[1] Prolog

44 6 3
                                    

"Apakah ini artinya aku harus.. kembali? Tidak, tidak. Aku tak kan bisa kembali dan aku tahu itu bukan pilihan yang terbaik. Setidaknya untuk saat ini"

Kepalaku terasa sakit karena kurang tidur.

Seharian dengan mata terbuka dan dengan beban pikiran yang berat bukanlah hal yang pantas untuk dibanggakan. Percayalah, rasanya tidak enak sekali.

Setelah pulang dari rumahnya aku menjadi begitu memperhatikan diriku sekarang.

Apakah ini benar-benar diriku?

"Kembali", apakah itu kata yang benar-benar ada?

Ah, ntahlah. Mungkin ini efek kurang tidurku yang berlebihan atau ilusi pikiranku yang masih mematikan.

Tok tok!!!

"Come in!" Sahutku.

"Halo, Matt? Dari mana saja kau?" Tanya Alex.

"Aku baru pulang dari rumah Mike. Di rumahnya ada party".

"Wah, benarkah?".

"Iya, dan harusnya aku sudah tidur. Tapi aku tidak bisa".

"Ah, sepertinya kamu benar-benar harus pindah".

"Ahh, tidak. Aku .."

Kring kring!!!

***

11 am.

Tak terasa aku sudah tidur selama 9 jam. Setidaknya itulah yang ditunjukkan oleh sleep tracker-ku yang sudah agak usang ini. Tapi entah bagaimana, aku masih merasa sedikit pusing, mungkin karena efek dari terlalu banyak minum kemarin.

Tiba-tiba aku teringat Alex.

"Gosh! Hampir saja aku lupa".

*memencet tombol nomor pada telepon*

tut..tut..tut..

"Matt?" Seperti biasa, terdengar suara bass dari ujung sana.

"Alex, maaf aku hampir lupa. Aku pun baru bangun dan masih merasa sedikit pusing. Hari ini jadi kan? Apakah dia sudah siap?"

"Tidak apa-apa. Tentu saja dia sudah siap, begitupun aku. Kami tinggal menunggu kesiapan kau".

"Aku siap!" Jawabku bersemangat.

"Ayo! Aku akan menjemput kau!".

***

Di mobil Alex nan tenang ini aku berpikir..

Mungkin inilah wujud dari perkataan Julie yang dulu pernah kuabaikan karena aku merasa jadi terganggu.

Tak ada yang bisa kusesali. Menyesal hanyalah perbuatan yang sia-sia.

Terlalu banyak hal yang telah ku hamburkan dalam 20 tahun hidupku ini. Mungkin inilah saatnya untuk menghadapi kehidupan yang baru dan mulai mempercayai perkataan Julie:

"Untuk menjadi sesuatu yang lebih baik, perlu pengorbanan. Percayalah, pengorbananmu tidak akan sia-sia jika pada akhirnya kamu benar-benar sudah menjadi baik dan lebih baik lagi. Lambat laun, kemampuan beradaptasimu akan lebih baik dan baik lagi".

Oh, aku lupa kalau dia juga bilang..

"..aku adalah bukti nyatanya".

Clean (PAUSED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang