Part 4 - First Kiss

2 0 0
                                    

Aku baru tahu kalau jatuh cinta rasanya akan seindah ini. Setelah aku menerima perasaan Gion waktu itu , aku merasa gugup dan merasa canggung jika ada di dekat Gion. Hingga akhirnya Gion merasakan perubahan sikapku. Karena tak ada alasan lain, akhirnya aku mengakui bahwa aku belum pernah menjalin hubungan seperti ini. Dengan rasa malu aku mengakui itu, tapi reaksi Gion hanya tesenyum dan memaklumi. Diapun berjanji akan memberi kenangan indah selama kami menjalin hubungan ini.

Seperti sekarang, kami sedang makan siang bersama di sebuah restoran yang cukup mewah di dekat kampus. Rasanya sangat romantis, tapi sebenarnya ini terlalu berlebihan untuk makan siang saja. Tapi Gion bersikeras mengajakku kesini untuk memenuhi janjinya waktu itu saat pertama kali dia mengajakku makan siang bersama yang berakhir gagal karena dirinya ada kelas tambahan.

Walaupun waktu makan siang ini cukup singkat karena sehabis ini aku ada kelas. Tapi aku puas dan merasa bahagia saat ini. Sejak berpacaran dengan Gion, aku merasa hari-hariku lebih berwarna. Apalagi dengan sikap Gion yang semakin hari semakin romantis saja. Hampir tiap hari dia selalu memberiku setangkai bunga mawar , terkadang coklat, dan dia selalu menyempatkan waktu senggangnya hanya untuk membawaku jalan-jalan.

Terkadang aku merasa tidak enak sendiri pada Gion. Karena aku tau Gion juga sibuk kerja part time untuk menghidupi hidupnya dan membayar kuliahnya. Pernah sekali aku menyuruhnya untuk berhenti memberiku bunga ataupun coklat tiap harinya karena aku tau kondisi keuangannya. Tapi semua itu di tolak Gion. Dia mengatakan kalau dia tidak merasa keberatan sama sekali dan dia akan berjanji membuat hariku semakin bahagia di setiap harinya. Aku rasa aku mulai jatuh cinta padanya.

“Kenapa kamu senyum –senyum sendiri Mik ?” tanya Gion padaku tiba-tiba.

“Ah nggak apa-apa. Hanya merasa senang aja.” Jawabku malu karena tertangkap basah sedang melamunkan momen indah bersamanya selama ini.

“Awas kesambet ya. Apalagi siang-siang gini. Banyak roh jahat yang lagi berkeliaran tau. Kamu tau sejarah restoran ini. Dulu disini pernah ada yang bunuh diri.” Cerita Gion sambil berbisik di dekatku.

“Masah sih ?” kataku bergidik ngeri.

“Tapi...Bohong.” kata Gion lalu tertawa terbahak melihat wajahku yang berubah cemberut.

“ih kamu jail banget sih. Awas ya.” Kataku sambil memukul bahunya.

“Ya udah maaf-maaf. Lagian sih kamu gampang banget percaya sama orang. Kamu itu harus hati-hati sayang. Banyak orang yang punya niat jahat dibalik sikap baiknya. “ kata Gion sambil mengelus rambut panjangku.

‘sayang’ Gion memanggilku dengan sebutan itu. Sontak saja aku diam mematung dan aku yakin kedua pipiku merona merah sekarang.

“Tuh kan ngelamun lagi . Udah deh yuk pergi. Kamu ada kelas kan setelah ini.” Kata gGion menarikku beridiri.

“Ah i-iya.” Kataku baru tersadar.

“Biasakan kamu mendengar panggilan sayangku ke kamu setelah ini. “ Bisik Gion di telingaku setelah aku berdiri.

Sontak bisikan menggoda Gion membuatku merinding. Entah kenapa sekarang Gion lebih suka menggodaku dengan bisik-bisik sensualnya yang membuat darahku berdesir tidak karuan. Bukan aku tidak suka , tapi aku takut kalau aku tidak bisa menahan diri.

Selama perjalan kembali ke kampus, aku masih tetap terdiam di dalam mobil. Aku biarkan Gion yang membawaku mobilku.

“Kamu marah ya ?” kata Gion lalu mengambil satu tanganku untuk digenggamnya.

“Nggak.” Kataku langsung.

Aku tidak marah Gion. Tapi aku gugup. Batinku.

“Lalu kenapa kamu diam. Maaf kalau aku selalu menggodamu Mik. Aku hanya ingin kamu tau kalau aku say-“

Mika & MikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang