Part 3

20 7 3
                                        

-Happy reading & jangan lupa voment-nya 💕-

***

Mulmed: Efra

Kerumunan semakin ramai mengelilingi tempat pertengkaran mereka yang sudah mereda. Tatapan kedua cewek tersebut semakin berkilat-kilat menyiratkan rasa benci. Semuanya dapat merasakan kalau keduanya sudah menyimpan rasa benci dan tak akan bisa akur dalam waktu dekat. Sam datang ke kelasnya dan melerai kedua cewek tersebut, namun ia hanya memihak satu orang saja.

Cowok itu menatap garang ke arah Liya seperti singa yang tidak diberi makan selama berbulan-bulan. Sedangkan, Reren sudah di tuntun menuju mejanya sambil menangis terisak-isak.

"Lo tuh apa-apaan sih, Liy?!" tanya Sam dengan suara yang agak membentak hingga cewek itu dibuat terkejut olehnya.

"Lo kalau marah gak usah kasar gitu!" Liya terkejut bukan main setelah mendengar bentakan Sam untuk kedua kalinya.

Dulu SMP, cowok itu tak pernah membentak cewek. Dia pasti akan mencari tahu dulu kebenarannya dan menyelesaikannya secara baik-baik. Apa cowok itu jadi semarah ini gara-gara handphone-nya, pikir Elvia

"Lo cuma liat dia jatuh!" seru Liya tak kalah galak, namun ia sebisa mungkin mengontrol suaranya agar tidak terdengar membentak.

Cewek itu sebenarnya takut jika harus menatap tajam mantan gebetannya tersebut, namun cewek itu harus bisa melakukannya jika harga dirinya tidak ingin di injak-injak seenaknya.

"LIYA! SAM! ADA APA INI?!" Suara teriakan bu Mesy selaku guru kesiswaan terdengar cempreng memecah keramaian yang timbul dari kerumunan yang mengelilingi meja Liya sejak tadi sampai waktu jam istirahat habis.

"Dia yang mulai, bu!" seru Sam menunjuk Liya yang sontak melongo tak percaya terhadap perlakuannya.

Serius, cowok ini sudah berubah drastis seratus delapan puluh derajat tidak seperti yang dulu. Sam berubah menjadi kasar dan acuh jika bertemu dengannya.

Sejujurnya, di dalam lubuk hatinya, Liya sangat merindukan Sam yang dulu. Sam yang tukang gombal kepada siapapun, ke guru-guru termasuk dirinya. Cowok itu juga sangat berkharisma saat ia memegang peran sebagai ketua kelas saat anak-anak di sekitarnya pada badung-badung.

Dia juga pernah menegur temannya jika melakukan yang sudah kelewat batas. Hal itu yang menjadi alasan Liya untuk bertahan menyukai cowok itu selama dua setengah tahun.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Hari ini siswa-siswi ajaran baru diharuskan mengikuti eskul yang mereka pilih termasuk Liya.

Sejak insiden tadi, rasanya ia ingin menenggelamkan dirinya ke dalam perut bumi alias cepat-cepat pulang dari sekolah. Seluruh tubuhnya terasa lelah, rasa semangatnya hilang begitu saja. Hal itu bisa dilihat lewat tatapan matanya. Lesu seperti orang ngantuk.

Cewek itu sudah memilih eskul silat dalam daftar formulir yang diberikan Kak Efra pagi tadi saat beberapa anak OSIS mengisi kelasnya. Jadi hari ini, ia harus berkumpul bersama kawan-kawan satu eskulnya yang berbeda kelas di lapangan sekolah. Sekarang sudah jam tiga lewat, namun sepertinya mentari belum puas memberikan cahayanya yang lebih terik. Masih panas sekali.

Because You I Pick You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang