Chapter 1

262 26 10
                                    

"Nayeon! sepupu-sepupumu sebentar lagi datang! cepat berdandan yang cantik!" Suara eomma menggema di seluruh penjuru bangunan, mengusik perhatian Nayeon dari layar komputer.

"Mereka yang mau datang kenapa harus gue yang dandan??" sahut Nayeon tak kalah keras. eomma tidak menjawab, membuat Nayeon berdecak kesal. ia pun bangkit dari tempat duduknya, setengah tak rela. Nayeon membuka lemari pakaiannya. ia memperhatikan baju-bajunya sebentar, lalu tanpa pikir panjang segera menarik keluar sweatshirt putih dan jeans hitam.

Nayeon keluar kamar untuk mencuci muka dan gosok gigi. saat keluar kamar mandi, dia kepergok eomma-nya.

"Loh? apa-apaan baju kamu ini? pake rok, kek, dress atau apa gitu!" protes eomma sambil menarik-narik sweatshirt Nayeon.

"Ah apaan sih? suka-suka aku dong mau pake apa!" Nayeon langsung berlari naik ke tangga menuju kamarnya.

"Woy anak setan!"


"Duh, sebel sebel!" Nayeon membuka lemari kuat-kuat, mengobrak-abrik isinya lalu mengeluarkan berbagai macam rok dan dress pendek. Nayeon mencoba meletakkan beberapa dress di depan tubuhnya, lalu melihatnya di pantulan cermin. "ck!" tak berapa lama, dia langsung membanting dress itu ke lantai. "Apa bagusnya sih, baju seperti ini?" Ia memungut lagi semuanya dari lantai, menggulung-gulungnya menjadi gumpalan besar, memasukkannya ke dalam kantung plastik dan dilemparkan begitu saja ke pojok ruangan. "Hhh... akan kubuang sampah itu nanti."

Nayeon melempar tubuhnya ke kasur, lalu mulai bermain hp. Ia membuat postingan di ask.fm

Aku perempuan yang gak suka pakai dress, rok atau baju perempuan lainnya. rasanya nggak nyaman dan nggak keren. awalnya aku kira aku cuma tomboy doang. kukira ini masalah yang biasa terjadi. tapi aku sadar kalau aku sering punya pikiran untuk transgender, juga sering kepikiran kalau aku lahir di tubuh yang salah. harusnya aku lahir sebagai laki-laki. apa ada dari kalian yang merasa seperti itu juga?


Ia langsung mempostingnya dan mematikan hp-nya.

"Im Nayeon!!!!" lagi-lagi eomma memanggil. Nayeon ingin mengabaikannya dan tidur saja, tapi eomma kemudian masuk ke kamarnya. "Hei! Mereka sudah datang tuh! sedang apa kamu? dari tadi sudah disuruh ganti baju!"

"Aku nggak akan turun kalau eomma suruh aku pakai dress."

Eomma menghela napas. beliau melirik ke arah jam sebentar, lalu kembali memandang ke arah Nayeon dengan pasrah. "baiklah. terserah kamu mau pakai baju apa. tapi cepat turun." eomma pun meninggalkan ruangan.

Nayeon bangkit dari kasur dengan malas-malasan. walaupun sudah diizinkan mengenakan pakaian itu, dia tetap tidak suka keluar menemui sepupu-sepupunya. bagaimana tidak? terakhir kali bertemu dengan mereka, umur Nayeon baru 3 tahun. sekarang mereka sudah seperti orang asing baginya.

langkah kaki Nayeon berderap pelan saat ia menuruni tangga. sebelum menapakkan kaki di ruang tamu, dia melongok sedikit untuk melihat tamu-tamunya. Ia dapat melihat eomma-nya yang sedang mengobrol dengan bibi, sedangkan ketiga sepupunya duduk terpisah di sofa yang lebih panjang.

Tiba-tiba seseorang menepuk punggungnya dari belakang. "Eh pisang eh capung!" Nayeon yang kaget langsung menoleh ke belakang. rupanya itu kakaknya Namjoon. "Pergi ke neraka sana, Im Namjoon!"

"Hoho... mana diterima aku di neraka? pahalaku kan terlalu banyak! btw kamu ngapain ngintip-ngintip begitu? cepat sana ketemu mereka!"

"Iya iya, ini juga baru mau ke sana!"

Walaupun begitu, selama 10 menit ke depan mereka berdua tetap diam di situ.

"Kok diem aja?" tanya Namjoon.

"Kamu juga."

"Hehe... aku juga males sih ketemu mereka. orang udah lama gak ketemu."

"Betul itu! ini mah sama aja kayak ketemu orang asing!"

"e-eh! eomma ngelirik ke sini, tuh!" Namjoon menepuk-nepuk bahu Nayeon. tangannya yang satu lagi menunjuk ke arah eomma mereka yang sedang menatap dengan tatapan mematikan.

"Yah.... ketahuan deh..."

Mau tak mau Nayeon dan Namjoon pun keluar.

"Oh? Nayeon sama Namjoon! ya ampun sudah besar ya?" seru bibi Park yang membuat ketiga sepupu menoleh ke arah mereka. duh, makin males deh.

"Hehe... iya..." Namjoon pura-pura senyum.

"Chanyeol, Jinyoung, Jihyo, berdiri dong!" suruh bibi kepada anak-anaknya. mereka bertiga pun terpaksa berdiri, lalu bertatap-tatapan dengan Nayeon dan Namjoon dengan canggung. 

"Kalian kenapa cuma saling berhadap-hadapan gitu? kayak pion catur saja. salaman kek, apa kek."


akhirnya setelah melewati kecanggungan yang mencekam, Nayeon dan Namjoon diperbolehkan untuk masuk kembali.

"hufftt.... akhirnya boleh pergi juga. btw wajah mereka kok serius gitu sih? bikin takut saja." Nayeon sudah duduk di meja makan, menuang susu ke gelas.

"Tapi sepupu nomor dua ganteng kan, yeon? dari tadi kayaknya kamu perhatiin dia terus." Namjoon menyikut lengan adiknya.

"Hah? sepupu nomor dua? Jinyoung maksudnya? nggak ih! kapan gue ngeliatin? sekarang aja gue udah lupa wajahnya. lu kali suka sama Chanyeol!"

"Enak aja! lo pikir gue homo? duh amit-amit." 

Nayeon meneguk susu sampai habis lalu meletakkan gelas dimeja dengan keras. "Au ah! bosen. gue pergi dulu yak! bay!"

"Loh? mau ke mana?"

"Ke rumah Yugyeom."

"Oh masih sama Yugyeom? kirain udah move on, hehe..."

"Dasar usus biyawak, gue kutuk jadi homo beneran baru tau rasa!"

DysphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang