Amplop Merah Muda

20.2K 1.1K 93
                                    

Please kasih aku kritik + saran ttg cerita PP sampai sejauh ini menurut kamu kayak gimana? Biar aku bisa tahu letak kurang gregetnya itu karna apa.

And yeah.. aku juga heran sekaligus mau tanya; kenapa sih, kalian cuma vote banyak2 cuma pas dichallenge doang?
Padahal nih ya.. kalo vote+komen nyenengin, semangat penulis buat lanjut cerita itu makin besar. Makin cepet.

Jadi intinya kita sama2 menyenangkan satu sam lain kan? :)

❤❤❤

Untuk pembaca PP yang mau tau siapa itu Annabelle yang disapa Shalom di part sebelumnya, bisa order buku My Pervert Boyfriend di google playstore atau versi cetak.

(Info lebih lengkap, cek postingan terakhirku di cerita my pervert boyfriend)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Info lebih lengkap, cek postingan terakhirku di cerita my pervert boyfriend).

See ya :)

•○•

Ayya membuka pintu rumah dengan gerakan lesu. Setelah meninggalkannya untuk rapat, Rey sama sekali tidak mengatakan apa pun  hingga ia memutuskan pulang tanpa mendapat jawaban.

Lagipula, sikap Rey terlalu membingungkan. Hanya karna ia menceritakan bahwa Bayu sempat menyentuh lengannya, Rey langsung menampakkan wajah seseram itu.

Apa yang salah? Bukankah yang seharusnya Rey lakukan adalah bersikap tidak peduli layaknya sekarang?

Sial. Rey sedang marah. Ia bukan tidak peduli seperti sebelumnya.

“Nyonya sudah pulang?” Maemunah datang tergopoh-gopoh dari dalam rumah dengan amplop merah muda. Sang Nyonya mengerutkan kening saat wanita paruh baya itu menyodorkan benda itu padanya.

“Ini apa, Bi?”

“Tadi ada kurir ke sini. Katanya ada surat untuk nyonya.”

Ayya menerima amplop itu dengan ragu. Tidak ada tulisan apa pun selain catatan
bahwa surat itu memang benar ditujukan untuknya. “Kok nggak ada nama pengirimnya, ya?” gumamnya.

“Saya permisi dulu, Nyonya.”

Maemunah pergi setelah Ayya mengucapkan terima kasih. Gadis itu beranjak menuju kamarnya sambil membawa amplop merah muda itu bersamanya.

Setelah sampai di dalam kamar, Ayya langsung merobek amplop itu dan
mengeluarkan isinya. Ia semakin kebingungan dengan kalimat sebaris yang ada di sana.

Senang bisa bertemu denganmu lagi  ❤

“Aneh!” dengan sembarang, Ia meletakkan surat itu ke atas meja rias. Kepalanya pusing dan yang paling ia inginkan saat ini hanya merendam tubuhnya di dalam busa dan kehangatan air dalam kubangan mewah milik suaminya.

Ia tidak menampik bahwa Rey memiliki
rumah dengan fasilitas sempurna. Segala perabotan terlihat mewah dan berkelas.

Tentu saja! Dia seorang pengusaha besar dan kamu baru mengetahui itu sekarang.

Pengantin Pengganti ✔ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang