Mbok Nah atau Bapak..!!!

Dan yang lebih gila lagi, Bima pernah meminta nomor handphone Kak Radhi pada Sera.

Huuufftttt..!!!
Aku benar-benar bingung dengan dia. Apa sampai segitu curiganya dia ke Kak Radhi sampai mencari info terakurat seperti itu.

Aku heran dengan sikapnya. Dia selalu beranggapan bahwa Kak Radhi bersikap terlalu berlebihan untuk seorang sepupu. Bahkan dia merasa kalau Kak Radhi punya perasaan yang lebih dari sekedar seorang sepupu.

Lalu aku harus apa dengan pertanyaannya itu. Apa aku harus jujur agar dia berhenti merecoki kehidupanku. Tapi mana bisa, aku saja masih disembunyikan dari dunia luar.

Eh ngomong-ngomong tentang DISEMBUNYIKAN. aku ingin menjelaskan sedikit tentang kondisiku sekarang sebagai Istri Ahmad Radhi Ananta.

Maksud dari kata disembunyikan disini bukan berarti aku disimpan dalam lemari. Heehehehe...

Dhi-Sha Life ( On-Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang