Happy Reading
"Eh dasi ku mana ya? Hp ku mana ya? Oh iya di cas ya, Duh jam tangan mana lagi"
Dalam hitungan 1,2,3
"Seungji!! Liat jam tangan ku sama dasi gak?" Teriaknya membuat nafas yang semenjak tadi gue tahan akhirnya terhembus bebas
"Cari sendiri!" Jawab gue masuk kedalam kamar melihat seluruh isi kamar sudah benar-benar berantahkan
"Astaga! Beresin lagi gak ih!" Omel gue melemparkan bantal kecil kearahnya
Dia malah menyengir, "aku hampir telat kerja tolong dong hehe." Ujarnya sambil menyengir dengan segera gue menarik laci dan menemukan jam tangan berwarna hitam dan dasi dibalik pintu dan memasangkannya.
"Kamu gak bilang letaknya-"
Gue melotot kearahnya, " Makanya kalo beres-beres tu ikut! Ga cuman tidur!" Ketus gue begitu selesai memasangkannya dasi berwarna hitam itu dikerah kemejanya.
Berputar balik membereskan barang-barang dan juga gantungan yang tergeletak dilantai, Pria itu berjalan mendekati gue dengan bau parfumenya yang khas juga kedua tangan kekarnya memeluk pinggang gue dari belakang.
"Maafin aku ya aku buru-buru." Ucapnya dengan diselingi ciuman dipipi Kemudian dia menyengir
"Kamu mau apa? nanti aku beliin." Ucapnya
Selalu dengan jurus sogokan pria ini menawarkan berbagai macam untuk membuat gue tidak mengomel lagi kepadanya,
"Gak usah cepet pergi sana! Nanti dijulidin lagi sama karyawan malah ngambek." omel gue mendorong lengannya
"Iya iya sayang."
"Ciumnya mana?" Dia mendekatkan pipinya kearah gue dengan menepuk pelan pipi kanannya
Dengan cepat gue lakuin dan mendorongnya keluar dari kamar, "buruan sana kerja! Mau diguyur make aer dulu!"
Dia nyengir dan berlalu keluar dari rumah masuk kedalam mobilnya sehingga hilang dari pandangan gue begitu keluar dari pagar rumah.
Masuk lagi kedalam rumah dan mengambil sapu membersihkan rumah sebelum berangkat kerja adalah hal yang gue lakuin setiap hari dan pagi, tentu saja terus dengan panggilan dan teriakan untuk sekedar mencarikan dasi dan jam tangan
Diusia gue yang sebenernya cukup dibilang masih muda ini sudah menjadi ibu rumah tangga dan seorang istri dari pria bernama, Mark Lee. Pria berperawakan tinggi dan blesteran Canada itulah yang menjadi kepala keluarga gue sekarang.
Kenapa bisa gue menikahi pria itu?
Alasannya simple tapi nyata,
Setelah lulus dari wisuda dia dateng kerumah gue dengan bermodalan cengiran diruang tamu dan langsung bilang, "Besok kita nikah ya."
Bayangin aja orang yang gak bener-bener kenal bilang kaya gitu didepan muka,
Tanpa angin tanpa hujan, gue sama Mark itu cuman temen biasa— itu doang gak lebih.Kita bahkan gak saling kenal waktu SMA padahal kelas sebelahan, gue tau Mark itu diakhir kelas 3 karena dia nampil pentas seni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy but Childish ; [Mark Lee]
Fanfiction"Kamu masih yakin aku anak tk?" -Mark Lee