Part 5

464 28 0
                                    

Reza menenteng plastik hitam berisikan bubur ayam sambil berjalan menuju UKS. Entah kenapa, senyum idiot terukir terus di wajah tampannya. Heum, sepertinya, Reza mengalami keretakan otak. Reza tau Aqila belum makan, itu yang membuat Reza ingin memberikan Aqila makan. Aneh.

Reza jarang se-care ini pada seorang perempuan. Walaupun ia sosok yang ramah dan supel. Reza sangat penasaran dan sedikit tertarik pada Aqila. Bagaimana Aqila bisa memiliki pengendalian emosi sebaik tadi?

Reza membuka kenop pintu UKS sambil menyembulkan kepalanya. Heningg

Rezapun masuk kedalam mencari keberadaan gadis yang sedang ia cari. Tapi, nihil, yang ia temukan hanya bantal dan guling di tempat tidur

"Eh, lo siapa? Ngapain disini?" Tanya suara perempuan 

"Gua Reza, nyari cewek yang tadi tidur disini. Kemane bocahnya?" Tanya Reza

"Murid baru toh ya lu? Si Qila pulang duluan katanya ada urusan" Jawab perempuan itu

"Oh, okay makasih"

Rezapun meninggalkan UKS dengan perasaan aneh

Khawatir?

Mungkin

Entahlah, yang ia pikirkan hanya bagaimana Aqila bisa pulang jika Aqila masih sakit. Oh ayolah, bagaimana jika Aqila pingsan di tengah jalan, terlindas mobil, atau di culik lalu di...

Reza menggeleng-gelengkan kepalanya kasar. Buru-buru ia menepis pikiran buruknya. Bisa-bisanya ia berpikiran negatif di saat saat seperti ini. 

Rezapun melajukan motornya untuk mencari dimana keberadaan Aqila. Khawatir? Ya Mungkin

Reza menangkap sosok seorang gadis yang tengah terkulai lemas di terotoar. Gadis itu terduduk dan menunduk sampai rambut menutupi sebagian wajahnya. Reza memarkirkan motornya sambil berlari ke arah gadis itu

Mengangkat wajahnya hingga terlihat bulir air mata di mata Aqila. Aqila menatap Reza dengan sorot terluka, namun sorotan itu segera hilang di gantikan sorot mata tegar(sok tegarnya). Aqila menepis tangan Reza dengan malas dan beranjak pergi. Berjalan dengan tertatih-tatih sambil memegangi kepalanya

Reza menatap punggung Aqila kesal. Bisa-bisanya ia memaksakan tubuh lemahnya untuk saat ini? Sesekali, tubuh Aqila ingin tumbang, namun Reza memapahnya dari belakang tapi tetap saja Aqila menolaknya dengan tubuh lemasnya

"Heh lo cewek jutek!" Panggil Reza. 

Aqila berhenti berjalan sebentar tanpa menatap Reza. Ia hanya menatap sepatunya 

Reza berjalan hingga ia berada di depan Aqila dan memegang kedua bahu Aqila. "Gue anter lo pulang" 

Mata Aqila beralih sebentar ke wajah Reza lalu ia menundukannya lagi dan menggeleng lemas tanpa berbicara apapun. Reza menggertak giginya tanda ia terbawa emosi berbicara pada mayat hidup seperti Aqila

"Denger, gue bukan mau care sama lo. Tapi lo pikir pake logika dong! Kalo lo kenapa kenapa, yang orang tua lu bakal telpon itu siapa? Pihak sekolah kan? Terus pihak sekolah mau ngasih kabar apa? Mau nanya siapa? Ya gua lah yang bawa lo ke UKS tadi. Ngerepotin tau gak lo" Ucap Reza dengan emosi 

Aqila terdiam sebentar, mendengar kata 'orang tua yang akan menelpon sekolah' Cih, apa peduli mereka padanya. Yang mereka pikirkan hanya alcohol dan ego mereka. Mereka tidak pernah sekalipun memikirkan Aqila. Aqila tersiksa? Sangat, hingga membuat mentalnya berubah seperti ini

Aqila menggeleng menatap Reza. Entah kenapa, emosinya sedikit bergejolak sekarang 

"Kenapa lo maksain diri lo sendiri? Kenapa? Kenapa lo lukain diri lo sendiri? Kenapa l--"

"Lo gak tau apa-apa, biarin gue pergi" Lirih Aqila 

Reza meringis mendengar lirihan itu. Lirihan itu benar-benar terasa pilu dan menyakitkan di telinganya. 

Reza minggir dari hadapan Aqila, masih menatap punggung Aqila yang mulai menjauh. 

1

2

3

Dan Aqila ambruk

ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang