Part 6

398 25 1
                                    

Aqila meringis kecil. Memegang kepala sambil hendak membuka matanya. Sedetik dua detik, ia masih berusaha menormalkan intensitas cahaya yang menerobos ke iris matanya

"KAK REZA! PACARNYA UDAH BANGUN YEAY!" Pekik suara anak perempuan di ambang pintu

Aqila masih terdiam. Berusaha mencerna kata-kata yang di teriakan oleh gadis manis di depannya. Aqila mengamati sekelilingnya. Ia tidak tau ia dimana, tapi, ruang ini sangat tidak familiar baginya. Mungkin ini kali pertama ia menginjakan kakinya disini

"Hallooo kak" Sapa gadis manis itu. 

Aqila tersenyum getir, sifat gadis ini sangat mirip dengan Aqila sebelum kejadian tersebut. Ceria, cerewet, manis, dan bersemangat, itulah Aqila kecil. Tapi Aqila yang sekarang bukan Aqila yang dulu lagi. Semua bisa berubah kan?

"Kakak sakit ya? Mana yang sakit? Muka kakak pucet" Gadis itu memeluk Aqila dengan erat. Aqila merasakan kehangatan dalam pelukan itu. Aqila bisa merasakan getaran kasih sayang yang telah lama hilang dari hidupnya. 

Nyaman dan hangat

Aqila benar-benar merindukan pelukan kasih sayang ini. Hingga ia tidak bisa menahan isak tangisnya 

"Kakak kenapa? Dira meluknya kekencengan, maafin Dira, kak huee" Gadis kecil bernama Dira itu melengkungkan bibirnya

Aqila menunjukan senyum manis yang telah lama tidak ia gunakan. Sambil menyapu air matanya, ia kembali menatap Dira lembut. Dira benar-benar membuatnya bahagia walaupun hanya dalam hitungan sepersekian detik 

"Aqila" Aqila mengulurkan tangannya dan disambut dengan tangan Dira 

"Adira, panggil Dira aja ya, kak" Pekik Dira yang membuat Aqila kembali terkekeh 

"Heh, Dirot! Ngapain lu teriak teriak sih?" Reza masuk ke kamar ini sambil menatap Dira

"Dirat dirot! Nama w itu Dira! Tuh kak, pacarnya nyebelin banget" Rengek Dira pada Aqila 

Aqila mulai memasang wajah datarnya sambil menatap Reza. "Lo gimana? Udah baikan?" Reza duduk di sebrang Aqila

Aqila mengangguk kecil. "Kak Qila! Makan yuk!" Ajak Dira sambil menarik tangan Aqila

Senyum kembali terukir sempurna di wajah Aqila. Reza tertegun melihat senyum manis itu. Aqila berwajah datar saja sudah sangat cantik, apalagi dengan senyum manis seperti ini. Reza hampir lupa cara bernafas karena terlalu lama menatap Aqila

"Bang, kak Qila di liatinnya biasa aja dah. Ayo makan" Ajak Dira. Rezapun tersadar dari lamunan bodohnya. 

"Ck, iye bawel" 

Aqila hendak bangun dari duduknya, namun entahlah, kakinya masih sangat lemas untuk berpijak dengan lantai sekalipun. Rezapun dengan sigap memegangi badan Aqila. Tangan kirinya merangkul pundak Aqila, sementara tangan kanannya menggenggam tangan Aqila lembut

"OHOK OHOK. HORMATI MBLO DISINI! OHOK" Teriak Dira sangat tidak santai

"Berisik lo" 

"Belum bisa jalan?" Tanya Reza. Aqila menggeleng pelan

Rezapun membantu Aqila berjalan dengan hati-hati. Dira memandangnya dengan tatapan sinis. Ia lalu mengambil I-Phonenya lalu menekan app snapchat miliknya

"ABANG!" Panggil Dira

CKLIK

"Sialan lo, Dirot! Apus gak?" Ancam Reza ketika Aqila sudah duduk di meja makan

"Iya, Dira apus, tapi udah gue share di snapchat!! HAHAHAHA" Dira tertawa kencang melihat wajah konyol Reza

"Sialan lo, bakal gue bales liat aja nanti"

"Owh, atut aku" 

Aqila kembali tersenyum kecil. Ia benar-benar merindukan suasana penuh kasih sayang seperti ini. Bukan suasana mencekam dan menyeramkan seperti di nerakanya(rumah). Yang ia harapkan dari hidup hanya ini, kasih sayang, tidak lebih...

Tapi kenapa rasanya sulit sekali?

ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang