Chapter 4

106 12 1
                                    

Nayeon duduk di sofa ruang baca. matanya mempelototi layar hp nya, sekali lagi dia membaca postingan ask.fm nya kemarin.

Aku perempuan yang gak suka pakai dress, rok atau baju perempuan lainnya. rasanya nggak nyaman dan nggak keren. awalnya aku kira aku cuma tomboy doang. kukira ini masalah yang biasa terjadi. tapi aku sadar kalau aku sering punya pikiran untuk transgender, juga sering kepikiran kalau aku lahir di tubuh yang salah. harusnya aku lahir sebagai laki-laki. apa ada dari kalian yang merasa seperti itu juga?

DabDab menjawab :

Aku juga sama. bedanya, aku cowok, jadi kebalikannya. dan setahuku, ada kondisi medis yang disebut gender dysphoria. itu semacam gangguan identitas gender. simple nya aja, penderita gangguan itu selalu merasa kalau gender biologisnya itu nggak pas sama dia. di luar negeri banyak yang operasi transgender gara-gara ini. kalau sudah parah, bisa juga sampai bunuh diri.


Nayeon menggigit jari jempolnya. berulang kali ia membaca jawaban itu, sampai akhirnya dia memutuskan untuk membalas;

Mau ketemuan?



Nayeon terus gelisah memandangi jam dinding kelas. seingatnya jarum jam tidak berputar selambat itu, tapi siang hari ini nampaknya akan berlangsung selamanya. keringat yang terus menetes dari dahinya beberapa kali melukiskan titik-titik air di atas buku pelajarannya. sungguh siang yang amat panas dan panjang.

"Ssst! nay! Bu guru ngeliatin kamu tuh!" bisik Seo Jina yang duduk di belakangnya. beberapa kali cewek itu menendang-nendang kursi Nayeon, tapi ia tetap tak bergeming. mata bulatnya tetap fokus ke arah jam dinding.

KRIIIIIING!!! Begitu bel berbunyi, Nayeon cepat-cepat mengemasi barang-barangnya.

"Baiklah, pelajaran hari ini sampai situ saja. jangan lupa kerjakan PR! sekarang semuanya boleh pulang....." Bu guru langsung menangkap gerak-gerik Nayeon yang sudah hendak mencapai pintu keluar ".....kecuali Im Nayeon!"

Mendengar namanya disebut, Nayeon sontak menghentikan langkahnya. 

"Nayeon, tolong bantu ibu bawakan barang-barang. hari ini kan bukunya ada banyak sekali."

"Kenapa harus aku?" setidaknya kalimat itulah yang ada di pikiran Nayeon sebelum ia melihat raut wajah galak bu guru yang seakan siap menerkam siapapun kapan saja. "Ah, iya bu..." hanya itu yang keluar dari mulutnya ketika ia berbalik untuk mengambil barang-barang bu guru.

Nayeon dan gurunya berjalan beriringan di sepanjang koridor, menuju ke ruang guru. 

"Kenapa kamu begitu terburu-buru? tadi juga ketika saya sedang menerangkan pelajaran, sepertinya kamu sama sekali tak memperhatikan, ya?"

"B-bukan bu! mungkin saya hanya kurang konsen karena kepanasan!"

"Begitu ya? baiklah.... tapi nanti sebelum pergi, ambil dulu tugas tambahanmu."

"T-tugas tambahan??"

"Iya, kenapa? kamu mau protes?"

"Tidak kok, bukan.... sama sekali tidak....."


DysphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang