MLIS07

241 13 0
                                    

06:34pm

Jessyca duduk bersimpuh dibalkon. Angin bertiup sejuk menggoyangkan rambut-rambutnya.

Jessyca menatapi matahari yang perlahan tenggelam serta langit yang mulai menggelap.

Jessyca menghitung didalam hati.

Tiga

Dua

Satu

Matahari seutuhnya tenggelam. Tampil lah langit malam yang bertaburan cahaya bintang.

Jessyca memejamkan matanya. Menikmati sentuhan angin pada wajahnya.

Jessyca tersenyum.

"Good evening shawn" ucap jessyca.

Jessyca masih memejamkan matanya. Dia mengulang gambaran-gambaran wajah shawn saat bertamu dirumahnya.

Wajah shawn yang tampan.

Ekspresi datarnya.

Senyum simpulnya.

Jessyca mengingat itu semua. Jessyca menyimpannya didalam memorinya.

"Good evening"

Jessyca dengan cepat membuka matanya.

Dia mengerjapkan matanya berkali-kali.

Dia sangat jelas mendengar ada suara yang mengucapkan selamat malam padanya. Atau mungkin.

Balasan.

Jessyca membalik tubuhnya.

Deg

Jessyca mematung.

Seseorang berdiri tepat di pintu balkon kamarnya.

Seorang pria.

Pria itu sedang menatap jessyca.

"S..shawn" jessyca tergugup.

Shawn menatap datar jessyca. Semakin membuat jessyca gugup.

Jessyca tertangkap basah.

Apa yang harus jessyca katakan. Apa alibi yang masuk akal. Jessyca membatin. Pikirannya kacau.

"S..shawn.. K..kau sedang apa disini?" jessyca berdiri.

"Mengambil ini" shawn mengangkat satu tangannya.

Dompet.

Shawn memegang dompet.

"Ketinggalan" tambah shawn.

"Ooh" jessyca manggut-manggut.

Jessyca berdoa. Semoga shawn tidak membahas tentang apa yang pria itu lihat dan dengar barusan.

Jessyca lantas melangkah cepat keluar kamar. Shawn membututi jessyca.

"Umm shawn. Apa yang ingin kau minum?" jessyca bertanya setelah mereka berada diruang tamu.

"Tidak usah repot-repot. Aku hanya datang untuk mengambil ini"  jawab shawn sambil memperlihatkan dompetnya.

"Tidak apa" ucap jessyca.

"Tidak usah. Terimakasih"

Shawn tersenyum.

Jessyca terpesona dengan senyuman shawn. Senyuman pertama shawn yang dia dapat.

Hening.

"Jessyca"

"Ah ya"

"Apakah kau sering melakukan seperti tadi?"

Jessyca bingung.

"Maksudmu?" tanya jessyca balik.

"Dibalkon" ucap shawn.

Jessyca lemas. Inilah yang jessyca takutkan. sejak tadi dia berharap shawn tidak akan membahasnya. Lalu apa yang harus jessyca katakan sekarang. Jessyca sungguh blank.

"Apakah. Shawn yang kau ucapkan itu. Aku?" tanya shawn lagi.

Jessyca menatap shawn.

Kemudian jessyca mengangguk.

Shawn diam.

"Kau tidak memiliki kekasih?" shawn kambali bertanya.

Jessyca menggeleng.

Sungguh jessyca begitu sulit membuka suara.

"Kau..cantik" ucap shawn.

Jessyca mendongak. Mereka bertatapan.

"Apa yang kau tahu tentang diriku?"

"Banyak"

"Contohnya"

Shawn menatap hangat kepada jessyca. Jessyca gugup.

"Kau tidak suka perempuan seperti diriku"

Jessyca menundukkan kepalanya.

"Kau ingin tahu sesuatu?" tanya shawn.

Jessyca menggigit bibirnya.

"Apa itu?" jawab jessyca.

"Aku suka perempuan berambut pendek" ucap shawn tersenyum.

Jessyca salah tingkah. Kakinya lemas. Jantungnya berdegup kencang.

Dia mencerna ucapan shawn. Apakah itu berarti shawn menyukai penampilannya.

Jessyca senyum-senyum tidak jelas.

"Jessyca"

"Ah ya"

Jessyca menatap shawn malu-malu.

"Bolehkah aku datang lagi kemari" tanya shawn.

Jessyca masih menatap shawn.

"T..tentu" jawab jessyca tersenyum kikuk.

"Baiklah.. Kalau begitu aku pamit pulang dulu. Nanti aku akan berkunjung lagi" ucap shawn.

"Ya"

Shawn melangkah menuju pintu.

"Shawn"

Shawn menghentikan langkahnya. Dia berbalik.

"Hati-hati" ucap jessyca.

"Tentu" balas shawn.

Kemudian shawn keluar. Jessyca masih berdiri disana. Menatap pintu. Dia
mana shawn baru saja pergi.















Tbc

My Love In Silent (End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang