Banyak kata fulgar disini, saya harap kalian bijak dalam memilih bacaan.
Maaf namanya sedikit aku rubah yaaa...karena aku rasa kurang pas bgt.------
Suara dentuman musik yang menggema terdengar sangat keras membuat semua pengunjung sebuah club malam meliuk-liukkan tubuhnya. Apalagi hari ini mami Rini, pemilik club malam itu mengadakan sebuah lelang perawan. Tentu saja banyak pengunjung yang hadir dari mulai pejabat sampai pengusahapun ikut serta memeriahkan acara ini. Reno dan kedua temannya Bagas, Aldo sudah duduk di sofa merah ujung ruangan."Apa kau yakin Gas ?" Aldo menuangkan minuman berwarna biru itu pada gelas berkakinya.
"Tentu saja madam Rini sendiri yang menghubungiku." Bagas yang masih asik dengan tiga wanita penghibur yang bergelayut manja pada tubuhnya.
Sedangkan Reno, ia hanya diam saja menyesap rokok tanpa berkomentar.
"Kenapa kau diam saja, ada masalah ?" Bagas yang melihat Reno diam."Tidak, lebih baik aku pergi saja dari sini ! Membosankan !" Reno bangkit dari tempat duduknya.
Tapi Aldo mencekal lengan kekar milik pria itu.
"Eittss kamu enggak mau ikutan acara pelelangan perawan ini ?""Aku enggak tertarik Do ?"
"Ayolah sebentar saja ! Aku tahu kau belum pernah merasakan lubang perawan yang begitu sempit, banyak orang bilang jika uuhhh rasanya sungguh nikmat, bahkan mantan kekasihmu saja sudah tidak perawan."
"Diam kau Aldo !" Memang benar yang dikatakan oleh Aldo, Nadine mantan kekasihnya dua tahun silam menjalin kasih dengannya ternyata sudah tidak perawan lagi. Reno masih mengingat malam dimana ia sedang bercumbu dengan Nadine dan sampai ia mendapati wanita pujaan hatinya sudah tidak suci lagi, Reno terpukul akan hal itu dan saat itu juga ia memutuskan hubungannya dengan wanita itu.
Reno masih termenung sampai suara dari MC membuyarkan lamunannya.
Ia kembali duduk dengan tenang.-------
Disebuah ruangan kecil di dalam club malam, Jasmine sedang menatap dirinya dalam pantulan kaca. Ia sudah dirias oleh Shilla dan menggunakan pakaian berwarna merah terang yang begitu minim, belahan dada yang rendah memperlihatkan separoh payudaranya serta kain transparan yang tingginya sepuluh centi diatas lutut dan tak lupa lipstik berwarna merah terang. Rambut dicurly dan heels delapan centi membuat penampilan seperti wanita penghibur."Jika kau ragu pergilah, masih ada waktu untukmu !!" Shilla memegang kedua bahu Jasmine.
Jasmine memejamkan matanya sejenak, mengingat keadaan kakek Usman yang membutuhkan pertolongan darinya. Mungkin ini adalah cara untuk membalas hutang budi pada beliau yang telah sudi menganggapnya sebagai cucunya sendiri.
"Tidak Shil, tekatku sudah bulat."Shilla menghembuskan nafasnya kasar.
"Baiklah kalau itu maumu !""Oh ya bisa aku meminta tolong padamu sekali lagi ?" Jasmine membalikkan tubuhnya dari kursi rias.
"Tentu." Shilla tersenyum manis.
"Tolong berikan uang ini pada bibi Rose, ini untuk biaya pengobatan kakek Usman." Jasmine memberikan amplop coklat tebal pada Shilla.
Yah, itu adalah uang dari mami Rini sebesar lima puluh juta.
"Baiklah, nanti aku akan menyuruh supirku untuk segera memberikannya pada bibi Rose ! Sekarang kamu keluar ya, acara sudah mulai."
Deg
Jasmine tiba-tiba merasa takut, tubuhnya gemetar. Shilla yang melihat itu tersenyum, pasalnya ia juga pernah mengalaminya, dulu.
"Kamu tenang saja, aku akan mengantarmu sampai kedepan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Bitch !
Romansa[HR #39 dalam generalfiction 28-03- 2019] (21+) KONTEN DEWASA-Berbijaklah dalam memilih bacaan. Apa jadinya jika kita dihadapkan pada dua pilihan, antara nyawa seseorang dan harga diri. Jasmine Lorena, gadis berusia 18 tahun. Hidup sebatang kara se...