Sudah satu minggu setelah kejadian Jennie mengetahui siapa sebenarnya kekasihnya itu,
Gadis bermata kucing itu telah menghapus nomor Lisa dari kontak maupun dari pesan pesan atau lainnya. Ia tidak ingin lagi berhubungan dengan gadis yg sudah menipunya sekian lamanya, namun percuma sajah nomor Lisa yg selalu muncul di ponselnya dari chat atau memanggilnya. Ia setelah ketauan Lisa sudah berani menelponnya dan semua isi pesannya adalah sebuah permohonan maaf, namun tidak ada satu pun yg Jennie balas karna tidak ingin berhubungan lagi dengan Lisa.Tetapi sepertinya keinginannya telah terabaikan oleh tuhan lagi lagi saat ini dia harus melihat Lisa bersama kawannya yg baru masuk restoran bisa mereka datangin.
Begitu mata mereka bertemu Jennie segera buang muka ke arah lain. Meremas ujung bajunya di bawah meja sebagai pelampiasan rasa kesalnya seolah wajah itu adalah musibah terhebat baginya karna sudah merasa di tipu selama ini..Lisa duduk dengan perasaan galau dan gundah, matanya terus tertuju pada gadis yg duduk di pojokan dengan juteknya.
Somi langsung meraih buku menu makanan mata tajamnya sibuk menjelajahi setiap gambar makanan yg terpapang di sana lipatan demi lipatan ia buka dengan sedikit terburu buru karna sudah merasa lapar,
Rose sibuk clingak celinguk entah apa yg ia cari dengan tampang polos"Kalian ingin makan apa?" Tanya Somi namun tak memindahkan tatapannya dari menu makanan
"Nasi putih+ikan bakar+ayam goreng, minumnya juss mangga sajah" Sahut Rose yg mulai merogoh ponselnya di dalam tasnya
"Kau lisa?" Tanya Somi pada Lisa namun tetap fokus pada bukunya
Beberapa detik tidak ada jawaban dari gadis yg di tanya, Somi sedikit melirik Lisa begitupun Rose, Somi dan Rose saling tatap kemudian kedua mata gadis itu mengikuti arah padangan Lisa, mengetahui apa penyebab kediaman Lisa Somi dan Rose menghela nafas kasar.
"Samakan sajah" Komentar Rose menatap Somi
Somi mengangguk ia lantas menaikan tangannya ke udara tanda memanggil sang pelayan.
"LISAAAAAA!" Teriak Somi tepat di depan telinga Lisa. Kalau sajah tempat tissue yg ada di atas meja tidak di pegang Rose mungkin sajah sudah melayang entah kemana alhasil Lisa yg terkaget bukan main
"Sialan kau! Kau ingin aku mati muda, eohh?" Protes Lisa tidak terima seraya mengurut dadanya
Semua mata pengunjung terarah pada mereka dan menjadi bahan ke anehan semua orang termasuk Jennie yg jenggah atas kelakuan di meja Chaelisom.
"Kau hanya diam sajah? Idiot hah?"
*PLAK
Satu tamparan di berikan pada Somi dari Lisa. Somi kesal hendak membalas tamparan Lisa namun segera di cegat oleh Rose,
"Kalian ini bikin malu sajah! Aku sangat malu karna kita menjadi pusat perhatian semua orang!" Ujar Rose sembari menutup separuh wajahnya dengan tasnya
Lisa dan Somi melihat arah sekitar lalu tersenyum kikuk pada semua orang yg menatapnya terheran. Lalu mata Lisa tertuju pada Jennie namun seketika matanya antisias begitu melihat Jennie sudah bangkit berisap akan pergi.
"Aku pergi sebentar" Ucap Lisa buru buru mengejar Jennie yg sudah keluar yg di balas gelengan kepala oleh Chaesom karna sudah tau tujuan Lisa.
"Jen..!" Panggil Lisa begitu di parkiran. Langkah Jennie terhenti dan mendengus mendengar suara yg sudah ia hafal
"Jenn..." Panggil Lisa lagi yg kini sudah di belakang Jennie
"Siapa kau?" Tanya Jennie datar nan dingin bersamaan membalikan tubuhnya
"A-aku.-" Lisa bingung dan menunduk malu sambil menggaruk tangan kirinya sebagai pelampiasan rasa malunya
"Eh..tunggu!" Cegat Lisa karna melihat Jennie sudah kembali melangkahkan kakinya
Jennie menatap horor pada tangan Lisa yg memegang pergelangan tangannya
Lisa yg menyadari kan hal itu praktis menarik tangannya.
"Ma-maaf!" Ucapnya takut dan gugup
"A-aku...minta maaf" lanjutnya seraya memainkan ujung blazernya di bawah sambil memunduk, gadis itu hanya mampu mentap kaki indah Jennie yg mengenakan high heels cukup tinggi. Menatap kakinya sajah hati Lisa sudah ser seran karna saking jatuh cintanya pada Jennie hingga kaki Jennie sajah tampak wajah bidadari yg tersesat di bumi.
"Maaf? Memangnya kau siapa?" Datar Jennie dengan santainya bersilang tangan di dada
Dengan memberanikan diri Lisa akhirnya mendongak menatap wajah Jennie yg datar dan dingin
"Baiklah...kau belum mengenalku kan? Perkenalkan namaku Lalisa Manoban orang yg sangat mencintaimu sepenuh hati"
Telinga Jennie terasa panas kakinya gatal ingin sekali menendang orang di depannya hingga tak balik lagi ke hadapannya.. bagai mana tidak kesal dan jenggah, sudah menipunya habis habisan dan sekarang masih berani muncul mengganggunya dan lebih parahnya tanpa merasa salah dan dosa dengan lantangnya mengatakan cinta. Dan hal itu membuat si gadis bermata kucing berdcak kesal setengah mati
"Jen...tunggu! Tolong maafkan aku, aku minta maaf..! Aku tau aku salah padamu tapi kau tau, itu karna aku sangat mencintaimu" Cegah Lisa lagi saat Jennie berbalik akan pergi. Lisa menyatukan tangannya memohon maaf dengan sungguh sungguh
"Tolong maafkan aku jen, aku menyesal sudah melakukan itu padamu, tapi aku akan lebih menyesal jika kau terus menghindariku itu membuatku terus terhantui oleh rasa bersalahku" Ujarnya terus menunduk seperti tadi hanya menatap kaki Jennie seakan akan wajah Jennie berpindah di bawah kaki
"Beri aku maafmu jen, aku menyesal sungguh! Aku harus apa? Apapun hukumanmu atau kau ingin membalasnya aku terima asal kau memaafkanku.." Lanjut Lisa serius
Terlintas seketika nitanya, Jennie menyeringai lalu menatap Lisa
"Kau ingin ku maafkan?" Tanya Jennie sedikit memiringkan wajahnya untuk melihat wajah Lisa namun segera kembali menegakan wajahnya saat Lisa dengan antusias menatapnya
"He'em..sangat mau!" Angguk Lisa cepat lengkap dengan mata yg berbinar binar
Jennie terkekeh geli melihatnya sambil mengendarai pandangannya ke arah sekitar.
"Ok...jika kau ingin ku maafkan, nanti malam kau datanglah ke apertementku" datar Jennie membuat Lisa terkejut senang pikirannya langsung mengacak ke area Negatif
"Mauu..tapi aku tidak tau alamatnya" Ujar Lisa tersenyum senang
"Nih.."
*plek
Jennie menempelkan kartu alamat tinggalnya ke pipi Lisa cukup kuat. Awalnya mau ke jidat Lisa hanya sajah jidatnya di kurungi oleh poni jadinya di pipi
Lisa meringis namun ia tersenyum lebar dan menatap mobil Jennie yg sudah berjalan semakin menjauh.
"Yasss!!" Girangnya sambil jingkrak jingkrak tidak jelas. Tidak peduli pada orang yg berlalu lalang melewati dirinya dengan aneh
Lisa kembali masuk untuk menghamiri Rose dan somi dengan hati yg berbunga bunga.
Typo
[Vote]
Pendek~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
>Why Not Me.. Is Fake< (Jenlisa)
RomantizmAku Menyalahkan Takdir Yg Menjadikanku Seorang Wanita, Kenapa Aku Tidak Menjadi Seorang Pria Sajah?_Lisa