IL&B : Part 1

46 15 8
                                    


AUTHOR POV

"Mila!!!!," teriak mama Mila dari luar kamar mila sambil menggedor-gedor pintu kamar Mila.

"Apasih ma, pagi-pagi sudah ribut kayak gitu," jawab Mila masih didalam kamarnya sambil mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul, entah kemana perginya sampai harus ditunggu dulu.

"Ma, kalau mau bangunin yang biasa aja dong, gak usah kayak dihutan teriak-teriak," sambungnya lagi sambil keluar dari kamarnya dengan membawa handuk serta pakaian yang akan dipakainya.

"Kamu kalau dibangunin pelan-pelan gak bakalan bangun, jadi mama harus teriak dulu sambil gedor pintu kamar kamu sampai kamu bangun. Setelah itu baru mama bisa tenang pergi kerja" balas mamanya. Mila berjalan menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual paginya.

"Hm," jawab Mila malas.

Dalam kamar mandi Mila menatap dirinya sendiri dari pantulan cermin yang ada didalam ruangan tersebut.

"Kalau aja aku udah dapet kerja, aku bakal pergi  dari rumah,"  ucap Mila dalam hati dan melanjutkan ritual paginya yang sempat terhenti tadi.

Mila keluar dari kamar mandi dengan keaadan yang sudah wangi dan terlihat lebih fresh. Mila langsung menuju meja makan dan duduk untuk sarapan. Mamanya sudah pergi untuk bekerja di toko roti milik keluarganya. Jadi Mila hanya sendiri dirumah. Mila mengambil HPnya dan mulai menelfon seseorang.


MILA POV

Aku ambil ponsel ku dan nelfon Ulan untuk menyuruh dia datang kerumahku buat temenin aku, dan sekalian aku mau cerita kalau aku mau merantau keluar kota. Karena aku rasa, kalau aku cuma diam dalam kota mungkin aku gak bakalan dapet kerja. Secara aku tinggal dikota kecil dan lapangan pekerjaannya  juga kurang.

"Halo lan, kamu bisa gak dateng kerumah aku?" Tanyaku.

"Kamu kenapa lagi?" Tanya Ulan balik. aelah ni anak ditanya malah tanya balik.

"Kamu bisa gak?" Tanyaku lagi.

"Bisa kok, tunggu aku dirumah kamu," Jawabnya disebrang sana.

"Yaiyalah aku bakal nunggu kamu dirumah aku, emang aku mau kemana lagi?" Tanyaku keUlan.

"Ya sapa tau entar kamu diculik sama Taetae oppa diajak kedunia aliennya. Wkwk," jawabnya disebrang sana sambil tertawa.

"Terserah kamu, aku lagi malas berdebat," sambil mematikan HP .

Btw, Ulan itu sahabat aku dari kecil. Dari kita sering main lumpur bareng sekolah di SD yang sama, SMP dan SMKnya beda dia tetap sahabat terbaikku. Aku sayang banget sama dia, bahkan aku rela buat ngalah kedia. Karena dia itu lebih muda dari aku, aku udah anggap dia seperti adek aku sendiri. Ya, walaupun aku sama dia cuma beda 6 bulan 8 hari sih.
Dari pada aku bosan nungguin Ulan dateng ke rumahku, mending dengerin lagunya suami aku. Lagu yang menurut aku itu adem gimana gitu kalau dengarnya. Tapi pas aku mau mutar tu lagu, ada yang ngetok-ngetok pintu depan rumah aku. Eh ralat deh, gedor-gedor lebih tepatnya.

"Woi Mila kamu kenapa lagi sih? Bukain pintu napa, gk sopan banget tamu datang kamu gak bukain pintu," kata orang yang diluar masih dengan teriakan dan gedorannya yang bisa ngancurin pintu kalau seandainnya pintu itu gak kuat.

Idol, Love and BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang