[17] Letter "Purple"

241 17 0
                                    

Sore...aduh auhor upnya sore sore, soalnya ada keperluan mendesak juga so Happy Reading..❤

******

Alia merebahkan tubuhnya, dirinya sungguh lelah dengan semua ini. Berpura pura bahagia di hadapan orang lain sangat menyakitkan, dia sudah melakukan apa yang menurutnya benar selama ini, tapi kenapa dengan dirinya?
Dia mencintai Suga, tapi apa masalahnya?

Apakah salah jika dirinya mencintai seseorang? Apa gadis seperti dirinya tidak berhak bahagia?

Hiks..hiks..

Alia terisak di ranjangnya, tubuh yang semula berbaring kini meringkuk layaknya seorang janin dalam kandungan. Bibirnya masih terisak lirih dengan diselingi gumaman-gumaman kecil, matanya terus mengeluarkan air mata. Dadanya semakin sesak jika mengingat hari-hari yang selama sebulan ini dia habiskan bersama member BTS.

“Kim Tae Ra, apa kau mau menjadi noona ku?” -Jungkook

“Kau tau? Aku selalu senang jika ada seorang gadis di sini, karna akan ada orang yang bisa kuajak mengobrol jika aku bosan.” -Jimin

“Akan ada yang selalu mengingatkanku jika aku lupa memakai sepatu saat latihan dance.”
-Taehyung

“Kau selalu membantuku memasak makanan bahkan sarapan untuk kami semua, kau seperti adik kandung bagiku.” -Jin

“Nasi gorengmu aju mas-issneun, aku jadi berpikir untuk memakannya menjadi sarapan setiap hari.” –J-Hope

Mereka semua sungguh sangat baik padanya, mereka semua kecuali Namjoon. Pria itu sama sekali tidak pernah menganggapnya sebagai manusia yang memiliki hati dan perasaan, Alia masih ingat benar dengan ancaman dan perintahnya.

“Aku mau kau, meninggalkan Suga-hyung dan pergi dari sini! Jangan berhubungan dengannya lagi.”

Pria itu sungguh keterlaluan padanya, apa salah Alia sebenarnya? Dengan gusar gadis itu bangun dari posisinya lalu berjalan mendekati balkon apartmen, menghadap langsung pada cerahnya matahari pagi di kota Jakarta dan menikmati hembusan angin yang menerpa lembut wajahnya. Wajahnya begitu menyedihkan dengan jejak air mata yang sepenuhnya masih berlinang, hidungnya memerah dan matanya terlihat sangat sembab.

“Nado sarangheyo.”

Kata kata itu bagaikan anak panah yang menghunus langsung pada jantungnya, terasa nyeri tapi tidak mengeluarkan darah sama sekali. Alia merasakan nyeri pada hatinya jika mengingat Suga mengatakan itu, masih terlihat jelas di ingatannya bagaimana raut wajah bahagia pria itu.

“Hiks...hiks..oppa mianhae.

**********

Sarangheyo oppa.”

Suga terbagun dari tidur siangnya, matanya melirik jam pada nakas yang menunjukan pukul 14:35. Pria pucat itu tidak biasanya bangun pada jam jam seperti ini, biasanya dia akan menghabiskan paling lama tidurnya adalah 3 jam.

Entahlah, kata-kata yang diucapkan Alia pada malam itu begitu membayanginya. Rasa hangat yang menjalar pada hatinya segera tergantikan dengan rasa kecewa yang begitu besar saat gadis itu pergi meninggalkannya.

I purple You (Suga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang