Bab 3

74 7 4
                                    

Loka mengingat ingat kejadian tadi . Baru saja ia sehari bersekolah sudah mendapat masalah. Tadi Aisy berniat mengantarkan Loka pulang tapi ia menolak. Ia tdak ingin merepotkan orang lain.

"Assalamuallaikum" suara salam dan ketukan di pintu membuatnya melupakan masalah sejenak. Ia harus bersikap biasa saja . Bundanya tidak boleh tahu kalau ia mendapat masalah.

"Waalaikumusallam." Bergegas ia menyalami bundanya. "Bunda udah pulang.?"

"Iya, Ka bunda udah kerja jadi pembantu di rumahnya pak Abimanyu. Orangnya baik." Bundanya terlihat sumringah tidak seperti biasanya. "Gimana sekolah kamu?" Ujarnya lagi.

"Baik bun, teman temannya juga asik." Jawabnya dengan senyum pahit.

****

Pukul 06.20 masih terlalu pagi Loka tiba di sekolah. Belum terlalu banyak siswa di kelasnya yang datang. Ia duduk di kursinya. Aisy belum datang, Cindy dan Sari juga. Loka memutuskan tidur sejenak.

"Alokalola" sayup sayup ia mendengar suara cempreng khas Aisy . Ia perlahan membuka matanya, mengerjap ngerjapkan untuk menghilangkan rasa kantuk yang tersisa. Ternyata kelas sudah ramai.

Bel istirahat berbunyi membuat siswa yang tadinya mengantuk menjadi segar kembali. Loka dan Aisy di minta pak Sugiono membawakan tugas ke Kantor.

"Berat Al?" Loka menggeleng dan terus berjalan. Melewati lapangan basket yang sedang ramai.

Brukk! Sekonyong konyong Bola berat itu melayang tepat di kening Loka . Loka terjatuh, ia merasakan pusing yang amat sangat. Mungkin jika di Visualkan, ada burung burung mengelilingi kepala Loka. Banyak siswa yang melihatnya tapi tanpa ada niat membantu.

"Eh sory, gue sengaja." Seorang cowok melangkah angkuh menghampiri Loka.

"Lo, kelewatan Kav." Aisy yang tadinya diam mulai bersuara. Iya, cowok itu Kavial. Ia sengaja melemparkan bola basket ke arah Loka.

Loka merasakan kepalanya berputar putar . Bukannya ada yang menolong malah mereka hanya menonton. Loka berusaha berdiri, membiarkan pusing yang dirasa. Ia berjalan meninggalkan Aisy yang masih memarahi Kavial.

"Lo, nggak papa?" Sebuah dekapan membantunya berdiri ketika akan jatuh. Belum sempat menjawab pusing sudah merenggut kesadarannya. Ia pingsan.

Loka mengerjapkan matanya . Ia berada di UKS, kepalanya masih pusing . Sikunya terasa perih. Mungkin tadi tergores saat ia jatuh.

"Lo udah sadar?." Terdengar suara berat milik cowok yang menolongnya tadi .

"Ka-kamu siapa?." Loka menatapnya bingung.

"Gue Candra. Kelas XII IPA 4. Nama lo siapa.?" Cowok yang di ketahui bernama Candra menyunggingkan senyum manisnya.

"Aku, Aloka kak. Kelas XI IPS 2 . Makasih tadi kakak udah nolongin aku ." Loka menjawab dengan memamerkan senyum manisnya yang memikat.

Candra terkesiap seketika, terpesona mungkin.

"Kak.?" Suara lembut Loka menyadarkan Candra dari keterbengongannya .

"Ehm, lo disini aja nanti gue jemput . Jangan kemana mana istirahat aja." Candra berdehem menghilangkan kegugupannya .

Sudah hampir tiga jam Loka berdiam diri di UKS, tadi beberapa kali Aisy, Sari dan Cindy menjenguknya . Sebenarnya Loka ingin masuk kelas mengikuti pelajaran. Tapi Sari melarangnya.

"Pulang yuk, gue anterin lo." Lagi lagi suara berat Candra mengaggetkan Loka.

Bel berbunyi sebentar lagi tapi Candra sudah mengajaknya pulang, sebenarnya Loka ingin menolak tapi Candra memaksanya , lagipula Aisy dan Lainya tidak bisa mengantarnya karena ada keperluan. Akhirnya di sinilah ia berada . Di cafe Melati, Candra mengajak Loka makan terlebih dahulu sebelum mengantarnya pulang .

"Maaf dan Terima kasih kak." Loka mengatakan dengan menunduk.

"Hah?." Kening Candra berlipat, ia tak mengerti maksud Loka.

"Maaf udah ngerepotin kakak, dan Terimakasih untuk hari ini." Ia benar benar malu mengatakannya . Pipinya memerah .

Candra hanya terkekeh, melihat perubahan warna pipi Loka. Ia suka itu.

"Kak maaf, rumah aku kecil, aku juga nggak bisa bolehin kakak masuk karena nggak ada orang di rumah." Loka menunduk ia merasa bersalah, jika ada bundanya mungkin Candra bisa mampir hanya sekedar melepas lelah.

Candra tersenyum seraya mengacak-ngacak puncak rambut Loka. Ia suka melihat Loka yang malu malu .

"Nggak papa dan Lo gausah panggil gue Kakak, Candra aja." Candra melihat jam di pergelangan tangannya, ia harus segera pergi.

"Oh iya satu lagi, besok jangan berangkat pagi pagi." Setelah mengatakan itu Candra langsung meninggalkan Loka yang berdiri keheranan.

***

Kenapa, Candra ngelarang Loka berangkat pagi. Penasaran kan? Gue juga sih😅

 Penasaran kan? Gue juga sih😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cindy Margareta

KavialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang