Matahari sudah menampakkan dirinya sejak tadi, namun Kavial masih bergelung nyaman diatas kasurnya. Ia berniat membolos hari ini, ia akan menjemput Medey, sepupunya .
Sepupunya itu baru saja kembali berlibur dari Spanyol . Itulah enaknya menjadi anak pemilik yayasan, bisa berlibur di saat hari sekolah.
Ponsel di nakasnya berdering memaksa Kavial membuka matanya .
Medey: jemput gue nyet!
Ia mendengus pelan, kemudian beralih pada notifikasi yang lainya.Bibirnya terangkat sedikit, membaca pesan chat tersebut, Ia tersenyum tipis, sangat tipis.
Aloka: bukannya bola basket keras ya?
Kavial ingin tertawa, betapa bodohnya gadis bernama Aloka itu. Bagaimana mungkin Aloka tidak tahu maksud dari pesannya kemarin. Kavial menggeliat, kemudian bersiap menjemput Medey.
Sementara di rumah Aloka, Lasmi tengah menyiapkan sarapan untuk putrinya . Kemarin setelah pulang bekerja, Lasmi mendapati Aloka sudah tertidur. Sebenarnya ia ingin menyambut putrinya ketika pulang sekolah, menanyakan apa saja yang di kerjakan Aloka di sekolah. Tapi tuntutan pekerjaan mengharuskan Lasmi pulang setelah magrib.
Tinn!! Tinn!! "Assalamuallaikum."
"Loka tolong bukakan pintu nak!." Lasmi berteriak memanggil Aloka. Sepertinya ada orang bertamu.
"Iya bun sebentar." Aloka yang tengah bersiap dikamarnya, segera melngkah ke luar membukakan pintu.
"Hai." Tepat saat Aloka membuka pintu, dirinya dikejutkan oleh kehadiran Kakak kelasnya itu.
"Ah, ka- kak Candra? Ada apa kak?" Iya, orang itu Candra. Aloka tergugup, mengapa Candra ada di rumahnya.
"Gue kemarin kan bilang mau jemput lo." Candra tersenyum. " Ah iya, gue kan udah bilang jangan panggil kakak." Ujarnya lagi.
"Bukannya ka-kak, ehm maksudnya Candra kemarin nggak bilang mau jemput? bilangnya cuma jangan berangkat pagi, jadinya aku ini agak siang berangkatnya." Candra tersenyum mendengar perkataan Loka, cewek di depannya ini benar benar lugu.
Setelah mempersilakan Candra masuk, mereka sarapan.
"Habis ini cepet berangkat ka, sudah siang!" Ujar Lasmi mengingatkan. Loka hanya mengangguk angguk.
"Loka berangkat bun." Lasmi menyalami tangan ibunya, hal serupa dilakukan juga oleh Candra.
Hari ini Aloka terlihat ceria, ia tak tahu mengapa, semenjak adanya Candra Loka menjadi suka tersenyum sendiri. Mungkinkah Loka jatuh cinta? Oh itu tidak boleh terjadi.
Sebenarnya jarak rumah Loka ke Sekolahan hanya memakan waktu 25 menit saja. Tapi saat bersama Candra semua itu terasa lambat dan Loka menyukai itu.
"Lo cantik." Perkataan Candra sontak membuat pipi Loka bersemu merah. "Tapi kalau sendirian." Pipi Loka yang tadinya memerah karena malu kini memerah menahan kekesalannya.
Candra hanya terkekeh melihat itu, parkiran sudah ramai, semua mata tertuju pada seorang gadis yang turun dari motor besar milik Candra.
"Wah baru sekolah dua hari udah dapat gebetan"
"Ganteng banget sih Candraku"
"Candra gercep anjay!"
"Alah jalang gitu, cantikan juga gue"
Begitulah kira kira gumaman dari para siswa yang ada di sekitar parkiran, ada yang memuji , ada yang kagum , ada pula yang menghujat, tapi Loka dan Candra tidak menghiraukan itu toh mereka tidak merugikan orang lain bukan.
"Yuk gue anterin ke kelas lo." Sebenarnya Loka hendak menolak,tapi Candra lebih dulu menyeret tangan Loka menuju ke kelasnya.
Di bawah pohon besar ada sepasang mata yang memperhatikan mereka . Gadis itu tersenyum licik.
"Semuanya segera dimulai, tanpa gue turun tangan." Ceracaunya disertai senyumnya.
***
Yah ujian sekolah telah berakhir, hmm nulis lagi .
Candra Angkasa Dewa
KAMU SEDANG MEMBACA
Kavial
Teen FictionBagaimana bila tiga cowok yang memiliki kebribadian berbeda menyukai orang yang sama?. Candra Angkasa Dewa, spesies cowok baik, di senangi banyak orang dan yang paling penting dia Humoris. Medey Alean Darmawangsa, cowok dengan sejuta kalimat indahn...