40% [4]

12 2 0
                                    

"Tidak ada yang benar-benar bisa melenyapkan kenangan lalu. Kita hanya bisa menimbunnya dengan kenangan baru yang lebih besar nilainya."

________________0~0_______________

"Loh kok kakak ada disini" iluna kaget ketika ia mendapati didalam rumahnya terdapat kakaknya sedang duduk santai diruang tv, bukankah kakaknya bilang jika ia akan pergi sore ni. Tapi kenapa ia masih berada disini.

"Kenapa kaget gitu?"

"Kakak nggak jadi berangkat, karena urusannya udah dikerjakan sama pak surya"ucap raga dengan santainya "Jangan-jangan kamu seneng ya kakak tinggal?"tebak raga

"Nggak kok, cuman kaget aja"jawab iluna

"Itu apa?" Tanya raga ketika ia melihat sesuatu yang berada ditangan iluna

Iluna menunjukkan bunga tisu itu kepada raga.

"Bunga? Kayak nggak ada kerjaan bikin bunga dari tisu"ucap raga

"Iissh, ini tu namanya seni"ucap iluna sambil mengambil duduk disebelah raga

"Apaan jelek gini"ucap raga bercanda sambil berusaha merebut bunga ditangan iluna

"Iiih kak raga!"ucap iluna dengan nada sedikit kesal sambil berusaha menjauhkan bunga dari jangkauan raga

"Hahahaha, ciee yang dikasih bunga"ejek raga

"Siapa yang dikasih, ini aku nemu" bela iluna, emang benarkan dia mendapatkan bunga ini diperpus bukan dikasih laki-laki itu

"Iyadeh iya"ucap raga

"Yaudah, aku mau kekamar aja, males ladenin kak raga"ucap iluna sambil menjauh dari raga

Raga hanya menggeleng melihat kelakuan iluna. Sebenarnya hari ini memang seharusnya ia pergi, pak surya belum mengerjakan tugasnya tapi raga sendirilah yang meminta pak surya untuk menyelesaikannya. Raga ingin menemui seseorang yang sudah lama ingin dia jumpai, tapi ia tak punya keberanian. Entah kenapa hari ini ia mempunyai keberanian untuk menemui perempuan itu.

Flashback

Raga melihat freya dari balik kaca spionnya, ia tidak terlalu jauh dari posisi mereka. Raga tersenyum kecil ketika ia melihat freya dengan raut wajah bahagianya. Freya tidak berubah itu menurut raga. Freya masih terlihat cantik dengan dimple dikedua ujung bibirnya.

"Halo pak surya. Saya nggak jadi pergi. Jadi tolong,pak surya yang nyelesaikan semuanya"

"Baik pak. Tapi kenapa pak?"tanya laki-laki paruh baya diujung telepon yang berprofesi sebagai asisten raga.

"Adahal yang lebih penting yang harus saya selesaikan disini"

"Baik pak"

Raga menutup sambungan telepon, ia pun langsung melajukan mobilnya menuju kantornya. Meski ia tidak jadi berangkat namun masih ada hal yang harus diurusnya.

16.30 sudah hampir satu setengah jam raga menunggu. Namun orang yang ingin ditemuinya belum juga datang. Disinilah ia berada tepat diseberang jalan kafe yang terlihat ramai akan pengunjung. Tempat freya bekerja. Raga berniat untuk menemuinya setelah hampir satu tahun mereka tidak pernah bertemu.

TEMPORARY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang