Dumme Kerl [Truth]

206 15 0
                                    

Tiktok!

Tiktok!

Tiktok!

Tiktok!

Krriiiiiinnng..

Senyuman mengembang dibibir Azura. Dia merapikan pensil yang berserakan, memasukkannya kedalam tempat pensil. Azura berdiri sambil membawa kertas ulangan dan menaruhnya diatas meja guru. Kemudian menaruh tempat pensil didalam tas lalu menyampirkan dibahu kirinya. Dia keluar dari kelas dan berbelok kearah kanan. Berjalan dengan langkah penuh semangat keruang empat. Tempat dimana Ray menjalani ujian tengah semester duanya.

Ray keluar dari kelas dan menghampiri Azura. Sedikit mengacak rambut Azura yangㅡselaluㅡtersenyum padanya.

"Akhirnya selesai juga ujiannya ya Ray," gumam Azura saat kakinya berjalan menyusuri koridor sekolah.

Ray yang berjalan disampingnya hanya berdehem.

"Ray. Aku lebih suka kamu kayak gini," kata Azura.

Ray mengeryitkan dahi, "Maksud lo?"

"Jadi cowok biasa. Tanpa kacamata harpot kamu itu,"

Beberapa minggu lalu, Azura memaksa Ray agar tidak memakai kacamata bulatnya lagi. Alasannya hanya karena Ray tampak bodoh dengan kacamata itu. Dan alasan lain tentunya karena fashion.

Ray menuruti permintaan Azura hari ini. Tapi tentu saat mengerjakan soal, dia harus tetap memakai kacamatanya. Alasan pertama dan terakhir adalah, Ray belum siap semua orang tahu tentang dia. Ray belum siap menjadi bahan omongan diseluruh penjuru sekolah. Ray belum siap melihat bagaimana terkejutnya Azura kalau perempuan itu sudah tahu.

"Ray. Nanti malem aku diajak papa ketemu sama temennya. Kata papa sih temen SMA-nya. Menurut kamu, aku ikut apa enggak?" tanya Azura saat Ray sudah menancap pedal gas mobilnya keluar gerbang sekolah.

"Terserah elo lah. Ngapain nanya gue?" jawab Ray.

Azura merengut. Padahal ia menginginkan jawaban 'Gak. Ini kan hari terakhir ujian. Nanti malem nonton yuk. Jalan-jalan kemana gitu' dari bibir Ray. Tapi nyatanya Ray tidak peka sama sekali.

Ray mengacak rambut Azura dari samping. "Haha. Jangan ngambek. Ikut aja. Acara penting gak boleh terlewatkan. Lain kali kita jalan-jalan deh,"

Awan hitam yang mewarnai wajah Azura tiba-tiba tergantikan dengan pelangi penuh warna saat Ray berkata demikian.

Azura mengangkat jari kelingkingnya. "Janji?"

"InsyaAllah," kata Ray.

"Yah. InsyaAllah orang Indonesia gak meyakinkan semua," jawab Azura.

"Kalo besok gue mati gimana? Nanti gue matinya banyak utang dong? Dasar," kata Ray sambil menggelengkan kepalanya.

Azura bersedekap.

------

Ray dan kedua orang tuanya berjalan memasuki sebuah restaurant ternama di Jakarta.

Setelah memasuki restaurant, Ray dan keluarganya masuk kedalam ruang VIP. Tampak seorang laki-laki, wanita paruh baya dan seorang perempuan yang duduk membelakangi pintu ruang VIP.

Ayah Ray sudah berjalan lebih dulu dan menyalami laki-laki paruh baya itu seolah teman lama yang baru saja bertemu. Padahal Felixㅡayah Rayㅡsering sekali bertemu dengan laki-laki ini.

"Nardo! Apakabar? Rasanya lama gak ketemu," sapa ayah Ray.

Ray bersalaman dengan om Nardo, tante Juliaㅡistri om Nardoㅡdan duduk disebelah ibunya.

Stupid GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang