Tampak seorang gadis cantik yg rupawan dengan tampang manisnya yg mengenakan style swag, terlihat berdiri di depan pintu apretement seseorang dengan sedikit tidak sabaran, senang dan degdegan bercampur jadi satu...gugup, tentu sajah, bukan hanya senang tapi juga merasa penasaran rasa takut baginya...gadis rupawan itu menekan bell entah yg ke berapa kali ini dia menekannya namun sang pemilik tidak muncul juga untuk membuka pintu tersebut, mengumpat kesal dan menghentakan kakinya cukup berapa kali ke lantai. Tak lupa menge-cek alamat yg di berikannya. Benar pikirnya.
Celingak celinguk ke atas dan ke kiri kanan berharap ada bolong untuk mengintip ke dalam...namun bodoh, yg benar sajah tempat elit dan megah seperti itu ada bolong sembarangan..jendela sajah tidak ada kecuali jendela khusus di balik lain.
Tidak sabar menunggu, kali ini ia menempelkan telinganya ke papan pintu hingga rapat berharap mendengar sesuatu dari dalam..namun malah hening tidak mendapatkan suara apapun.."Aisaahh...rasanya aku ingin mendobrak pintu ini, jika sajah pintu ini terbuat dari kayu biasa sudah aku tendang..ahhh!" Pekiknya memijat pelipisnya frustasi.
Lisa...dialah Lalisa Manoban yg di undang oleh Jennie ke tempatnya namun entah ke mana Jennienya itu.
Merasa lelah sendiri Lisa menyenderkan punggungnya ke balik tembok dengan wajah murung.2 menit..
*Kreeetttt
Lisa langsung antusias saat mendengar pintu terbuka. Matanya melebar mulutnya menganga lengkap menelan ludah kasar hingga berulang kali. Lantas matanya menjelajahi tubuh Jennie dari ujung kaki hingga ujung rambut ia absen seinchipun tidak ada yg terlewatkan. Semakin tercekat saat lekat lekat memandangi tubuh indah Jennie yg hanya terbalut handuk cukup tinggi beserta rambut di cepol asal membuat gadis mata kucing itu sangat sexy, Lisa tak berkedip seolah takut ada yg terlewatkan dari mahkluk tuhan yg ada di depannya yg amat menggoda imannya...
"Ekhemm!"
Lisa tersentak dan sadar dari khayalan mesumnya saat Jennie berdehem.
"H-h-hai.." Safa Lisa terbata lengkap dengan cengiran kikuknya. Jennie menaikan satu alisnya mendapatkan sikap Lisa
"Masuk!" Suruh Jennie melebarkan pintunya mempersilahkan Lisa masuk.
Lisa menurut menyelonong melewati Jennie dengan jantungnya yg hampir copot karna berpacu di dalam.Setelah Lisa masuk Jennie kembali mengunci puntunya.
"Shitt...apa maksudnya ini? Apakah dia sengaja menggodaku? Sudah tau aku mencintainya, bagai mana jika aku lupa dengan di suguhkan badan seperti itu" Umpat Lisa dalam hati
"Sorry...aku baru selesai mandi dan mendengar bell sangat berisik jadi aku belum sempat pakai baju" Ujar Jennie datar. Sebelum ia membuka pintu tentu sajah hati hati dan melihat terlebih dahulu dari kaca bulat kecil di pintu atasnya setelah tau yg datang Lisa Jennie malah menyeringai dan sengaja tidak mengenakan pakaian dulu.
"Ah..iya tidak apa apa, aku justru senang melihatmu seperti itu" sahut Lisa menggaruk lututnya yg terasa getar
"Apa maksudmu?" Tanya Jennie sambil memegang handuknya
"Hah? Maksudku, ah lupakan" Lisa segera menyadari ucapannya
"Tunggulah, aku akan masuk kamar dulu" datar Jennie dan di balas anggukan oleh Lisa.
Setelah Jennie masuk kamar Lisa celingak celinguk melihat seisi apertement Jennie dengan takjub.
"Indah" Ucapnya pelan saat menatap photo Jennie di atas meja yg ukurannya cukup besar
"Kenapa masih berdiri?" Tanya Jennie yg muncul kembali
Lisa segera menoleh dan mendapati Jennie yg sudah berpakaian lengkap, celana pendek serta kaos ketat warna pink.
KAMU SEDANG MEMBACA
>Why Not Me.. Is Fake< (Jenlisa)
RomanceAku Menyalahkan Takdir Yg Menjadikanku Seorang Wanita, Kenapa Aku Tidak Menjadi Seorang Pria Sajah?_Lisa