Part 2

18 9 3
                                    

-Happy Reading + jangan lupa voment-nya, gaiz ❤-

***

Mulmed: Samuell


***

Ia selalu saja begini. Perlu waktu yang lama untuk membuatnya nyaman pada lingkungan baru. Sekarang, ia hanya bisa menenggelamkan wajahnya di atas meja. Semuanya terlihat tertawa tanpa ada batas yang menghalangi mereka, meja Sam juga sudah dikelilingi oleh teman-teman barunya--kebanyakan cewek. Dan cowok itu tidak perlu diragukan kalau soal menggoda anak orang.

Jadwal semua kelas masih belum beraturan, semua guru masih harus mengurus berbagai dokumen murid-murid ajaran baru. Sebagai gantinya para pengurus OSIS lah yang memegang peran guru hari ini, mengisi kelas-kelas sepuluh dengan candaan mereka dan info tentang sekolah ini lalu mereka pergi begitu saja mengurus urusan yang lainnya.

"Owh, kalau itu kakak kurang tau, dek. Ntar kalau udah ada info, kakak sama anak OSIS lain bakal ngasih info ke kelas kamu, ya." ucapan kakak OSIS itu menjadi lamunan Liya hari ini.

Efra, wakil ketua OSIS yang mampu membuat Liya kagum kepadanya. Kharisma dan sikapnya menjadi alasan mengapa Liya langsung mengagumi sosok cowok tersebut. Baik, ramah, humoris, pengertian, tegas, most wanted sekolah, anak basket dan lainnya. Semua itu masuk ke tipe cowok Liya sejak dulu.

Sam yang melihat cewek itu tersenyum-senyum sendirian seraya melihat ke arah jendela berukuran besar di sebelah meja Liya, langsung menjitak kepala Liya hingga cewek itu menatapnya nyalang.

"Apa?" tanya Sam tidak merasa bersalah sama sekali.

"Lo ngapa tiba-tiba jitak kepala gue?"

Sam mendengus malas, "lagian nyengir-nyengir sendirian."

"Lah? gak tuh," sangkal Liya gelagapan sendiri.

Sam tahu cewek itu sulit percaya pada orang yang tidak dekat dengannya. Ia langsung menampilkan foto Liya yang sedang tersenyum sendirian tadi. Sebelumnya Sam memang sempat mengambil fotonya yang mirip seperti orang mabuk genjer.

"AIHH!!" Liya spontan bergerak untuk mengambil ponsel Sam. Namun, cowok itu lebih gesit dan langsung memundurkan diri beberapa langkah.

"Percaya kan?"

"Ya tapi, hapus dong komok gue! gue udah kek mabok bir itu, njirr, " ujar Liya yang masih berkutat keras untuk mendapatkan ponsel Sam.

"Nyadar juga lo. Mangkanya jangan ngelamun mulu," kekeh Sam dengan mudahnya mengelak setiap pergerakan cewek itu.

"Bacot lu. Eh.. eh.. bu guru!" Jerit Liya yang langsung terkesiap di tempat.

Sam juga melakukan hal yang sama. Namun, setelah itu Liya jadi berhasil merebut ponsel cowok tersebut dan berlari keluar kelas dengan kecepatan seperti motor gp.

"Et, anjingg!" Sam ikut berlari keluar kelas bermaksud mengejar cewek itu yang sudah mengenggam ponsel milikya yang isi galerinya eummm... (sensor).

Sam ketinggalan jejak Liya. Cewek kurus kek dia cepet juga larinya, batin Sam terheran-heran. Dia seperti orang linglung. Celingak-celinguk, mengedarkan pandangannya ke sekitar lalu berlari lagi ke arah depannya.

Because You I Pick You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang