One.

4.1K 369 12
                                    

"Dir, sebarin angket bulanan biro ke maba," kata Doyoung tiba-tiba sambil menaruh setumpuk angket biro tepat disamping Dira.

Dira yang saat itu sedang asyik mengunyah siomay langsung menatap Doyoung kesal, "Waktu gue tk kayaknya gue diajarin deh sama orang tua gue kalo mau minta bantuan orang itu harus bilang-"

"Tolong," sambung Doyoung. "Nah, tuh tau," balas Dira lalu menaruh piring siomay disisinya yang lain.

Doyoung menatap Dira dan duduk dihadapannya, "Tolong sebarin angket bulanan biro ini ke maba ya, Dira," ucapnya dengan nada malas

"Cakeeep," saut Dira

"Btw, angket lagi? Bukannya kemaren udah pas oprec hima?"

Doyoung mengangguk, "Beda lah, ini angket buat oprec biro. Satu minggu setelah staf muda alias maba resmi jadi pengurus hima, baru dibuka perekrutan anggota biro,"

"Hm gitu...," gumam Dira, "Hehe, tapi gue tuh selalu bantuin lo ini itu, padahal gue bukan anak hima. Emangnya anak hima gaada ya yang bisa lo mintain tolong nyebar ginian?"

"Gaada. Mereka semua kan sibuk sama tugasnya masing-masing, bakal lama," balas Doyoung, "lo kan nganggur, jadi pasti cepet,"

"Nganggur banget ya, Doy?"

"Iya lo nganggur"

"Enak banget, Doy,"

"Iyalah enak, makanya gue kasih kerjaan,"

Dira mendengus kesal, "Baru gue nemu orang minta tolong sekaligus ngehina,"

Doyoung menarik sendok siomay yang dipegang Dira dan menahannya, "Gue gak ngehina, siapa sih yang bilang gue ngehina lo?"

Dira mengisyaratkan jari telunjuknya pada Doyoung.

"Apasih? Ngatain lo nganggur emang ngehina, ya?"

"Gatau. Siniin sendoknya gue mau lanjut makan!"

"Gue gak ngehina lo, Dira!"

"Ish gue mau makan, Doyoung,"

Doyoung pun mengembalikan sendoknya dan menatap Dira aneh.

"Lo butuh kapan angketnya? Gue gabisa nyebarin hari ini, sih," tanya Dira "Paling hari jumat, gimana?"

"Gue butuh secepatnya, biar bisa gue bagiin ke masing-masing ketua biro. Emang kenapa sih gabisa hari ini aja?" Doyoung membenarkan posisi duduknya.

"Ya gue ada urusan lain lah, emang urusan gue cuma angkot lo doang, gue juga sibuk kali," balas Dira

"Angket, Dir, bukan angkot."

Dira hanya memutar bola matanya, "Yang penting gue sebarin, tenang aja,"

Doyoung lalu mengangguk dan kembali menatap Dira yang ada dihadapannya.

×××

Dira memasukkan tumpukan angket biro yang sudah terisi kedalam totebag miliknya. Ia akan menemui Doyoung dan mengembalikannya padanya.

"Gila, dihipnotis apa ya gue sama Doyoung sampe mau segininya ngebantu dia?" gumam Dira sambil mengingat wajah Doyoung yang menyebalkan.

Dira pun mengambil handphonenya dan mengirimi Doyoung pesan,

LINE

Dira
Doy, angketnya gue anterin kemana?

Doyoung
Ya ke gue lah

Dira
Kemana bukan ke siapa-_-

Radio • DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang