pt. 2

11.1K 712 127
                                    

[Tersedia versi eBook✔]

Look, devil never sleep.

***

Dua minggu telah berlalu. Semenjak hari itu Kim Bujangnim tidak pernah lagi izin keluar untuk mengurus masalah pribadinya itu, dia selalu stay di kantornya, kalaupun keluar hanya untuk istirahat. Sejujurnya aku masih penasaran dengan kejadian waktu itu, dia tiba-tiba datang dan terluka, dan keeseokan harinya dia bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa. Tapi yang membuat beda adalah, dia sering marah-marah dan mengumpat tiap kali ada panggilan masuk, aku bisa mendengar dengan jelas suara kemarahan dia. Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi sungguh—Aku penasaran sekali!

Selama aku bekerja di sini, pekerjaanku memang seperti para sekretaris biasanya, sibuk. Dan sialnya saat aku mengecek komputerku, aku tidak menemukan catatan yang ditinggalkan oleh Jung-biseo, mungkin dia tidak pernah menulis catatan harian yang dikatakan Sohyun. Juga, Jung-biseo tidak meninggalkan nomor ponselnya, padahal aku ingin bertanya padanya, apakah ini memang disengaja? Apa memang benar ada sesuatu pada Kim Bujangnim?

"Oh iya Park-biseo, besok 'kan hari sabtu, bagaimana kita adakan upacara penyambutan? Minggu kemarin tidak jadi kan karena kau mendadak sibuk." Sahut Sohyun sembari memberikan laporan pekerjaannya padaku untuk Kim Bujangnim.

"Tentu, aku juga ingin berkenalan lebih jauh dengan kalian semua."

"Baiklah kalau begitu, tempatnya aku yang atur, kau cukup datang saja, oke? Jangan mendadak sibuk lagi!"

"Iya, maaf ya sebelumnya."

Sohyun melangkah pergi, dan aku mengecek pekerjaannya sekali lagi sebelum aku serahkan pada bosku itu. Kuhirup udara sebanyak mungkin hingga memenuhi paru-paruku, setelah merasa siap aku langsung menemuinya.

Tok! Tok!

"Masuk." Singkatnya dengan nada yang dingin.

Aku masuk ke dalam, aku belum terbiasa bekerja dengannya jadi setiap kali menghadap padanya jantungku berdetak seperti habis melihat hantu.

"Ini laporan keuangan."

"Simpan saja."

Aku menurut saja dan menyimpan laporan tersebut, aku mundur beberapa langkah, kemudian membungkuk hormat padanya dan buru-buru pergi dari sana—

"Sudah atur jadwalku untuk minggu depan?"

"Ne? Ah ye, sudah saya atur, saya akan berikan jadwalnya sekarang—"

"Kosongkan jadwal hari Senin sampai Rabu, aku harus pergi ke luar negeri."

"Ne? Tapi anda ada rapat penting lagi dengan—"

"Lakukan saja."

"—ah ne, saya mengerti." Kataku sempat terbata dan langsung tersenyum padanya meski dirinya tak melihat padaku sama sekali.

Sebentar. Kenapa sikapnya menjadi dingin sekali? Padahal di hari pertama dia tersenyum padaku dan kalau bicara selalu menatap padaku. Ada apa ini? Moodnya sedang jelek 'kah?

"Bagaimana dengan besok?"

Aku baru saja mau melangkah keluar, tapi tertahan lagi karenanya.

[1] My Psychopath Boss✔ || Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang