Part 14 - Jatuh Cinta Sebenarnya

5 0 0
                                    

"Oh my God". Tanpa sadar aku mengucapkan kata itu.

" Maaf bukanya aku lancang. Aku tau kamu baru putus tapi... " Miko berkata seolah aku terganggu akibat pernyataan cintanya barusan. "Please jangan marah padaku Mika. " Lanjutnya

Aku hanya diam. Sungguh aku tidak marah ataupun terganggu oleh ungkapan Miko padaku. Entah kenapa dalam pikiranku dan hatiku seperti ada kembang api. Ingin aku loncat dan menghambur dalam pelukan Miko. Dan alhasil muka ku memerah. Pipiku terasa panas. Aku yakin Miko heran dengan kondisi mukaku saat ini. Karena dia memandangku seakan ingin membaca pikiranku.

"Mika...mukamu merah? Apa kau demam? " Katanya sambil menempelkan punggung tanganya pada keningku.

Tidak terasa air mataku jatuh. Melihat itu Miko semakin cemas dan bertanya keadaanku. Dia berniat menggendong ku untuk turun dan membawaku pulang. Tapi aku cegah.

"Aku... " Ku tarik lengan Miko. Dia pun berhenti dan berlutut menggenggam jemariku.

"Kenapa? Ada yang sakit? " Tanya nya.

"Aku senang. Aku... Aku tidak tau harus berkata apa? Aku sama sekali tidak meragukanmu hingga kamu menujukkan apa yang kamu miliki saat ini. Kenapa? Kenapa aku? " Tanyaku.

"Karena kamu spesial di mataku. Aku tau pasti kamu sudah paham bagaimana hidupku dulu dari Vio. Aku tidak bisa di andalkan. Jika aku langsung berkata padamu, aku tau kamu pasti ragu. Makanya aku ingin menunjukan dulu lalu aku ungkapkan perasaanku Mika." Terang Miko.

Jeda cukup lama. Kemudian Miko semakin mengeratkan genggamannya. "Aku tau ini terlalu cepat bagimu. Tapi aku tidak tahan jika tidak segera mengungkapkanya. Aku akan tunggu sampai kamu siap menerimaku.. "

"Aku mau. " Jawabku langsung. Aku juga kaget dengan mulutku sendiri. Apa ini efek kegembiraan dimana your crush ternyata juga suka padamu.

"Serius? " Tanya Miko.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Aku yakin muka ku semakin merah. Kami berdua saling tatap dan aku merasa muka kami semakin dekat. Hingga...

"Pak bos. "

Tiba - tiba anak buah Miko datang menganggu. Kami langsung menjauh dengan kikuk.

"Maaf Pak... Apa saya menganggu. "

"TIDAK! " jawab kami bersamaan.

"Ada apa? " Tanya Miko pada anak buahnya.

"Pak harnoto ada di bawah." Kata anak buah Miko.

"Baik. Aku segera kesana. " Jawab Miko.

"Mika... "

"Ya? " Jawabku.

"Sebenarnya aku ingin mendiskusikan masalah peralatan cafe dan Pak Harnoto adalah salah satu partner kerjaku. Aku ingin segera membuka tempat ini. Dan aku ingin kamu juga ambil bagian untuk mendiskusikan dekorasi. Apa kamu mau membantuku? " Tanya Miko.

"Boleh. Tapi seleraku... "

"Aku suka semua yang kamu suka. " Sela Miko dengan senyuman itu lagi. Miko ini suka sekali membuatku memerah seperti kepiting rebus.

"Ayo." Ajaknya sambil menggenggam tanganku menuruni tangga. Tapi tiba-tiba benda kenyal menempel di pipi kananku. "Cup"

"Ini sebagai ganti yang tadi. Lain kali di bibir ya. " Bisiknya.

Aku pun memukul lengannya sambil mencubit perut Miko. Dan kami tertawa. Ternyata seperti ini jika menyukai seseorang dan seseorang itu pun juga menyukai kita. Bahagia rasanya.

Setelah membahas peralatan dan dekor. Kami pun pulang. Hampir tengah malam aku sampai di apartemen. Saat aku masuk tiba-tiba ada suara, siapa lagi kalau bukan kak Vio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mika & MikoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang