"JEFFRIIIIIIII!!! Bisa gak sih sekali-kali nyimpen barang tuh di tempatnya?" teriak seorang gadis yang terlihat kesal.
"Teriak-teriak terus Thea, terus. Gak bisa ya biarin Kakakmu yang ganteng ini rebahan dengan tenang?" sahut pria yang dipanggil Jeffry itu.
"SHIT!!! Adikmu ini perempuan! Kamu gak malu apa? Ini yang ada di depan kamarku, kolor ijomu. Pindahin itu sekarang juga!!!" teriak gadis itu lagi yang ternyata bernama Thea.
"Oke, oke." Jeffry berjalan mendekat hendak membawa barang yang adiknya suruh pindahkan tadi. Namun, tiba-tiba,
BUGH!!!
"THEALLA!!! Kenapa malah dilempar sih sendalnya? Sakit tau kena muka." Teriak Jeffry setelah sandal Thea mendarat di wajahnya. "Kan aku udah nurutin perintahmu tadi."

"UDAH GILA YA? Apa yang kamu lakukan terhadap mataku!!!" teriak Thea sambil menutup matanya dan terus meracau. "Pakai baju yang bener dong, sialan!!!" umpat Thea lagi karena ternyata Jeffry hanya memakai celana dalam.

"Hahahaha, Maaf, maaf. Astaga, aku lupa bahwa adik kecilku ini sudah besar," ujar Jeffry sambil terkekeh. Dia mencubit pelan pipi Thea, membuat gadis itu cemberut. "Udah, udah. Buruan siap-siap. Ini kan hari pertamamu ke kampus." Lanjut pria itu meninggalkan Thea dan berjalan menuju kamarnya.
.
.
.
.
.
Itulah cuplikan hari dimana semua peristiwa yang menimpa kakak adik ini berawal.
Mereka hanya tinggal berdua di rumah, karena sang Ayah dan Ibu sedang menjalankan ekspansi bisnis keluarga mereka di Berlin. Sesekali Pamannya mengunjungi mereka untuk sekedar memastikan bahwa keduanya masih baik-baik saja.
Hari ini, Thealla Putri Pradana adalah mahasiswa baru di Universitas ternama Indonesia yang juga merupakan tempat Jeffry Dericko Pradana berkuliah. Ini tahun Ketiga bagi Jeffry, dan tahun Kedua bagi Thea.
.
.
.
.
.
See U Later in next Chapter, Love From me, Cacaa30 :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Not
Fanfiction[Kisah tentang cinta terlarang] Setelah seorang ibu, malaikat tanpa sayap, satu-satunya penopang diri, mengkhianatiku, membuangku, dan membiarkanku melihat dunia yang sangat kejam ini sendirian, Aku harus menyaksikan kepergiannya, saat aku sedang m...