empat

8 6 2
                                    

Malam pun datang.

Aku menutup buku pelajaranku.mematikan lampu kamarku kemudian menyalakan lampu tambler.

Aku menatap hamburan bintang dilangit.dengan senyum yang mengembang di bibirku.

"Tuhan apakah acha mimpi kemarin?".kataku

"Acha bahagia,sangat bahagia".

Aku mengambil ponselku kemudian mendengarkan alunan musik.

Sambil membayangkan kejadian tadi siang.

Laju pun juga sama dia membayangkan semua kejadian tadi siang.

"Gue ga nyangka kalau jalan bersama acha bisa sangat menyenangkan".ucapnya

Sambil menatap langit langit rumahnya laju membayangkan hal hal lain yang ingin dia impikan bersama acha.

Entah kenapa yang ada difikirannya sekarang ini adalah acha,bukan devi?!.

"Apa gue udah mulai suka acha? Ah ga mungkin,bertahun tahun gue suka devi bagaimana mungkin sekarang gue suka acha.kenal acha saja baru beberapa bulan.apakah secepat itu berpindah hati?".gumamnya

Laju mengambil tasnya.

Dia mengambil sebuah buku diary.

Buku diary milik acha yang ia temukan dicave waktu itu.dia penasaran dengan isinya kemudian membacanya.

Entah apa yang dia rasakan ketika mengetahui semua cerita dibuku itu adalah tentangnya.

Apa dia harus senang atau merasa benci karena seseorang menulis namanya dalam buku privasinya.

****

Malam pun berganti menjadi pagi.

Acha bersiap siap untuk berangkat ke sekolah tetapi angkot tak kunjung datang.

"Duh mana sih angkot lama banget,ga butuh penumpang apa yak".omelku

"Udah jam setengah 7 nanti jam 7 masuk".

"Ya allah tolong acha ya allah".

Tiba tiba ada sepeda yang melaju cepat ke arah acha kemudian berhenti tepat di depannya.

"Ayo naik".katanya

Aku menunujuk diriku sendiri.

"Kebiasaan deh cha".katanya

"Ayo jam segini angkot udah ga ada,mau ikut atau engga?".lanjutnya

Aku langsung mengangguk cepat.

Kemudian duduk dibelakang pengemudi sepeda itu.

"Cha pegangan bisa?".tanyanya

Aku melingkarkan tanganku dipinggangnya dengan kaku.

Aku merasa deg degan.

Bahagia.

Khawatir.

Campur aduk.

Hembusan angin yang menerpa rambutku dan laju.mendung juga mengikuti kami.seakan menambah suasana romantis.

Aku mengeratkan pelukanku ke laju,karena udaranya sangat dingin.ditambah lagi hujan yang mulai berjatuhan.

Laju membawaku kehalte.berhenti sejenak di sana.

"Cha kalau telat gapapa kah?".tanya laju

"Iya".kataku

"sory ya,gue emang suka naik sepeda,maaf kalau nanti lo telat gara gara naik sepeda gue".ucap laju merasa bersalah.

AylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang