Part 9

596 31 5
                                    

Aqila tersenyum manis melihat kedua kakak beradik ini. Dira tidur cantik dengan mulut mangap dan Reza yang tidur di lantai beralaskan karpet tebal

Aqila terduduk di Sofa. Diam sambil ia merenung sedikit. Matanya tak lepas dari mereka.

Tes tes

Setetes dua tetes air mata terus keluar dari pelupuk matanya. Nafasnya satu dua karena terisak. Otaknya tidak pernah melupakan kejadian yang sangat menyakitinya itu

Kejadian yang merupakan pintu dari kehidupannya yang berantakan dan penuh konflik. Kejadian yang merusak keluarga kecil nan bahagianya itu. Dan kejadian itu yang membuat Aqila menjadi sosok se-menggelikan ini

Tapi, Aqila merasa ada sosok yang sering memompa jantungnya untuk kembali hidup lagi. Sosok itu selalu berusaha menghidupkan kembali Aqila yang sudah seperti mayat.

Bibirnya sering pucat karena lupa tak makan

Suhu tubuhnya sering diatas batas normal

Sayatan dari cutter kesayangannya yang menghiasi bagian lengan bawahnya

Ditambah tatapan matanya yang kosong dan penuh kesedihan dan kepiluan

Terkadang, Aqila sering menyirami punggung tangannya dengan cappucino panas yang selalu di belinya di kantin. Tangannya akan melepuh, tapi rasa sakit itu seakan tak terkalahkan dengan rasa sakit yang sudah menemaninya belasan tahun

Ia hanya ingin mencari sumber rasa sakit baru dan melupakan masalah yang telah lewat belasan tahun itu. Hanya itu tujuannya melakukan hal-hal nekad seperti itu

Aqila meraih tasnya dan menyenderkan punggungnya pada tembok. Ia membuka resleting tasnya dan mengeluarkan satu benda tajam yang sering ia bawa kemana-mana

Cutter

Dibukanya cutter tersebut dan di arahkan ke tangannya untuk di goreskan kesana.

Sedetik kemudian, cutter tersebut sudah terlempar keluar jendela kamar Nadira. Aqila mendongakan kepalanya mencari dalang dari kejadian hilangnya cutter kesayanaannya

Reza menatap Aqila datar. Tanpa satupun ekspresi dan tanpa satupun kemarahan. Aqila menatap Reza kembali sama datarnya. Yang ia butuhkan hanya cutternya

"Sampai kapan lo mau kayak gini?" Lirih Reza terdengar sangat menakutkan di telinga Aqila

"Gue gak mau jawaban hm dari mulut lo, Aqila" Lanjut Reza mengetahui apa yang pasti akan di ucapkan Aqila

Reza berjongkok di depan Aqila yang tatapan matanya sudah kosong dan hampa. Di raihnya tangan perempuan itu dan di bukanya gelang-gelang yang bertebaran di sana.

Reza meringis sejenak melihatnya. Baru satu gelang yang ia buka, sudah ada banyak bekas sayatan cutter yang mengerikan menurutnya

"Lepas" Ucap Aqila terdengar mencekam

Aqila menghentak tangan Reza cepat. Ia bangun dengan perlahan dan berjalan layaknya mayat hidup entah kemana

Reza menatap punggung gadis itu sendu. Gadis tersebut sangat rapuh. Yang ia butuhkan adalah pertolongan dari orang-orang yang ia sayang. Bukan diacuhkan seperti ini.

Reza mengekori kepergian Aqila yang ternyata berujung pada halaman. Aqila mencari cutter yang di buang oleh Reza tadi. Aqila mencarinya dengan mata membengkak karena menangis dan badan lesu layaknya zombie

"Aqila.. " Panggil Reza

"Qila.." Panggil Reza lagi

"Aq--"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang