Aku benar-benar merasa bahagia. Aku tak sabar untuk memulai hari ini. Rasanya aku sudah cukup lama tidak pergi ke bioskop untuk menonton. Udara di pagi hari ini seakan membawa aroma kesenangan di lewat tengah hari nanti. Ahh.. sungguh menyegarkan.
Aku lihat keadaan di luar melalui jendela, tampak beberapa bunga mulai bersemi satu persatu. Aku bisa bersumpah bahwa musim semi adalah musim favoritku. Tidak, aku berbohong. Untuk saat ini, musim panaslah yang menjadi musim favoritku karena selalu ada liburan musim panas yang artinya sekolah diliburkan pada saat itu sehingga tugas - tugas dan pekerjaan rumah (homework) serta project juga tidak akan hadir dihidupku walaupun hanya sementara.
Ya, tugas-tugas sekolah ini benar-benar membuatku sakit kepala. Aku selalu merasa lapar saat memikirkan tugas - tugas ini. Sebenarnya masih ada beberapa tugas lagi yang belum selesai dan harus segera dikerjaan karena minggu depan harusnya sudah diserahkan. Aku masih punya tugas trigonometri, termodinamika, beberapa mekanisme reaksi pada kimia organik, membuat proyek untuk biologi... Ah ternyata masih banyak! Ah, siapa peduli. Aku akan tetap pergi hari ini bersama Alex.
Eh, bukankah kemarin aku bilang aku yang akan menjemputnya? Haha, harusnya itu tidak mungkin terjadi karena aku cuma bisa mengendarai sepeda untuk saat ini. Hmm, aku rasa Alex sudah tahu akan kesalahanku itu.
***
8 menit sudah lewat dari pukul 2 siang.
"Ah, Alex dimana ya? Kenapa masih belum datang? Padahal filmnya dimulai pada pukul 2.30. Apakah dia lupa? Hmm, lebih baik aku telepon dia saja sekarang" Gumamku.
tut..tut..tut..
"Halo, Alex? Apakah ada sesuatu yang terjadi?"
"Hey, Matt. Tidakk. Maaf, tadi aku ketiduran. Sekarang aku benar - benar sudah akan ke sana. Tunggu aku, ya!". Ucapnya terburu - buru dan.. teleponnya diputus.
Tak lama, datanglah Alex dengan mobilnya. Aku pamit kepada ibu dan siap untuk berangkat.
"Hati-hati, Matt". Kata ibu sambil melambai - lambaikan tangannya.
***
Saat perjalanan bersama Alex menuju bioskop, aku jadi terpikir sesuatu hal. Jujur, aku sedikit heran, kenapa Alex yang hidupnya penuh dengan kata "cukup" dalam hidupnya.. masih saja bisa menjadi orang yang sederhana dan penyayang? Menurutku ia terlalu baik untuk menjadi seorang sahabat, tapi harusnya itu bisa menjadi kelebihannya sebagai sahabatku.
Itukah tipe orang yang benar - benar baik dan disukai banyak orang itu?
Ah, entahlah...
.........
Tak lama, hayalanku buyar karena klakson mobil Alex.
Terlihat ada seorang remaja perempuan di seberang sana.
"Hey!!!!" Kata Alex dengan sedikit berteriak.
Aku menyipitkan mataku untuk melihat dia. Walaupun sudah memakai kacamata, masih saja aku kesulitan untuk melihatnya. Aku rasa minus mataku bertambah.
Hmm... Ternyata itu Julie. Teman perempuan terbaikku.
"Hey, kau mau ke bioskop juga?" Tanyaku kepada Julie.
"Hmm aku tidak tahu tapi aku rasa kemarin Alex mengajakku". Jawabnya.
Aku bingung kenapa Alex tidak memberitahuku dulu.
"Aku ingin bikin kejutan untuk kau, Matt" Kata Alex seakan - akan ia dapat membaca pikiranku.
Umm.. Aku curiga.
***
"Bagaimana film yang aku sarankan tadi? Baguskan?" Tanyaku antusias.
Mereka hanya mengangguk dan Alex menambahkan:
"Aku suka bagian akhirnya. Sangat menyentuh. Kau memang lihai sekali dalam memilih film yang bagus"."Ngomong - ngomong, bagaimana kalo kita ke restoran dulu untuk makan? Aku lapar" Ujar Julie.
"Ide yang bagus, aku juga lapar". Timpalku.
Kami berjalan ke parkiran untuk kembali ke mobil Alex.
Kemudian kami meneruskan perjalanan kami ke sebuah restoran Asia yang berada di China Town.
***
Setelah menyantap semua hidangan, Julie pun seperti bersiap untuk membicarakan sesuatu."Matt?" Katanya
"Apa, Julie?" Timpalku
"Ada apa kau telepon aku kemarin?" Tanyanya.
"Ah, aku mau curhat persoalan sekolah. Untungnya disini juga ada Alex. Jadi, aku bisa lepas" Jawabku.
"Iya, kami juga ingin membicarakan masalah itu" Balas Alex dengan wajah agak serius.
"Wah. Apa itu?" Tanyaku penasaran.
"Umm. Bagaimana dengan rencana kau ke Quinta? Apakah jadi jika kau akan melanjutkan ke sana? Tidakkah kau berubah pikiran?" Tanya Julie.
"Iya, jadi. Sampai saat ini aku belum mengubah pikiranku. Memangnya ada apa?" Aku jadi heran.
"Begini. Jadi, di daerah sana itu gangster nya itu cukup terkenal dan cukup bisa membuat kau hancur. Bukan maksud kami manghalangi kau untuk bersekolah di sana. Tetapi hal ini bisa menjadi pertimbangan kau untuk bersekolah di sana" Kata Julie. Raut wajahnya serius sekali.
"Hmm, benarkah?" Tanyaku.
"Iya, dan alangkah akan lebih baik lagi jika kau membicarakan masalah ini dengan orang tua kau dulu" Jawab Alex.
"Aku.. sepertinya aku cukup yakin untuk tidak memberitahukan tentang masalah ini" Timpalku.
"Kenapa? Kau harus bilang tentang masalah ini ke mereka!" Ucap Julie.
"Maaf, Julie. Aku rasa aku tidak bisa. Bersekolah di sana adalah impianku sejak lama. Aku benar-benar harus ke sana" Kataku. Aku merasa keras kepala, tapi apa boleh buat.
"Baiklah kalo memang itu yang kau mau. Aku dan Alex hanya bisa mendoakan kau dari sini. Percayalah, kami akan selalu ada untuk kau. Kami tak akan pernah meninggalkan kau bahkan di masa sulit kau sekalipun. Kau bisa memercayai kami berdua, Matt".
Kami berpelukan dan seketika pikiranku melayang kepada kedua orang tuaku.
Apakah mereka rela jika aku bersekolah di sana?
Apakah ini tindakan yang legal?Ah, entahlah.
Aku akan tetap berusaha. Aku tidak akan berhenti berusaha sampai aku dapat duduk sebagai murid baru di Quinta High School.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clean (PAUSED)
Fiksi UmumMohon maaf, dalam jangka waktu tertentu cerita ini tidak dapat diupdate dulu karena alasan tertentu. Akan selalu diusahakan untuk dapat diupdate secepatnya! Terima kasih dan sampai jumpa! ------------------------ Sebuah perjalanan yang penuh liku da...